Tanggung Jawab Guru
Saudara-saudaraku,
janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru, sebab kita tahu, bahwa
sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua
bersalah dalam banyak hal; barang siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia
adalah orang yang sempurna yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
(Yakobus 3:1-2)
Dosa Karena Lidah
Salah satu
tanda kedewasaan Kristen adalah kemampuan untuk mengendalikan lidah. Barang
siapa bisa mengendalikan lidahnya, maka dia bisa mengendalikan tubuhnya.
Lidah atau
perkataan yang keluar dari mulut kita seharusnya memberikan kebaikan,
kontribusi positif bagi kehidupan bersama, menghibur, menguatkan, menegur,
memperbaiki kesalahan. Tetapi pada saat yang bersamaan kita tahu tak ada yang
bebas dari kesalahan
Bagaimanapun
kuatnya kita menjaga perkataan kita, selalu saja ada kesalahan yang keluar
ketika kita mengucapkan sesuatu. Perkataan kita bukannya menghiburkan,
memberkati tapi menimbulkan kepedihan, kemarahan, dan pertengkaran. Lidah
seperti api neraka yang menimbulkan konflik antar manusia.
Kita kerap
mendengar banyak konflik karena ada perkataan-perkataan yang membangkitkn
kemarahan orang lain. Bahkan di negeri ini tidak sedikit koflik besar meledak
hanya karena perkataan-perkataan yang tidak tepat. Apalagi berita hoax telah
benyak menyulut konflik kecil maupun besar.
Lidah Seorang Guru
Mengapa
Alkitab mengatakan janganlah banyak orang mau menjadi guru? Menjadi guru wajib
mememiliki lidah seorang guru. Teladan seorang guru adalah Yesus Sang Guru
Agung. Yesus tak bersalah dalam perkataan dan perbuatan, karena itu patut
mendapat sebutan guru agung.
Mereka yang
mau menjadi guru perlu meneladani kehidupan Yesus, baik dalam perkataan maupun
perbuatan. Repotnya, tak ada seorangpun dari kita yang bebas dari salah dalam
perkataan dan perbuatan.
Tapi, apakah
kita tidak boleh menjadi guru? Padahal guru adalah jabatan mulia. Guru perlu hadir
menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan?
Tanggung Jawab Guru
Mereka yang
telah berjuang keras mengendalikan perkataan dan perbuatan yang berdasarkan
kebenaran dengan meneladani Yesus perlu memegang jabatan guru yang penting itu.
Pada sisi
lain, tanda kedewasaan seorang Kristen adalah kemampuannya menguasai lidah,
berarti juga menguasai seluruh tindakannya. Meski tidak sempurna seperti Yesus,
mereka yang telah berjuang mengendalikan perkataan dan perbuatannya dengan
meneladani Yesus bisa menduduki jabatan guru, namun perlu dengan perasaan takut
dan gentar, karena sesungguhnya seorang guru tidak bebs dari salah dalam
perkataan dan perbuatan.
Seorang guru
perlu terus menerus belajar agara tidak mengucapkan perkataan yang salah,
demikian juga hidup dalam kebenaran firman Tuhan.
Hanya dengan
bergantung pada Allah dan hidup mengikuti teladan Sang guru Agung, guru-guru
pada saat ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Menghadirkan
generasi yang memuliakan Tuhan dan mengusahakan perdamaian dan menegakkan
keadilan dalam hidup bersama merupakan tanggung jawab guru.
https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/tanggung-jawab-guru.html