Wednesday, November 16, 2022

Menulis Pengalaman Pribadi




Menulis Pengalaman Pribadi

 Pertama kali mendengar perkataan, apa yang diucapkan akan lenyap, dan apa yang dituliskan akan abadi, perkataan itu langsung saja menyadarkan bahwa saya harus berlatih menulis dan terus menulis secara khusus menulis pengalaman pribadi jika ingin mengabadikan jejak dan karya yang telah saya ukir.

Tekad Untuk Menulis

Menulis itu butuh latihan, untuk trampil menulis, kita perlu banyak berlatih, dan tidak bosan-bosannya berlatih menulis dan memperbaiki tulisan kita. Syukurlah saya terdorong dengan ungkapan yang mengatakan, "Apa yang dikatakan akan lenyap, dan apa yang dituliskan akan abadi!"

Sejak mendengar kalimat itu, saya berjuang untuk terus menulis, untuk mewariskan jejak sejarah perjuangan, Jejak perjuangan yang ditulis itu tak akan lenyap, dan generasi demi generasi akan menikmati karya tulis saya terkait pengalaman pribadi yang tentu saja penting.

Dengan menuliskan karya kita, karya pribadi itu bukan sekadar jadi monumen, tapi menjadi pendorong, pemberi pencerahan untuk menghadirkan temuan karya yang terus berkelanjutan. Sebuah monumen yang bisa jadi mercusuar untuk mengawasi hadirnya monumen-monument baru yang jauh lebih berkualitas.

Jejajk-jejak perjuangan, raihan bidang keilmuan kita itu perlu diketahui generasi penerus, agar jangan melangkah pada jejak yang sama, atau sekadar menikmati tenda tempat peristirahatan kita saat berpikir untuk berkarya lebih lanjut .

Memperindah monument

Generasi penerus itu perlu melanjutkan jejak-jejak yang merupakan kelanjutan perjuangan kita. jejak itu bisa berupa pengalaman hidup dalam keluarga, berelasi dengan sesama, tetapi khususnya terkait jejak perjuangan seorang ilmuwan, untuk pengembangan keilmuan, memperindah monumen yang kita warisi.

Teori dan pengembangan teori perlu untuk dapat melihat realitas lebih jelas, dari mana kita berada, mengapa kita ada pada kondisi dan situasi seperti saat ini, untuk kemudian melangkah maju mencapai Visi, Misi yang telah kita tetapkan.


No comments:

Post a Comment

Interpretasi terhadap Tuhan beragam karena manusia terbatas.

http://dlvr.it/TDQy4L