Teladan pengorbanan Yesus perlu menjadi dasar dalam tindakan pengorbanan yang kita lakukan terhadap sesama. Pengorbanan yang semata-mata memberikan kebaikan bagi mereka yang menerimanya.
Makna pengorbanan.
Bagaimana kita memaknai pengorbanan akan sangat berdampak pada pengorbanan yang kita lakukan. Kita tentu setuju, bahwa pengorbanan yang benar mesti berdampak positif pada sasaran yang menerima pengorbanan.
Pada realitasnya, pengorbanan seseorang juga bisa berdampak negatif bagi mereka yang menerimanya, itu biasanya dimaknai sebagai penyerangan.
Tapi, karena pengorbanan adalah persoalan relasi, pengorbanan bisa dimaknai secara beragam, bergantung pada relasi yang terjalin. Pada kondisi inilah terjadi keragaman makna.
Pengorbanan dan Teror
Bom bunuh diri dalam teror yang kini berulang dengan sasaran baru yaitu Gereja Katedral Makasar dimaknai oleh Majelis Ulama Indonesia sebagai terror yang tidak berperikemanusiaan, dan dianggap bertentangan dengan ajaran agama apapun.
Tapi, pada realitasnya pelaku bom bunuh diri selalu saja mengatakan bahwa sebelum melakukan tindakan itu, umumnya mereka mengakui, tindakan yang dilakukannya adalah sebuah pengorbanan yang didasarkan pada keyakinan pelaku.
Pengorbanan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia juga dimaknai berbeda oleh para penjajah Indonesia, yaitu sebagai pemberontakan atau penyerangan, karena itu memiliki sisi negatif bagi penjajah Belanda.
Bagi masyarakat Indonesia, pengorbanan para pahlawan pejuang kemerdekaan itu dimaknai positif, itulah sebabnya para pahlawan bangsa itu ditempatkan di taman makam pahlawan. Pengorbanan para pahlawan bangsa itu telah berhasil mengusir penjajah dari bumi Indonesia.
Pertanyaanya kemudian, jika memang pengorbanan memiliki makna ganda, mengapa kata “Pengorbanan” menjadi nilai penting dalam kehidupan umat beragama, bermasyarakat dan berbangsa?
Nilai sebuah pengorbanan.
Pengorbanan baru bisa dikatakan bernilai jika itu menghasilkan dampak positif, atau semata-mata berdampak positif bagi yang menerimanya.
Persoalannya adalah, terkedang penerima pengorbanan itu tidak selalu melihat dampak positif itu secara langsung pada saat pengorbanan itu diberikan, bahkan tidak jarang dianggap sebagai penyerangan. Apalagi pada realitasnya kata pengorbanan bisa jadi “instrumen”untuk menyerang pihak lain.
Menurut saya pengorbanan sebagai nilai tidak boleh membahayakan pihak yang menerima pengorbanan, meski pada sementara waktu, atau untuk mereka yang belum dewasa bisa memaknai pengorbanan secara salah sebagai penyerangan pada waktu tertentu.
Salah satu contoh sederhana tampak pada pendidikan dalam keluarga, orang tua yang mendidik anak, memberikan disiplin terhadap anak, dan mereka memngakui telah melakukannya dengan pengorbanan perasaan, pengorbanan waktu, dll. Berbeda dengan kekerasan terhadap anak yang merupakan penyerangan terhadap proteksi perlindungan anak.
Itulah sebabnya dalam etika Kristen, bukan hanya cara-cara atau tindakan disiplin yang harus benar, motivasi dalam memberikan disiplin terhadap anak juga harus benar. Namun, jika pengorbanan yang kita lakukan telah dilakukan dengan motivasi dan cara-cara yang benar, maka dampak positif dari pengorbanan itu cepat atau lambat akan terlihat.
Teladan pengorbanan Yesus
Kematian Kristus di kayu salib adalah salah satu contoh pengorbanan yang berdampak positif. Allah yang penuh kasih tak memiliki niat jahat terhadap manusia.
Yesus mati dikayu salib untuk membebaskan manusia dari hukuman dosa sesuai dengan rencana Allah Bapa.
Pengorbanan yang benar bukan hanya memuliakan yang menerima pengorbanan, tetapi juga mereka yang melakukan pengorbanan yang benar itu akan dinaungi dengan kemuliaan Tuhan.
Itulah sebabnya, Yesus, manusia yang tidak berdosa, dan telah menanggung dosa manusia, tidak pernah kehilangan kemuliaannya. Bagi umat Kristen Yesus adalah manusia termulia yang pernah ada.
Pengorbanan Kristus di kayu salib adalah contoh pengorbanan yang benar, tindakan pengorbanan Yesus tidak berbahaya bagi mereka yang menerima pengorbanan itu.
Mereka yang tidak menerima pengorbanan Yesus, tidak diserang oleh pengorbanan Yesus, tetapi menjadi sasaran penyerangan Iblis. Karena Yesus mati untuk menghidupkan mereka yang harus mati karena dosa.
Kiranya teladan pengorbanan Yesus di kayu salib bisa menjadi dasar bagi pengorbanan kita terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Pengorbanan yang semata-mata hanya menghadirkan kebaikan yang didasarkan pada motivasi yang benar dan cara-cara yang benar.
Binsar Antoni Hutabarat.
https://www.binsarinstitute.id/2021/04/teladan-pengorbanan-yesus.html
No comments:
Post a Comment