Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Sunday, October 13, 2024

Mengerjakan yang terbaik

 

Mengerjakan yang terbaik

Petrus belajar banyak tentang kasih, betapa sabarnya Yesus terhadap Petrus yang berkali-kali menyangkal Yesus, tapi Yesus tetap menerimanya sebagai murid Yesus untuk menggembalakan domba-domba Allah. Kasih adalah dasar dari segala sesuatu.

Kasih

Umat Allah perlu belajar mengasihi mulai dari saudara-saudara seiman. Kasih adalah penggenapan hukum Taurat. Seluruh relasi manusia dipenuhi dalam kasih, kasih perlu di terapkan dalam setiap hidup orang Kristen, dan dalam setiap area kehidupan.

Kasih adalah bukti kesatuan pikiran (Filipi 2:1-11), kesatuan ini tidak berarti keseragaman, tapi kerjasama dalam keragaman,Anggota tubuh bekerja bersama-sama dalam kesatuan, meski semua mereka berbeda. Apapun metode pelayanan yang kita gunakan mestinya kita melakukan untuk kemuliaan Kristus, mereka yang terhilang dan pembangunan tubuh Kristus (gereja). Beberapa metode secara pasti tidak Alkitabiah, tapi ada banyak ruang untuk keragaman gereja.

Bukti lain dari kasih adalah kasih sayang yang jujur, perasaan belas kasihan pada yang lain, sebagai sesama saudara seiman, saudara dalam satu keluarga, kita diajaruntuk mengasihi satu dengan yang lain,

Kasih adalah perasaan sayang, kelembutan pada yang lain. Dalam dunia yang jahat ini kita bisa menjadi tak berperasaan, kita perlu mengusahakan kasih sayiang secara aktif pada yang lain.

Kasih itu kesopanan. Orang yang rendah hati menganggap orang lain lebih tinggi. Kerendahan hati adalah dasar untuk kita berlaku sopan santun.

Kasih kita juga ditujukan kepada musuh (I Petrus 3:9), orang-orang Kristen yang dalam kesulitan diminta Petrus untuk mempersiapkan diri menghadapi waktu-waktu sulit di depan.

Sebagai orang Kristen kita dapat hidup dalam 3 level;

1, Membalas kebaikan dengan kejahatan, ini adalah level Satan.

2. Membalas kebaikan demik kebaikan. Ini level manusiawi.

3. Membalas kejahatan dengan kebaikan, Yesus adalah contoh sempurna.

Orang Kristen perlu melakukan lebih dari hukum pembalasan, tapi hukum kasih, karena itu adalah cara Allah berurusan dengan kita.

 

Cara mengusahakan yang terbaik:

1, Cintailah hidup dan lakukan yang terbaik.

2. Menjaga lidah agar hanya mengatakan yang benar.

3. Lakukan yang baik, dan bencilah kejahatan,

4. Usahakan perdamaian.

https://www.binsarinstitute.id/2024/10/mengerjakan-yang-terbaik.html 

Friday, September 20, 2024

Mencari Tuhan?

 


Mencari Tuhan

 

Manusia yang mencari Tuhan akan menemukan Tuhan, tapi pada sisi lain manusia yang mencari Tuhan itu sedang meninggalkan Tuhan. Bukankah Adam dan Hawa menyembunyikan diri dari Tuhan yang mencari manusia berdosa. Ini tentulah sebuah paradoks menurutku.

Bagaimana mungkin manusia yang menyembunyikan diri dari Tuhan itu berkeinginan mencari Tuhan? Sebuah paradoks  yang tak mudah memahaminya.

Sejak kecil aku dibimbing orang tua untuk mencari Tuhan, atau setidaknya belajar mengenal Tuhan, itu sebabnya aku di bawa orang tua ke gereja. 

Tapi herannya, Ayah tak rajin ke gereja, beliau pergi ke gereja pada hari-hari tertentu, biasanya pada acara Natal dan Tahun Baru. Tapi aku belajar banyak terkait idealisme dan dedikasi pada pekerjaan yang tak banyak kujumpai dari mereka yang rajin beribadah sekalipun.

Pada tahun 1986 saat itu aku berada pada semester akhir perkuliahan, aku sedang gundah gulana, karena tak tahu apa yang menjadi capaian masa depan. Pada saat genting itu hadirlah beberapa teman SMA yang sangat bergairah bersaksi bahwa mereka telah menemukan Tuhan yang sejati.

Beberapa teman yang bersaksi itu tak memiliki pengetahuan agama yang luar biasa, tapi mereka mengatakan telah menemukan Tuhan yang sejati, dan menerimanya dalam hati mereka. 

Lagi-lagi sebuah paradoks, Allah hadir dimana-mana, karena dia maha hadir, menurutku wajar saja jika Allah itu hadir pada hidup temanku itu, tapi sebelumnya dia mungkin tak menyadari kehadiran Yang Maha Hadir. 

Ketika pertama kali mendengar istilah menemukan Tuhan itu aku juga bingung, apalagi ketika mereka menyaksikan pengalaman-pengalaman baru yang membahagiakan hidup mereka.

Karena ingin menghargai teman-teman yang baik dan rajin mendoakan agar aku menemukan Tuhan seperti mereka, dalam arti mengalami perubahan hidup, aku ikut saja apa yang mereka katakan, jadilah aku layaknya murud mereka.

Kesaksian mereka aku telan bulat-bulat dalam arti aku percaya mereka jujur, tapi aku bingung karena itu kan pengalaman pribadi, Sering aku berpikir, apa perlu dipaksakan pada yang lain, atau tepatnya, apa perlu semua orang mengalami hal yang sama dengan teman ku itu?

Beberapa bulan kemudian, aku pun mengalami pengalaman seperti mereka, aku merasa ada perubahan hidup yang dapat ku lihat secara nyata, dari orang yang biasa minum-minuman keras, merokok dan beberapa kebiasaan buruk, aku bisa terbebas. Aku menemukan Tuhan!

Perjalanan menemukan Tuhan ternyata tidak pernah final, aku terus menyusuri jejak Tuhan, dan jejak Tuhan itu kerap kulihat hilang dari mereka yang menyaksikan menemukan Tuhan. 

Aku mulai berpikir, mengapa jejak-jejak Tuhan itu tidak semakin jelas, bahkan pada kebanyakan mereka yang bersaksi menemukan Tuhan jejak Tuhan tidak lagi terlihat.

Dengan belajar teologi aku mulai mencari jawab, bukan manusia yang mencari Tuhan, tetapi Tuhan yang mencari manusia. Tapi bukankah Tuhan tidak pernah meninggalkan ciptaanNya? 

Bukankah Tuhan menyatakan diri secara umum kepada semua manusia, dan juga secara khusus kepada siapapun yang Tuhan ingin jumpai? 

Siapa yang menjamin Tuhan hanya akan menjumpai orang-orang tertentu, atau orang-orang dalam agama tertentu?

Perjumpaan Tuhan secara khusus itu kerap diklaim sebagai perjumpaan yang nyata, obyektif, dan berarti absolut. Padahal, jika manusia tidak tahu segala sesuatu, maka manusia tidak bisa mengklaim pernyataannya adalah benar, tanpa salah. Klaim kita hanya benar sebatas argument atau data serta fakta yang mendasari argument itu.

Aku mencari Tuhan, semua agama mencari Tuhan, tapi bagaimana yang transenden bisa dijumpai manusia? Bagaimana manusia yang terbatas bisa mengklaim perjumpaan dan pengalamannya dengan Tuhan adalah pengalaman yang sempurna? 

Bukankah kita masih berada dalam perjalanan mencari Tuhan, dan secara bersamaan mendapatkan pengetahuan tentang Tuhan melalui anugerah penyingkapan diri Tuhan?

Jangan menghakimi!

https://www.binsarinstitute.id/2024/09/mencari-tuhan.html 

Sunday, May 19, 2024

Memperingati peristiwa Pentakosta

 


 

Apakah yang kita akan dedikasikan kepada Tuhan ketika kita memperingati hari Pentakosta?

Pentakosta mengingatkan kita tentang kesatuan orang percaya. Setelah kenaikan Yesus ke surga semua orang percaya berkumpul untuk menantikan janji Yesus, yaitu mengirimkan Roh Kudus untuk menyertai murid-murid Yesus.

Memperingati Pentakosta berarti perlu komitmen untuk memelihara kesatuan gereja, tanpa kesatuan gereja tidak mungkin gereja dapat bersaksi dengan baik. 

Gereja yang tak mampu membangun kehidupan damai, bagaimana mungkin bisa menghadirkan damai dalam dunia secara luas.

Pentakosta juga mengingatkan bahwa orang percaya perlu kuasa Roh Kudus untuk menjadi saksi Kristus. Pengetahuan doktrin penting, tetapi pengetahuan doktrin tidak cukup untuk hidup sebagai pelaku firman. 

Hanya dengan kuasa Roh Kudus manusia berdosa yang telah diampuni dosanya dapat menjadi saksi Kristus, hidup dalam kebenaran.

 https://www.binsarinstitute.id/2024/05/blog-post.html

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...