Monday, November 9, 2020

Menyongsong Windows Open Opportunity











Menyongsong Windows Open Opportunity

Wabah covid-19 membuat pemerintah harus mengalihkan banyak program pembangunan untuk menolong masyarakat terdampak virus corona. Tapi, pembangunan sektor pendidikan perlu menjadi perhatian penting pemerintah untuk meningkatkan kompetensi manusia Indonesia. 


Menyongsong Windows Open Opportunity

 

Tuhan memberikan “hujan dan panas” kepada semua orang. Artinya, semua individu, komunitas, bangsa dan negara di seantero dunia ini memiliki kesempatan untuk memiliki peluang hidup sejahtera. Persoalanya adalah sampai sejauh mana individu, komunitas, bangsa dan negara itu telah berusaha memanfaatkan kesempatan tersebut untuk dapat hidup sejahtera adalah hal yang amat menentukan pencapaian tersebut.

 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan, jumlah penduduk Indonesia pada 2010 mencapai 234 juta jiwa, dan akan naik menjadi 248 juta jiwa pada 2015. Pada tahun 2020 melonjak menjadi 261 juta jiwa, dan terus meningkat menjadi 273 juta jiwa di tahun 2025. Seiring dengan itu porsi usia produktif ikut melonjak dari 68,6% pada 2010 menjadi 69,1 % pada 2015 dan 2020. Usia produktif diperkirakan akan menurun menjadi 68,7% pada tahun 2025.

 

Berdasarkan data statistik tersebut jelaslah fase jendela terbuka , windows open opportunity  yakni jumlah penduduk ideal mendukung perekonomian dan sekaligus tidak menjadi beban negara, untuk Indonesia terjadi pada 2020-2030. Fase ini adalah peluang bagi Indonesia  untuk mengalami pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya, setelah fase itu pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami grafik yang menurun, seiring dengan menurunnya porsi usia produktif.

 

Persoalannya sekarang, apakah  Indonesia bisa memanfaatkan fase jendela terbuka ini atau tidak, itu akan sangat menentukan masa depan negeri ini, khususnya untuk keluar dari jerat kemiskinan yang sangat menyakitkan itu.

 

Persoalan Kompetensi

Kompetensi adalah daya saing individu atau suatu bangsa yang diukur dalam produktivitasnya. Meningkatnya kompetensi nasional otomatis akan mengangkat produktivitas nasional. Apabila usia produktif yang amat besar di Indonesia pada tahun 2020-2030 itu memiliki peningkatan dalam hal kompetensi maka itu akan meningkatkan produktivitas nasional.

 

Sektor penting untuk meningkatkan kompetensi nasional adalah pendidikan, dengan pendidikan yang berkualitas setiap orang dapat meningkatkan produktivitas dalam dirinya, baik pada saat ia bekerja di pabrik, maupun saat tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin, seiring dengan arus globalisasi yang melanda dunia.

 

Menurut data  UNDP hampir  55% dari  laki-laki berumur 12 – 17 tahun di Indonesia hanya mengecap pendidikan sampai SMP,  dan  30% hanya menikmati sampai dengan SD, itupun pada sekolah dengan mutu rendah. Itulah sebabnya sebagian besar penganggur di Indonesia berada pada kelompok usia muda dan produktif yaitu 15-24 tahun., karena kompetensi usia produktif yang amat rendah. Parahnya lagi, berdasarkan standar nasional pendidikan, 65 % pendidikan di Indonesia masih berada dibawah standar, hanya 35 persen yang memenuhi standar tersebut.

 

Komposisi pengajar sekolah dasar hanya 8,3 % yang memenuhi kualifikasi pendidikan S-1 sebagian berpendidikan D-2 kebawah. Kompetensi guru di sekolah menengahpun juga belum menggembirakan, dari jumlah yang kini ada baru 62,08 % guru yang memiliki izajah S-1

 

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia juga terlihat dari masih buruknya fasilitas perpustakaan sekolah. Dari sekitar 250.000 sekolah, mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan sederajat, hanya sekitar 16.000 sekolah atau tak sampai 7 % yang memiliki perpustakaan sekolah. Sekolah yang memiliki perpustakaan itu sebagian besar sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama. Itulah sebabnya minat baca pelajar Indonesia masih rendah, dan itu berdampak sampai pada perguruan tinggi.

 

Pemerintah dalam hal ini harus memfasilitasi penduduk produktif di Indonesia dengan pendidikan berkualitas agar mampu memanfaatkan dengan sebesar-besarnya fase windows open opportunity. Ini  tentu akan menjadi peluang untuk membawa Idonesia menjadi lebih sejahtera. Sebaliknya, apabila kompetensi Indonesia tak mengalami perubahan berarti, itu akan menjadi peluang bencana untuk Indonesia, yakni meningkatnya jumlah pengangguran.

 

 

Windows open Opportunity


Dengan demikian jelaslah bahwa untuk menyongsong Windows Open Opportunity banyak pekerjaan rumah yang mesti dikerjakan oleh pemerintah. 

 

Windows open opportunity adalah kesempatan yang tidak mungkin terulang kembali. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada fase itu merupakan kesempatan besar untuk Indonesia agar dapat tampil sebagai negara yang disegani baik di Asia maupun di dunia. 

Kemiskinan telah menghinakan bangsa ini, dan kesempatan untuk keluar dari penderitaan akibat kemiskinan terbuka lebar. Karena itu, pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia harus memanfaatkan fase jendela terbuka ini dengan sungguh-sungguh.

 

Pemerintah harus fokus pada pembangunan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Ketiga bidang tersebut sangat berkaitan erat dalam meningkatkan kompetensi nasional Indonesia. Pembangunan gedung-gedung sekolah, dan perbaikan gedung-gedung sekolah yang tidak memadai, serta pengadaan tenaga-tenaga guru yang handal tidak boleh ditunda-tunda lagi. Setelah keberhasilan wajib belajar 9 tahun, pemerintah harus melanjutkannya pada wajib belajar 12 tahun, dengan terus meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.

 

Pemerintah dalam hal ini tidak boleh bersikap diskriminatif dengan hanya memberikan pendidikan bermutu bagi mereka yang kaya. Makin lebarnya jurang antara mereka yang kaya dan yang miskin adalah pertanda adanya diskriminasi dalam bidang pendidikan, dan makin tingginya pengangguran terdidik mengindikasikan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia

 

 

Pendirian balai-balai latihan kerja untuk tamatan sekolah menengah, bisa menjadi cara ampuh untuk meningkatkan kompetensi usia produktif di negeri ini, dan demi membuka peluang kerja baru. Apabila usaha ini dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah dengan dukungan seluruh masyarakat Indonesia, maka fase jendela terbuka akan menjadi berkat besar bagi Indonesia, dan bukan malapetaka yang melahirkan ledakn pengangguran.

 

 

Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2020/11/menyongsong-windows-open-opportunity.html

No comments:

Post a Comment

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...