Ada apa dengan kebenaran agama?
Kebenaran agama memang tidak selalu memiliki pembuktian empiris, tetapi pemeluk agama itu memiliki kepastian jauh lebih kuat dibandingkan mereka yang percaya pada kebenaran ilmu pengetahuan.
Iman dan pembuktian
Jika kita mengatakan kebenaran agama itu tidak masuk akal, maka lebih tidak masuk akal lagi ketika kita memberitakan kebenaran yang tidak masuk akal itu kepada mereka yang memiliki akal, apalagi memaksakan keyakinan itu kepada orang lain.
Pernyataan kebenaran agama pada saat tertentu bisa tidak logis dalam arti, tak ada argumentasi sahih yang selaras dengan klaim kebenaran itu yang kita temukan. Tapi, bukan berarti kebenaran agama itu salah.
Apa yang belum kita temukan itu, tidak berarti tidak ada, hanya saja karena keterbatasan, kita tidak mampu menemukannya pada fase tertentu. Itulah sebanya pernyataan kebenaran menjadi tidak logis, karena memang belum ditemukan rumusan logis dari kebenaran agama itu.
Ketika kita berhasil menemukan data-data logis yang menghubungkan klaim kebenaran itu dengan bukti-bukti yang kita susun sebagai argumentasi, maka pernyataan kebenarab itu memiliki rumusan logis.
Rumusan pernyataan kebenaran agama itu sejatinya masih perlu mengalami ujian, yaitu ujian dari para pemikiran lain. Bisa saja kebenaran agama kemudian dikonfirmasi oleh kebenaran sains.
Usaha merumuskan kebenaran bersama tentu saja membutuhkan kerja sama semua pihak. Itulah sebabnya sebuah kebijakan publik tidak boleh dirumuskan oleh kelompok tertentu. agama-agama yang beragam itu perlu menghadirkan nilai-nilai inklusifnya.
Rumusan kebenaran agama boleh saja mengalami ujian, yaitu ujian dari data yang ditemukan orang lain. Kalau begitu, mengapa kita sulit untuk berbeda, bukankah berbeda tidak identik dengan kompromi?
https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/ada-apa-dengan-kebenaran-agama.html
No comments:
Post a Comment