Saturday, February 17, 2024

Menyusun Struktur Argumen Karya ilmiah

 




 Menyusun Struktur Argumen Karya ilmiah

Kemampuan untuk menyusun argumen karya ilmiah yang baik tidak datang dengan sendirinya, tapi memerlukan latihan yang serius. Langkah awal adalah memiliki pengetahuan stuktur argumen ilmiahm dan selanjutnya melatih diri menyusun argumen karya ilmiah dengan baik dan benar. 

A.     Pengertian Argumen

Argumentasi merupakan inti dari bagian terbanyak penulisan ilmiah. Secara Ringkas, dalam sebuah tulisan ilmiah penulis menyampaikan pendapatnya tentang suatu gejala, konsep atau teori tentunya dengan harapan bahwa ia dapat meyakinkan pembacanya akan kebenaran pendapatnya. Oleh karena itu,  seseorang penulis harus benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan sebuah argument. Ia perlu tahu jenis-jenis pernyataan yang diajukan dengan cara merangkaikan semuanya dengan benar.[1] 

B.      Unsur-unsur Argumen

Sebuah Argumen dapat disampaikan dalam beberapa kalimat, beberapa alinea atau sebuah tulisan sepanjang satu buku. Berapapun panjangnya sebuah argument, juta dapat mengkajinya dengan memperhatikan unsur-unsur pembentuknya. Ada berbagai cara yang dipergunakan untuk membedah sebuah argument, yang semuanya merupkan modifikasi dari logika formal. Berikut ini akan dibacakan tentang beberapa cara sebuah argument terstruktur.

LogikaFormal

Argument dalam logika formal memiliki paling sedikit tiga buah pernyataa. Pernyataan pertama adalah premis mayor, yaitu sebuah pernyatan umum tentang hubungan antara dua hal: A dan B. Pernyataan kedua adalah Premis Minor, yaitu pernyataan yang lebih spesifik tentang sebuah hal baru (C), yang dihubungkan pada hal A. Pernyataan ketiga adalah kesimpulan yang engaitkan B dengan C (Remage dan Bean 199:98).

Contoh :

                Premis Mayor : Setiap manusia (A) akan mati (B).

                Premis Minor : Sokrates (C) adalah manusia (A).

                Kesimpulan     : Sokrates (C) akan mati (B).

 

Rumusan seperti ini disebut silogisme, dan dilihat dari susunan pernyataannya dan  jenis hubungan antara hal-hal yang terkandung dalam setiap pernyataan, ada berbagai bentuk silogisme yang mungkin dirumuskan[2].

C.      Keterbatasan Logika Formal

Keterbasan dari logika formal adalah bahwa perhatian kita tertuju pada struktur argument saja dan tidak pada isi atau kebenaran dari pernyataan-pernyataannya.[3]

D.     Struktur Argumen dari Toulmin

Stephen Toulmin mengajukan cara lain untuk melihat sebuah argument, yng memperhatikan struktur argument maupun isi dari pernyatan-pernyataanya.[4] Ia berpendapat bahwa sebuah argument harus terdiri dari enam unsur yaitu ;

Grounds : segala data atau informasi yang kita miliki dan dapat dijadikan dasar untuk membuat sebuah pernyataan.

Claim    : kesimpulan atau pernyataan yang ingin kita ajukan, yang didasarkan atasgrounds.

Warrant :  pernyataan yang menghubungkan sebuah claim dengan grounds yang ada.

Backing : bukti-bukti untuk mendukung warrant.

Qualifier : pernyataan yang menunjukan besarnya kemungkinan claim.

Condition for rebuttal (kondisi penyangkalan) : pernyataan tentang pengecualian-pengecualian terhadap claim.

 

Skema Toulmin lebih tepat bagi penulis karena tujuan penulisan ilmiah pada umumnya adalah untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan-pernyataan penulis. Penulis dapat membayangkan seorang pembaca yang siap mempertanyyakan tiap-tiap pernyataan yang dibuat penulis.

 

E.      Kesalahan-kesalaha dalam Argumen

Banyak argument yang memiliki kelemahan karena mengandung kesalahan-kesalahan yang bersifat informal. Ini adalah kesalahan-kesalahan yang tidak terkait pada struktur logis sebuah argument yang dapat jelas terlihat salah atau benar tetapi pada hal-hal yang hanya dapat dikira-kira. Apabila kita berbicara tentang kesalahan informal, seringkali kita temukan bahwa penilaian orang dapat berbeda-beda. Serrangkaian kalimat yang dianggap tidak tepat oleh satu orang mungkin saja dianggap benar oleh orang lain. Berikut adalah uraian dari beberapa kesalahan yang sering dilakukan seorang penulis ;

·         Supporting Idea : Pengulangan dari controlling idea dengan pilihan kata yang berbeda

·         False dilemma : apabila penulis menyederhanakan sebuah argument sehingga seolah-olah hanya ada dua kemungkinan dalam masalah yang dibahasnya.

·         Post hoc, ego propter hoc : kesalahan yang terjadi ketika seseorang menganggap urutan kejadian sebagai hubungan sebab-akibat.

·         Kesimpulan yang terlalu luas berdasarkan data yang sedikit

·         Kesalahan dalam penggunaan analogy

·         Mengacu pada otoritas yang salah

·         Mengacu pada pribadi lawan dan bukan pada argumennya

·         Terlalu menyederhanakan pendapat-pendapat yang berlawanan dengan pendapat sendiri

·         Menyajikan bukti yang tidak dapat dikaji langsung oleh pembaca

·         Mengacu pada premis-premis irrasional

·         Menganggap hal-hal yang sudah dikenal sebagai hal yang lebih baik daripada yang belum dikenal


Dr. Binsar Antoni Hutabarat

http://www.binsarinstitute.id/2022/11/menyusun-struktur-argumen-karya-ilmiah.html

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...