Sumpah Pemuda 28 oktober 1928 merupakan peristiwa penting bagi lahirnya Indonesia sebagai sebuah bangsa.
Sejak itu rakyat
Pada perjuangan
tersebut memang memang ada hambatan dari penghianat yang meghinakan diri
menjadi kaki tangan penjajah, demi kepentingan individu yang bertentangan
dengan proyek kebangsaan. namun, rakyat
Pada peringatan
Sumpah Pemuda kali ini, rakyat di negeri ini perlu bertanya, apakah janji
sebagai bangsa yang merdeka itu masih tersimpan dalam dada mereka, sumber
ungkapan bahagia yang mestinya menjadi dasar utama, dan apakah janji itu telah
direfleksikan dalam kehidupan berbangsa pada saat ini.
Seandainya saja janji
sebagai bangsa itu kita pegang teguh dan kemudian diwariskan pada generasi
muda, warna perayaan sumpah pemuda kali ini tentu akan penuh dengan tawa dan
juga tangis bahagia rakyat negeri ini, meski ada banyak masalah yang menghadang
negeri ini. Momentum sumpah pemuda kali ini bisa jadi akan melahirkan komitmen
baru bagi perjuangan bersama untuk menyejahterakan rakyat yang sebagian besar
berada dalam kemiskinan, dan penderitaan karena berbagai bencana, itulah
harapan rakyat di negeri ini.
Kita tentu
prihatin, pada realitasnya, rakyat miskin
di negeri ini masih saja belum mendapatkan perhatian memadai. Ditengah
kemelaratan rakyat, sulitnya mencari kerja, menderita karena berbagai bencana
yang belum juga teratasi, elite di negeri ini justru mempertontonkan kemewahannya,
khususnya Pilkada Jakarta yang
menghamburkan ratusan miliar. Bukti bahwa rakyat miskin belum mendapat perhatian utama. Mudah-mudahan
pilkada damai menumbuhkan kesadaran elite bahwa rakyat amat merindukan
implementasi janji-janji mereka.
Makna janji
Janji, ikrar
sebagai bangsa memiliki makna yang penting, karena itu perlu dipegang erat.
Pentingnya sebuah janji terlihat jelas dalam suatu perkawinan. Janji melahirkan
keberanian untuk menerima satu sama lain apa adanya. Dalam janji itu terkandung
tekad untuk tetap bersama meski ada banyak tantangan yang mesti dihadapi dan
tak terpikirkan sebelumnya. Karena berpegang pada janjilah sebuah rumah tangga
dapat bertahan menghadapi badai cobaan bagaimanapun derasnya.
Demikian juga, Janji
sebagai bangsa yang satu mestinya juga terus dipegang erat, meski kita tahu
negeri ini telah amat menderita oleh gelombang krisis yang datang silih
berganti. Konflik yang timbul diberbagai daerah, konflik partai politik, dll.
Konflik itu bisa di musiumkan, jika kita berpegang pada janji sebagai bangsa.
Apabila janji
sebagai bangsa itu kemudian diwariskan pada
generasi penerus bangsa ini, kekuatiran munculnya separatisme yang
biasanya mudah menjalar di kalangan kaum muda,sebagaimana terjadi di berbagai
daearah, tidak perlu terjadi. Seperti pada peristiwa Sumpah Pemuda, kaum muda
akan berjuang keras demi kebesaran bangsa ini, seperti yang dilakukan team
olimpiade fisika dan sains yang telah mengharumkan negeri ini.
Pengampunan
Jika kita setuju
pada Hannah Arendt, bahwa tindakan manusia memiliki dua kelemahan yaitu
unpredictable (tak dapat diramalkan) dan irreversible (tak bisa dikembalikan ke
titik nol) maka niscaya komitmen untuk berpegang lebih erat pada janji
kebangsaan akan lahir dalam peringatan kemerdekaaan
Perlakuan sesama
warga bangsa yang menyakitkan tidak mesti ditafsirkan sebagai sesuatu yang
lahir dari semangat membinasakan, karena kelemahan manusia bisa melahirkan
interpretasi berbeda, perbuatan baik bisa direspons negative, dan bukan melulu
karena nafsu ingin membinasakan, tetapi hanya karena salah pengertian, suatu
tindakan yang unpredictable
Konflik yang
terjadi dalam perjalanan bangsa ini juga mesti dilihat dari keterbatasan
manusia
Kekuatan
pengampunan memang tidak akan melenyapkan bekas luka, namun, kekuatan
pengampunan mampu menyembuhkan luka, dan memampukan yang terluka melihat sisi
positif dari kejadian tersebut, tanpa perlu menghapuskan realitas yang pernah
terjadi. Sebaliknya, itu menjadi pengalaman berharga untuk dapat hidup bersama
lebih baik, mengalami kedewasaan sebagai warga bangsa.
Seandainya kita
mengerti pentingnya makna sebuah janji, maka usaha menjaga janji itu untuk
tetap lestari niscaya tertanam di lubuk hati kita yang terdalam. Keperihan
menerima realitas menjadi kerelaan, karena kesadaran pentingnya janji itu aakan
menghadirkan kesediaan untuk berkorban. Jika, rakyat di negeri ini dahulu rela
menyerahkan jiwa raga mereka untuk kemerdekaan bangsa ini, sepatutnyalah kita
rela mengampuni sesama warga bangsa untuk tetap berpegang pada janji sebagai
bangsa yang merdeka.
Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2020/11/proyek-kebangsaan-indonesia.html
No comments:
Post a Comment