Monday, September 2, 2024

Kita adalah musafir

 


Orang percaya memiliki iman yang sama terhadap Alkitab sebagai Firman Allah. Karena itu orang percaya menggali isi Alkitab yang sama untuk makin mengenal Allah.

Pada awal gereja ada pemimpin-pemimpin gereja yang Menetapkan apakah sebuah ajaran yang diajakan itu adalah firman Allah atau bukan. Para Rasul, atau orang yang berjumpa dengan Yesus, murid-murid Yesus adalah saksi Injil.

Berita tentang keselamatan yang dijanjikan Allah dan digenapi oleh Yesus Kristus melalui kematian Yesus disalib disaksikan dan dijelaskan melalui nubuat-nubuat terkait kedatangan Yesus dan penggenapan janji Allah.

Pada waktu Rasul Paulus mengajarkan Injil tentang Yesus Kristus, Rasul Paulus menjelaskan apa yang diajarkan kepada para rasul lainnya. Paulus juga menjumpai Petrus dan yakobus yang menjadi soko guru gereja pada waktu itu, dan para rasul pada waktu itu meneguhkan, behwa yang diajarkan Paulus itu benar.

Pada perkembangan selanjutnya terjadilah perbedaan pandangan,  sayangnya perbedaan pandangan terhadap penafsiran Alkitab itu menyebabkan terjadinya perpecahan gereja, meski hingga saat ini ada pengakuan iman rasuli yang mengikat gereja, tapi tetap saja gereja terus terpecah.

Lebih parah lagi ketika gereja yang berbeda itu saling menegasikan yang berbeda, dan tidak jarang mengeluarkan merea yang berbeda dari gereja. Apalagi ketika gereja memaksakan mereka yang berbeda untuk mengakui kesalahan tafsir dengan menggunakan tangan negara, mereka yang berbeda dianiaya oleh saudara mereka sendiri.

Tragedi kemanusiaan yang mengatasnamakan penegakkan kebenaran telah menimbulkan noda hitam perjalanan gereja yang gelap. Gereja tidak mampu memancarkan terang. Itulah sebab nya ada masa-masa kelam dunia, ketika gereja tidak menghadirkan terangnya,

Perbedaan yang terjadi dalam menafsirkan Alkitab sejatinya menolong orang percaya untuk memahami perlunya saling belajar satu dengan yang lain untuk makin mengenal Allah secara benar.

Kristus, Firman Hidup yang bangkit dari kematian, dan menjadi dasar kekuatan gereja adalah Firman yang esa. Gereja yang minum dari sumber air hidup yang sama yaitu Firman Tuhan perlu bertumbuh bersama menjadi seperti Kristus.

Mengapa kita tidak berhenti saja menyeragamkan segalanya, bukankah kita sedang berada dalam perjalanan? Kita masih menjadi musafir!

https://www.binsarinstitute.id/2024/09/pengakuan-iman.html 

No comments:

Post a Comment

Nilai eksklusive agama

S atu Tuhan banyak agama Soal nilai-nilai eksklusive agama   Dialog agama sejatinya tak boleh meminggirkan nilai-nilai eksklusive agam...