Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan
Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita adalah setia (I Korintus 1:9)
Paulus mengucap syukur kepada Allah atas kasih karunia Allah terhadap jemaat Korintus. Paulus yakin Allah yang setia akan memelihara jemaat Korintus untuk hidup memuliakan Allah.
Jemaat Korintus dipanggil menjadi umat Allah untuk melayani Allah. Dalam
kehidupan Bersama tiap-tiap anggota jemaat diberikan karunia ilahi untuk
kepentingan Bersama umat Allah.
Karunia-karunia Allah yang amat kaya dalam jemaat Korintus harus
digunakan untuk kemuliaan Allah, dan demi pertumbuhan umat Allah untuk hidup
dalam ketaatan sang kepala gereja, yaitu Yesus Kristus.
Setiap anggota jemaat harus bertumbuh menjadi seperti Kristus, dan pertumbuhan
tiap anggota menjadi seperti Kristus itu berlangsung dalam persekutuan Bersama orang
percaya.
Pertumbuhan setiap pribadi menjadi seperti Yesus berjalan seiring dengan
pertumbuhan jemaat dari segi kualitas, yang kemudian akan disertai kuantitas.
Ironisnya, itu tidak terjadi dalam jemaat Korintus yang kaya dengan
karunia-karunia rohani, karena itulah dalam surat Korintus, Paulus menegur
jemaat Korintus untuk Kembali hidup setia mentaati Allah.
Realitas Jemaat di Korintus
Jemaat Korintus yang diberikan karunia-karunia Allah secara luar biasa,
ternyata mempergunakan karunia pemberian Allah itu tidak sebagaimana mestinya. Mereka
yang dikaruniai Allah itu bukan menggunakan karunia itu untuk membangun
kehidupan Bersama dalam persekutuan Bersama, sebaliknya justru menjadi alat
untuk menyombongkan karunia-karunia yang dianugerahkan Allah kepada mereka.
Karunia Allah yang sejatinya dipergunakan untuk pertumbuhan jemaat,
kemudian beralih fungsi menjadi alat
pemecah belah jemaat.
Jemaat mengidolakan tokoh-tokoh dengan karunia tertentu, dan kemudian
menyepelekan tokoh atau kelompok lain.
Perpecahan jemaat di Korintus menjadi persoalan yang menjadi perhatian
Paulus dalam surat Korintus.
Ironisnya, jemaat yang kaya dengan berbagai karunia rohani itu bukan hanya
hidup dalam perpecahan, tapi juga hidup dalam kehidupan yang tidak bermoral
sebagaimana dilukiskan dalam kitab Roma 1:28-32.
Kesetiaan Allah
Paulus percaya Allah adalah Allah yang setia. Allah yang menganugerahi
jemaat Korintus untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah dan sesama orang
percaya untuk menjadi saksi Tuhan, dengan tujuan membawa semua manusia memuliakan
Allah pencipta akan memelihara jemaat Korintus.
Keyakinan Allah yang setia akan memelihara jemaat Korintus menjadi dasar
bagi Paulus untuk menegur, menasihati jemaat Korintus agar Kembali hidup dalam
persekutuan dengan Allah dan sesama, serta hidup dalam kekudusan dalam anugerah
Allah.
Paulus mengingatkan jemaat Korintus untuk menggunakan karunia-karunia
Allah dengan benar yaitu untuk membangun jemaat, dan hidup dalam persekutuan
dengan sesama.
Paulus juga mengingatkan jemaat di Korintus untuk hidup dalam kekudusan,
sambil menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali. Jemaat yang berusaha hidup
kudus, pada waktu berjumpa dengan Kristus akan disempurnakan dalam kekudusan
Allah.
Jemaat Korintus yang hidup tidak setia kepada Allah diingatkan Paulus
untuk Kembali kepada Allah yang setia dan hidup dalam ketaatan pada Allah.
Jika hari ini kita menyadari bahwa kita tidak setia kepada Allah,
kembalilah kepada Allah yang setia dan hidup dalam persekutuan dengan sesama orang
percaya untuk kemuliaan Tuhan.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2020/12/kesetiaan-allah-dan-ketidaksetiaan-manusia.html
No comments:
Post a Comment