Cara Membangun Teologi Akademis
Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen di Indonesia perlu mengembangkan teologi akademis untuk mengembangkan teologi gereja, secara khusus dalam merespon jaman yang cepat berubah.
Kebekuan dalam berteologi
Pengamatan saya, pada umumnya pendidikan tinggi teologi, secara khusus yang berada dibawah gereja dan didirikan oleh gereja, hanya menjadikan pendidikan tinggi teologi itu sebagai barisan pelestari doktrin gereja.
Produk kebijakan gereja dipaksakan diterima pendidikan tinggi teologi. Menolak produk kebijkan itu berarti harus menyingkir, dan masih bersyukur tidak disebut bidat. Itulah sebabnya, Sulit ditemukan kebebasan akademik dalam pendidikan tinggi teologi yang didirikan gereja.
Sayangnya, perguruan tinggi teologi yang didirikan yayasan atas visi seorang tokoh Kristen juga mengikuti jejak yang sama. Biasanya, adalah tabu untuk mengkaji doktrin tokoh pendiri perguruan tinggi teologi. Perguruan tinggi teologi seperti layaknya program “Vokasi”yang dihadirkan karena kebutuhan tenaga pengerja gereja.
Parahnya lagi, karya-karya akademis yang digelontorkan dosen-dosen teologi bisa dikatakan sangat langka. Mereka yang tamat doktor-doktor teologi menghabisi waktu mereka untuk mengajar, dan seakan lupa tugas panggilan mereka untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran teologi konteks Indonesia melalui penelitian untuk pengabdian masyarakat gereja.
Teologi Akademis
Pendidikan tinggi teologi di Indonesia perlu megembangkan teologi akademik. Teologi ilmiah yang didasrkan metode ilmiah. Pengembangan teologi akademik itu tak perlu melepaskan iman bahwa Alkitab adalah firman Allah. Tapi, keyakinan Alkitab adalah firman Allah, tak perlu mengharamkan kajian teologis yang menggunakan metode -meyode ilmiah.
Saya sempat terkesima ketika banyak perguruan tinggi teologi memaksakan tamatannya hanya menghasilkan karya akhir dalam bentuk penelitian kuantitatif, tragisnya lagi mereka tak pernah belajar statistik. Teologi dijadikan sama dengan sains. Penelitian kualitatif yang perlu dikembangkan pendidikan tinggi teologi terabaikan, karena langkanya dosen metode penelitian teologi.
Lucunya, kajian-kajian teologis, filsafat dianggap tidak bermutu dibandingkan kajian empiris. Itulah sebabnya pada karya-karya penelitian dosen teologi minim pengembangan teori.
Pendidikan tinggi teologi seharusnya mengembangkan metode penelitian teologi, filosofis, tanpa mengharamkan kajian-kajian empiris. Demikian juga Mereka yang mengembangkan kajian empiris tidak mengabaikan kajian teologis filosofis.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2022/11/cara-membangun-teologi-akademis.html