Saturday, November 12, 2022

Limited Atonement Vs Unlimited Atonement



Debat Kristen, Limited Atonement dan Unlimited Atonement

Dua kelompok yang mendebatkan terkait limited atonement dan unlimited atonement perlu waspada untuk tidak jatuh dalam perdebatan yang tidak produktif, apalagi ketika kedua belah pihak mengklaim pandangannya paling absolut, sesuai Alkitab.


Limited Atonement

Kaum limited atonement atau penebusan terbatas percaya bahwa pengorbanan Yesus di kayu salib, terbatas hanya untuk mereka yang percaya kepada pengorbanan Yesus di salib untuk menebus dosa manusia.

Menurut kelompok penebusan terbatas ini, Yesus tidak mati untuk semua orang, tetapi hanya untuk mereka yang percaya kepada pengorbanan Yesus di salib dengan mengucapkan pengakuan percaya bahwa Yesus telah mati untuk menebus dosa manusia.

Penebusan terbatas berargumen bahwa Yesus tidak mungkin mati untuk semua orang, karena jika Yesus mati untuk semua orang, maka semua orang harus persaya kepada Yesus dan diselematkan. Selanjutnya mereka juga berargumen bahwa, karena ada yang menolak Yesus, atau percaya terhadap pengorbanan Yesus di salib, maka Yesus tidak mati bagi mereka yang tidak percaya. 

Yesus hanya menebus dosa orang pilihan saja, jadi penebusan Yesus terbatas, atau limited.


Unlimited Atonement

Kaum unlimited atonement sebaliknya percaya bahwa Yesus mati untuk semua orang. Yesus yang adalah Allah sejati dan manusia sejati, tentu saja pengorbananya cukup untuk semua orang. jadi Yesus mati untuk semua orang.

Kaum penebusan tidak terbatas itu percaya bahwa kematian Yesus cukup untuk menebus dosa manusia, karena Allah yang tak terbatas tentu saja mampu menanggung dosa seluruh umat manusia.

 Meski kaum penebusan tak terbatas ini mengakui bahwa orang perlu menerima dan mengakui pengorbanan Yesus di kayu salib untuk dapat diselamatkan.

Kaum penebusan terbatas pun setuju bahwa hanya orang pilihan yang mengakui dan menerima pengorbanan Yesus di kayu salib.


Jalan damai

Kaum limited atonement dan kaum unlimited atonement sebenarnya sam-sama memiliki keterbatasan data Alkitab untuk mendasari argumen mereka.

Menurut saya, kenapa kedua kaum itu tidak saling berbagi data Alkitab kemudian mengembangkan teori penebusan yang mereka yakini. Bukankah kita perlu mengembangkan pemikian teologi, dan bukan hanya menerima saja warisna dari para pendahulu, atau pakar-pakar teologi yang terbatas itu.


Dr. Binsar Antoni Hutabarat

BINSAR HUTABARAT INSTITUTE

https://www.binsarhutabarat.com/2021/09/soal-limited-atonement.html

NATIONAL QUALIFICATIONS FRAMEWORK

 SINOPSIS DISERTASI POLICY EVALUATION INDONESIAN NATIONAL QUALIFICATIONS FRAMEWORK FIELD HIGHER EDUCATION EVALUASI KEBIJAKAN KERANGKA KUALIF...