Saturday, February 5, 2022

Covid 19 Masih Ada, Tetap Jaga Protokol Kesehatan

 

Covid 19 Masih Ada, Tetap Jaga Protokol Kesehatan


Dua tahun sejak ditemukannya pasien positif covid-19 hampir saja berlalu, turun naik jumlah mereka yang terpapar covid-19 terjadi berkali-kali. Kesabaran masyarakat, termasuk kami tampaknya menghadapi ujian yang tidak mudah. Pada 5 Februari 2022, saat di Mansinam Papua Merayakan Masuknya Injil Ke tanah Papua, kami mendapatkan kabar bahwa hasil test PCR seluruh keluarga positif covid-19.

Tak ada seorangpun yang ingin terpapar covid19, itulah sebabnya selain menjaga protocol Kesehatan, kami sekeluarga telah menerima Vaksin sebanyak dua kali. Baru saja beberapa hari pemberitahuan undangan Vaksin Boster diberikan, dan sedang mencari tempat untuk vaksin Boster, vaksin ketiga, istri saya jatuh sakit.

Pemeriksaan awal dari dokter tidak ada tanda-tanda bahwa istri saya terpapar covid, meski menurut istri sayam pada pemeriksaan dokter pertama dia tidap puas karena hanya ditanya, dan tensi yang dilakukan tidak tepat. Apalagi sepulangnya dari dokter demam tinggi yang diderita tidak hilang, demikian juga diare. Kesesokan harinya, menjelang malam kami pergi ke dokter lain, tidak menggunakan BPJS, karena obat untuk pasien BPJS yang kami terima biasanya seadanyam dan syukur juga jika dokter merekomendasikan obat untuk dibeli pada apotik lain, tapi karena obat yang diberikan dokter sebagai pasien BPJS tidak mengurangi rasa sakit , bahkan rasa sakit semakin berat, pilihannya adalah pergi kedokter dengan berbayar.

Pada pemeriksaan dokter berbayar, istri saya dideteksi keracunan makanan, dan diberikan banyak obat, kami percaya saja, apalagi tensi yang dilakukan hasilnya berbeda dengan dokter sebelumnya. Sayangnya, sakit istri saya tidak juga sembuh, secara khusus demam, dan sakit kepala, serta persaan sakitm nyeri pada tubuhnya.

Anak saya yang pertama diam-dia memerhatikan kondisi Ibunya, dan juga merasakan adanya gejala yang sama, maka dia mengambil inisiatif untuk melakukan Test PCR. Satu hari kemudian pemberitahuan hasil PCR menyatakan dia Positif Covid.

Berdasarkan halsi test itu maka kami pun merasa perlu untuk melakukan test PCR. Sewaktu saya datang ke tempat test PCR kuota sudah terpenuhi, dan kami diminta dating esok hari. Namun setelah membaca test PCR Drive thru, maka saya pun bersiap berangkat ke Bumame Farmasi di Grand Galaksi Park.

Waktu tunggu drive thru ternyata luar biasa ramai, karena terburu-buru dan tidak menyangka waktu antri befitu lama, lebih dari tiga jam, dan tidak ada tempat membeli minuman, disekitar antrian mobil maka kami terpaksa membeli minuman di tempat yang cukup jauh.

Hasil test diperkirakan akan kami terima selama 24 jam, tapi pada tanggal 4 Februari menjelang malam hari, kami mendapatkan informasi pemberitahuan hasil test terlambat dari waktu yang telah ditentukan. Karena baru satu orang yang terdeteksi positif, maka kami semua menggunakan masker di rumah. Kami juga tidak lupa melaporkan kepada RT bahwa ada anggota keluarga kami yang terpapar covid, dan tiga orang lain sedang menunggu hasil test PCR.

Hari ini , 5 Februari kami mendapatkan informasi hasil pemeriksaan PCR bahwa kami bertiga positif, dan kami sekeluarga melakukan isolasi mandiri. Perjuangan menjaga protokol Kesehatan kami ternyata tidak sukses tapi kami akan berusaha untuk disiplin isolasi mandiri agar tidak menularkan pada yang lain. Kiranya Tuhan menyembuhkan, dan Tuhan dimuliakan. 


Dr, Binsar A. Hutabarat


NATIONAL QUALIFICATIONS FRAMEWORK

 SINOPSIS DISERTASI POLICY EVALUATION INDONESIAN NATIONAL QUALIFICATIONS FRAMEWORK FIELD HIGHER EDUCATION EVALUASI KEBIJAKAN KERANGKA KUALIF...