Showing posts with label Teologi Kristen. Show all posts
Showing posts with label Teologi Kristen. Show all posts

Thursday, September 19, 2024

Kerajaan tak tergoncangkan

 

Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. (Ibrani 12:28)


Sejak kejatuhan manusia kedalam dosa, dunia kerap bergoncang. 


Goncangan air bah, peristiwa Menara Babel, hingga pembuangan umat Allah yang mengakibatkan umat Allah hidup dalam diaspora, menjadi bukti, bahwa goncangan akan terus ada dalam dunia, bahkan makin hebat.


Pada saat kedatangan Yesus kedunia, hingga kematian Yesus disalib, Kerajaan Allah yang dibawa Yesus telah menggoncangan kerajaan-kerajaan dunia. Kerajaan Iblis dan pengikut-pengikutnya tergoncang karena kehadiran kerajaan Allah.

Kehadiran kerajaan Allah telah menggoncangkan Iblis dan pengikutnya. Meski, kerajaan yang bergoncang itu kerap berusaha menggoncangkan kerajaan Allah yang tak tergoncangkan. 

Namun, kerajaan Allah tetap tak tergoncangkan, sebaliknya kerajaan-kerajaan dunialah yang tergoncang dengan kehadiran kerajaan Allah. Pada akhir zaman Allah akan menggoncangkan dan melenyapkan semua kerajaan yang bergoncang itu.


Kemuliaan Kerajaan yang Tak Tergoncangkan

Ibrani 12: 18-24 menjelaskan tentang kemuliaan Kerajaan Allah yang tak tergoncangkan. Kehadiran 10 Hukum Allah telah menggoncangkan umat Israel yang dipimpin Musa. 

Tuhan Allah yang memberikan hukum-hukum Allah untuk diterapkan dalam kehidupan umat Israel telah menggocangkan bangsa yang tegar tengkuk itu. Bangsa yang kerap melawan Allah meski kasih Allah setia menaungi mereka.

Gambaran ketidaktaatan umat Allah dalam Perjanjian Lama dilukiskan dengan kehadiran Yosua dan Kaleb ke tanah Kanaan. Kecuali Yosua dan Kaleb tidak ada umat Allah yang keluar dari Mesir yang masuk ke tanah Kanaan.

Kitab Ibrani melukiskan dengan jelas keutamaan Kristus. Kristus yang mati disalib untuk menebus dosa manusia telah hadir ditengah-tengah dunia. Imanuel, Allah beserta kita.

Apabila umat Allah dalam Perjanjian Lama begitu gemetar dan takut saat Tuhan memberikan sepuluh hukum. Kejadian berbeda terjadi pada waktu kehadiran Yesus, firman yang hidup itu, hadir dalam kehidupan umat manusia berdosa justru untuk mendamaikan manusia dengan Allah yang suci

Kristus yang mati menebus dosa manusia itu adalah Imam Allah yang maha agung, Yesus adalah jalan keselamatan. Melalui pengorbanan Yesus disalib mereka yang percaya, dan menerima percikan darah Yesus akan diselamatkan.


Firman Allah itu diam dalam hati orang percaya oleh karya Roh Kudus, dan firman Itu diam dalam pikiran kita oleh karya Roh Kudus. Karya keselamatan Allah di kayu salib diterapkan melalui kehadiran Roh Kudus dalam hidup orang percaya.


Orang percaya dapat menghadap Allah tanpa takut dan gentar, seperti orang-orang dalam perjanjian lama. Karena itu kitab Ibrani mengingatkan orang percaya untuk bersyukur atas kasih karunia Allah yang dinyatakan melalui pengorbanan Yesus di salib.


Pertanyaannya kemudian, bagaimanakah cara kita menerapkan kasih karunia Allah yang dilimpahkan kepada kita?


1. Bersyukur menjadi bagian dari Kerajaan yang tak tergoncangkan.

Menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat  pribadi berarti menerima kerajaan yang tak tergoncangkan. Secara bersamaan juga menghantarkan orang percaya untuk dapat menghampiri hadirat Allah tanpa takut dan gentar.


Apabila pada masa Perjanjian Lama umat Allah gemetar menerima sepuluh hukum Allah, dan imam-imam hanya dapat memasuki ruang maha kudus dengan pengorbanan darah binatang. 

Berbeda dengan masa Perjanjian Baru, tirai yang memisahkan ruang kudus dan ruang maha kudus itu telah terkoyak. Karena itu, mereka yang percaya kepada pengorbanan kristus di salib dapat menghampiri hadirat Allah tanpa pengorbanan darah binatang.


Menerima kerajaan yang tak tergoncangkan berarti menerima pengampunan dosa dan terus menerus hidup dalam pengudusan untuk tiap-tiap hari berubah menjadi seperti Kristus.

Orang percaya pada masa kini patut bersyukur atas anugerah Tuhan yang besar. Kasih karunia Allah diberikan kepada orang percaya secara cuma-cuma. Karena itu pada masa sulit seperti saat ini, kita mesti tetap bersyukur kepada Allah yang berdaulat yang telah menganugerahkan keselamatan bagi orang percaya.


2. Bersyukur atas goncangan yang kita alami dengan memaknai goncangan sebagai didikan Tuhan untuk kebaikan orang percaya.

Kitab Ibrani menasihati umat Allah untuk tetap bertekun dalam melayani Tuhan dan tetap hidup memuliakan Tuhan ketika menghadapi penderitaan. Contoh-contoh pahlawan iman mengingatkan mereka bahwa Allah tetap setia.

Pahlawan-pahlawan iman menyaksikan, bahwa meskipun mereka tidak mendapatkan apa yang harus mereka terima di dunia ini, mereka tetap percaya, bahwa mereka akan menerima jauh lebih banyak pada kehidupan di surga kekal.

Mereka yang percaya kepada Yesus akan masuk ke Yerusalem baru, hidup selama-lamanya bersama dengan Yesus sang kepala gereja. Karena itu umat Allah perlu mengarahkan pandangan mereka pada kehidupan kekal yang dijanjikan kepada orang percaya.

Apabila umat Allah mengikuti teladan Yesus dan memandang pada janji Allah akan hidup yang kekal, maka penderitaan apapun yang dialami orang percaya tidak akan mengalihkannya pada harapan yang diberikan oleh Yesus, yakni hidup bersama-sama dengan Yesus dalam kehidupan kekal.


Orang percaya perlu waspada terhadap bahaya kemurtadan, yakni mengalihkan pandangannya bukan kepada Yesus, tetapi kepada yang lain. Baik itu ajaran-ajaran yang tidak benar, atau kehidupan dalam dosa.

Esau adalah sebuah pelajaran penting bagi orang percaya agar menghargai kasih karunia Allah yang diberikan melalui pengorbanan Kristus di salib. Mereka yang menyangkali Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan beralih kepada kepercayaan lain, serta hidup dengan tidak menjaga kekudusan, akan mengalami kemurtadan, dan bisa jadi tak akan menerima kasih karunia Allah dalam Yesus Kristus.


Kitab Ibrani juga menasihati umat Allah, bahwa penderitaan yang mereka alami dalam Tuhan, harus dianggap sebagai didikan, agar mereka menjadi dewasa dalam Tuhan. 

Orang percaya yang menerima didikan Tuhan akan memahami betapa pentingnya hidup dalam kekudusan, hidup dalam kerajaan yang tak tergoncangkan. 

Orang percaya akan digoncangkan dengan berbagai goncangan, namun ketika mereka bertahan dalam tantangan dan penderitaan, mereka akan menyadari bahwa mereka telah menerima kerajaan yang tak tergoncangkan.

Karena itu, apapun yang menggoncangkan orang percaya, apabila mereka tetap tekun mengiring Tuhan, mereka tidak akan tergoncangkan, bahkan mereka akan makin kuat berpegang pada kerajaan yang tak tergoncangkan.


3. Dedikasi warga kerajaan yang tak tergoncangkan.


Kerajaan-kerajaan dunia akan terus bergoncang, dan suatu saat Allah, Raja kerajaan yang tak tergoncangkan itu akan menggoncangkan semua kerajaan-kerajaan itu. 

Yang ada hanyalah kerajaan yang tak tergocangkan. Karena itu sebagai warga kerajaan yang tergoncangkan kita harus hidup dalam ketaatan kepada Allah.

Mereka yang menjadi warga kerajaan tak tergoncangkan itu wajib:

1. Bertumbuh dalam Firman Tuhan

2. Hidup dalam ketaatan terhadap firman Tuhan.

3. Mengasihi Allah dan sesama.

4. Tetaplah beribadah kepada Allah dengan benar.

5. Bekerja dengan dedikasi tinggi.

6. Bersaksi tentang kehadiran Injil, kabar sukacita keselamatan Allah dalam Yesus Kristus.

7. Menjalankan Misi Allah, panggilan Allah untuk kita masing-masing.

Badai corona memang belum sepenuhnya berlalu, tapi kedaulatan Tuhan tidak beranjak sedikitpun dari bumi ini. 

Jadilah bagian dari kerajaan yang tak tergoncangkan, agar kita tak tergocangkan oleh goncangan apapun juga.


Dr. Binsar Antoni Hutabarat


Saturday, August 24, 2024

Teladan Pengorbanan Yesus

 


Teladan pengorbanan Yesus perlu menjadi contoh bagi elit di negeri ini yang kerap abai terhadap dampak dari usaha mereka yang utamanya berpusat pada penghancuran masyarakat, bukannya pembangunan kesejahteraan rakyat.


 

Teladan pengorbanan Yesus perlu menjadi dasar dalam tindakan pengorbanan yang kita lakukan terhadap sesama. Pengorbanan yang semata-mata memberikan kebaikan bagi mereka yang menerimanya. 

 

Makna pengorbanan.

Bagaimana kita memaknai pengorbanan akan sangat berdampak pada pengorbanan yang kita lakukan. Kita tentu setuju, bahwa pengorbanan yang benar mesti berdampak positif pada sasaran yang menerima pengorbanan.

 

Pada realitasnya, pengorbanan seseorang juga bisa berdampak negatif bagi mereka yang menerimanya, itu biasanya dimaknai sebagai penyerangan. 

Tapi, karena pengorbanan adalah persoalan relasi, pengorbanan bisa dimaknai secara beragam, bergantung pada relasi yang terjalin. Pada kondisi inilah terjadi keragaman makna.

 

Pengorbanan dan Teror

Bom bunuh diri dalam teror yang kini berulang dengan sasaran baru yaitu Gereja Katedral Makasar dimaknai oleh Majelis Ulama Indonesia sebagai terror yang tidak berperikemanusiaan, dan dianggap bertentangan dengan ajaran agama apapun. 

Tapi, pada realitasnya pelaku bom bunuh diri selalu saja mengatakan bahwa sebelum melakukan tindakan itu, umumnya mereka mengakui, tindakan yang dilakukannya adalah sebuah pengorbanan yang didasarkan pada keyakinan pelaku.

 

Pengorbanan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia juga dimaknai berbeda oleh para penjajah Indonesia, yaitu sebagai pemberontakan atau penyerangan, karena itu memiliki sisi negatif bagi penjajah Belanda.

Bagi masyarakat Indonesia, pengorbanan para pahlawan pejuang kemerdekaan itu dimaknai positif, itulah sebabnya para pahlawan bangsa itu ditempatkan di taman makam pahlawan.  Pengorbanan para pahlawan bangsa itu telah berhasil mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

 

Pertanyaanya kemudian, jika memang pengorbanan memiliki makna ganda, mengapa kata “Pengorbanan” menjadi nilai penting dalam kehidupan umat beragama, bermasyarakat dan berbangsa?

 

Nilai sebuah pengorbanan.

Pengorbanan baru bisa dikatakan bernilai jika itu menghasilkan dampak positif, atau semata-mata berdampak positif bagi yang menerimanya.

 Persoalannya adalah, terkedang penerima pengorbanan itu tidak selalu melihat dampak positif itu secara langsung pada saat pengorbanan itu diberikan, bahkan tidak jarang dianggap sebagai penyerangan.  Apalagi pada realitasnya kata pengorbanan bisa jadi “instrumen”untuk menyerang pihak lain.

 

Menurut saya pengorbanan sebagai nilai tidak boleh membahayakan pihak yang menerima pengorbanan, meski pada sementara waktu, atau untuk mereka yang belum dewasa bisa memaknai pengorbanan secara salah sebagai penyerangan pada waktu tertentu.

 

Salah satu contoh sederhana tampak pada pendidikan dalam keluarga, orang tua yang mendidik anak, memberikan disiplin terhadap anak, dan mereka memngakui telah  melakukannya dengan pengorbanan perasaan, pengorbanan waktu, dll. Berbeda dengan kekerasan terhadap anak yang merupakan penyerangan terhadap proteksi perlindungan anak.

 

Itulah sebabnya dalam etika Kristen, bukan hanya cara-cara atau tindakan disiplin yang harus benar, motivasi dalam memberikan disiplin terhadap anak juga harus benar. Namun, jika pengorbanan yang kita lakukan telah dilakukan dengan motivasi dan cara-cara yang benar, maka dampak positif dari pengorbanan itu cepat atau lambat akan terlihat.


 Teladan pengorbanan Yesus

Kematian Kristus di kayu salib adalah salah satu contoh pengorbanan yang berdampak positif. Allah yang penuh kasih tak memiliki niat jahat terhadap manusia. 

Yesus mati dikayu salib untuk membebaskan manusia dari hukuman dosa sesuai dengan rencana Allah Bapa.

 

Pengorbanan yang benar bukan hanya memuliakan yang menerima pengorbanan, tetapi juga mereka yang melakukan pengorbanan yang benar itu akan dinaungi dengan kemuliaan Tuhan. 

Itulah sebabnya, Yesus, manusia yang tidak berdosa, dan telah menanggung dosa manusia, tidak pernah kehilangan kemuliaannya. Bagi umat Kristen Yesus adalah manusia termulia yang pernah ada.

 

Pengorbanan Kristus di kayu salib adalah contoh pengorbanan yang benar, tindakan pengorbanan Yesus tidak berbahaya bagi mereka yang menerima pengorbanan itu. 

Mereka yang tidak menerima pengorbanan Yesus, tidak diserang oleh pengorbanan Yesus, tetapi menjadi sasaran penyerangan Iblis. Karena Yesus mati untuk menghidupkan mereka yang harus mati karena dosa.

 

Kiranya teladan pengorbanan Yesus di kayu salib bisa menjadi dasar bagi pengorbanan kita terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

 Pengorbanan yang semata-mata hanya menghadirkan kebaikan yang didasarkan  pada motivasi yang benar dan cara-cara yang benar.    

 

Binsar Antoni Hutabarat.

https://www.binsarinstitute.id/2021/04/teladan-pengorbanan-yesus.html


Monday, April 15, 2024

Kontroversi soal Kristen progresif

 Kontroversi soal Kristen progresif


Polemik terkait Kristen progresif ternyata pertikaian masa lampau yang terus berlanjut, repotnya kedua belah pihak saling menuding sesat, mengapa kedua belah pihak menjauhkan dialog?

Saalah satu tulisan yang sangat provokatif berupa serangan terhadap Kristen Progresif adalah kumpulan tulisan yang berjudul, 

PROGRESSIVE CHRISTIANIT CAN LEAD YOU TO HELL
A SPECIAL SELECTION FROM A ministry of the Billy Graham Evangelistic Association

 

Buku itu merupakan serangan terhadap pandangan liberal yang tampil dalam wujud baru dalam Kristen progresif menurut mereka yang bisa kita kelompokan kedalam neo konservative. Jadi jelaslah bertentangan kaum konservativisme, yang didalamnya juga termasuk fundamentalisme agama menyerang mereka yang menolak nilai-nilai lama, yang ingin membawa Alkitab dalam konteks modern kaum liberalisme yang biasa dilabelkan neo ortodoks.

 

Buku lain yang juga mengungkapkan pertentangan lama kaum konservativisme dengan liberalisme yang mewujud dalam Kristen Progresif juga dituliskan dalam buku, 

The TEN COMMANDMENTS OF PROGRESSIVE CHRISTIANITY- MICHAEL J. KRUGER


Kruger identifies 10 characteristics of progressive Christianity – Jesus as role model rather than God to be worshipped; a de-emphasis on people’s brokenness and sin; an emphasis on reconciliation; gracious behavior being more important than right belief; questions being more important than answers; encouraging personal search over group uniformity; needs always being more important than institutions; a desire for peacemaking; caring more about love and less about sex; and the importance of life in this world rather than hope for the afterlife.

He sees a half-truth in each of the ten, but it is that half-truth that tends to become the whole truth as taught and practiced. He stakes a strong claim early in the introduction. Quoting theologian and scholar J. Gresham Machen (1881-1937) in his classic Christianity and Liberalism, Kruger says “simply put, liberal Christianity is not Christianity.” He goes on to say that Christians “must be able to distinguish the true faith from those things that masquerade as the true faith.”

Istilah 10 hukum yang dianggap undang-undang dasar  Kristen Progresif ini merupakan generalisasi, dan sayangnya berisi reduksi yang hanya bertujuan memberikan lebel jahat dari Kristen Progresif. Kontroversi yang berusaha saling mengalahkan ini menurut saya sudah tidak relevan dengan kemajuan jaman. 

Metode berteologi yang berbeda tidak perlu diberi lebel sesat, apalagi sebuah klaim itu dianggap benar hanya sebatas argumentasi yang mendukungnya dapat membuktikan kebenaran klaim itu, dan tentu saja dukungan argumentasi yang terbatas tak perlu menjadikan sebuah klaim yang tak didukung data sempurna itu menjadi absolut.

https://www.binsarinstitute.id/2024/04/kontroversi-soal-kristen-progresif.html 

 

 

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...