Monday, October 19, 2020

Bertumbuh Bersama Menjadi Seperti Kristus





 Bertumbuh Bersama Menjadi Seperti Kristus

 Bertumbuh Bersama Menjadi Seperti Kristus hanya mungkin kita lakukan dengan bergandeng tangan dalam kekuatan Tuhan.



Orang percaya memiliki iman yang sama terhadap Alkitab sebagai Firman Allah. Karena itu orang percaya menggali isi Alkitab yang sama untuk makin mengenal Allah. Perbedaan yang terjadi dalam menafsirkan Alkitab sejatinya menolong orang percaya untuk memahami perlunya saling belajar satu dengan yang lain untuk makin mengenal Allah secara benar. Kristus, Firman Hidup yang bangkit dari kematian, dan menjadi dasar kekuatan gereja adalah Firman yang esa. Gereja yang minum dari sumber air hidup yang sama yaitu Firman Tuhan perlu bertumbuh bersama menjadi seperti Kristus.

 

Berdasarkan iman bahwa Alkitab adalah Firman Allah, orang percaya menggunakan akal budinya untuk menggali isi Alkitab untuk mengetahui tentang Allah, Karya, dan kehendak-Nya sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab. Usaha manusia mengumpulkan data-data dalam Alkitab itu terbatas, maka sejatinya tidak ada orang atau tokoh Kristen yang dapat mengklaim penafsirannya paling benar, apalagi absolud.

 

Penafsiran kita tentang suatu bagian Alkitab harus dibandingkan dengan hasil rumusan doktrin atau dogma yang diwariskan tokoh-tokoh gereja sebelumnya. Tapi karena penafsiran tokoh gereja sebelumnya juga tidak sempurna atau dibawah Alkitab, bisa saja penafsiran teolog jaman tertentu atau jaman kini memperbaiki penafsiran gereja sebelumnya, tapi sekali lagi itu pun tidak absolud.

 

Hasil penggalian Alkitab seorang teolog yang dirumuskan menjadi doktrin dan kemudian menjadi dogma itu tetap berada dibawah Alkitab, bahkan pengakuan iman sebagai rumusan dogma juga dibawah Alkitab, dan boleh saja direvisi, tentu jika memiliki dasar yang kuat artinya ada temuan yang didasarkan Alkitab tentang perlunya pengembangan rumusan pengakuan iman.

 

Validasi doktrin seharusnya didasarkan kofirmasi Roh Kudus. Karena hasil penggalian Alkitab tidak otomatis membuat kita percaya pada rumusan hasil penggalian Alkitab, meski pun langkah-langkah penggalian Alkitab sudah kita lakukan dengan cara benar. Keyakinan bahwa rumusan doktrin itu benar hanya karena konfirmasi Roh Kudus,

 

Doktrin mengarahkan orang untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Roh kudus berkarya dalam diri seseorang yang bertekad untuk hidup dalam rencana Allah sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, dan pengalaman orang itu kemudian akan mengakui bahwa benar pengetahuan yang di dapat dalam Alkitab itu benar. Inilah yang disebut pengakuan iman secara pribadi.

 

Doktrin penting untuk menunjuk pada kehidupan yang benar, dan keabsoudan itu terjadi terjadi ketika orang itu hidup dalam pengetahuan yang dia yakini benar, dan itu juga karena  konfirmasi dari roh kudus. Pengakuan iman bukan untuk menghakimi tetapi untuk menunjuk kepada Tuhan yang hidup, Firman Tuhan yang benar.

 

Sebagian orang menggali isi Alkitab dengan menekankan pada pengalamannya dengan Tuhan. Orang itu mengalami pengalaman-pengalaman dengan Tuhan yang luar biasa, seperti dipakai Tuhan melakukan mujizat.

 

Mujizat itu sendiri sangat sulit dijelaskan. Maka tidak heran penjelasan orang percaya tentang mujizat, yang disebut juga doktrin tentang mujizat, penjelasannya sangat terbatas, dan tentu saja penjelasan tentang mujizat bergantung pada pengalaman orang itu. Jadi doktrin tentang mujizat itu juga relatif.

 

Pengalaman orang itu adalah benar adanya, absolud untuk dirinya, karena faktanya memang demikian. Tapi, interpretasi tentang pengalaman atau penjelasan tentang pengalaman orang itu dipakai Tuhan dalam mujizat adalah relatif. Orang yang mengalami mujizat tidak boleh memberikan jaminan absolud bahwa pengalaman yang dialami akan terjadi dengan cara yang sama pada orang lain. Dia cukup menyaksikan pengalamannya dipakai dalam melakukan mujizat yang diyakininya atas kehendak Allah. Karena pengalaman setiap orang tentu berbeda.

 

Dengan demikian jelaslah membangun doktrin dari penggalian Alkitab dengan eksegese yang luar biasa tetap saja harus dibandingkan dengan doktrin atau dogma gereja lain, dan itu pun tetap relatif. Demikian juga membangun doktin dari pengalaman dengan Tuhan, secara khusus dalam pengalaman melakukan mujizat untuk kemuliaan Tuhan juga relatif, jadi tidak boleh dipaksakan kepada yang lain.

 

Gereja harusnya dapat saling belajar satu dengan yang lain. Tidak boleh ada gereja yang mengklaim gerejanya paling mendekati Tuhan, atau mendekati kebenaran. Gereja memerlukan saudara-saudara yang lain untuk bertumbuh bersama menjadi seperti Kristus.

 

 Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2020/10/bertumbuh-bersama-menjadi-seperti-kristus.html

Wednesday, October 14, 2020

Nasihat Firman Tuhan


 






Nasihat Firman Tuhan

Masalah ada dimana-mana, tetapi masalah yang dibiarkan berlarut-larut akan menjadi besar dan menghancurkan kehidupan bersama, demikian juga dalam kehidupan gereja lokal.

 

Masalah itu seperti kuman yang dapat mematikan tubuh kita. Karena itu masalah perlu diselesaikan,sehingga tidak meluas, serta melumpuhkan kesaksian gereja.

 

Dosa adalah masalah gereja, seperti kuman yang dapat melumpuhkan tubuh. Gereja perlu menyelesaikan masalah-masalah dalam dirinya terkait dosa dalam jemaat, atau membiarkan keseluruhan jemaat lokal itu lumpuh.

 

Ketika ada masalah dalam jemaat Tesaonika, secara khusus akibat interpretasi jemaat Tesalonika terhadap surat Paulus kepada jemaat itu terkait kedatangan Yesus. Paulus tidak mendiamkannya. Paulus berusaha mencari pemecahan masalah untuk jemaat Tesalonika.

 

Paulus menasihati jemaat Tesalonika yang tidak tertib dan tidak bekerja hanya duduk-duduk menunggu kedatangan Yesus seperti yang dituliskan dalam  1Tesalonika 4:11, “Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan seperti yang telah kami pesankan kepadamu.”

 

Selanjutnya Paulus berkata, Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.

 

Apakah masalah di Jemaat di Tesalonika? Beberapa anggota jemaat salah menginterpretasikan pengajaran Paulus tentang kedatangan Yesus. Mereka tidak bekerja dan mengharapkan dukungan jemaat, itu adalah hidup yang tidak tertib.

 

Mungkin kelompok orang kudus yang malas menjadi sumber pengajaran palsu seperti yang Paulus katakan  dalam Tesalonika 2:2, “Supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.” Jadi, pada waktu itu di jemaat tesalonika ada Gosip, “Tuhan akan segera datang!,”yang membuat sebagian jemaat Tesalonika Bingung.

 

Mereka yang menetapkan tanggal kedatangan Yesus itu menjual segala milik mereka dan kemudian duduk-duduk menantikan kedatangan Yesus. Mereka mengharapkan anggota jemaat lain memberi makan mereka, karena mereka merasa menaati firman Allah.

 

Hidup tidak tertib adalah hidup yang bertentangan dengan pengajaran Alkitab, seperti hidup bermalas-malasan, tidak bekerja, dan bergantung pada pertolongan anggota jemaat lain. Pengajaran yang mengajarkan kita untuk hidup tidak mentaati kebenaran Allah pastilah tidak alkitabiah.

 

Gereja perlu bekerjasama untuk memecahkan masalah seperti itu dalam gereja. Dalam kasih Allah gereja perlu menolong anggota lain untuk mentaati Allah, membantu mereka untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Mendorong anggota jemaat yang tidak tertib untuk berbalik dari dosa-dosa mereka. Semuanya itu perlu dilakukan dengan memberikan nasihat firman Tuhan.

 

Pentingnya Nasihat Firman Tuhan

 

Paulus kerap menggunakan firman Tuhan untuk menasihati jemaat di Tesalonika yang tidak tertib. Contohnya Paulus mengatakan, “Kamu tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus (ITesalonika 4:2)

 

Demikian juga ketika Paulus mengatakan, “Dan anggaplah sebagai sesuatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan seperti yang telah kami pesankan kepadamu.”

 

Kepada orang-orang yang tidak tertib itu Paulus menasihati mereka dengan firman Tuhan, untuk kembali kepada firman Tuhan, “Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang.” I Tesalonika 2:11

 

Paulus percaya firman Allah merupakan nasihat yang tepat, II Tesalonika 3:4, “Dan kami percaya dalam Tuhan, bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, kamu lakukan dan akan kamu lakukan.”

 

Hal yang sama juga diutarakan dalam II Tesalonika 3:10, ketika Paulus menasihati orang-orang di tesalonika yang tidak bekerja dan hidup tidak tertib, “Sebab juga waktu kami berada diantara kamu, kami memberi peringatan ini kepadamu: Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”

 

Otoritas firman Tuhan secara jelas menjadi dasar, mengapa Paulus menggunakan firman Tuhan untuk menasihati jemaat yang tidak tertib, “Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.

 

Gereja lokal pada masa kini juga tidak bebas dari masalah. Gereja perlu menyelesaikan masalah itu secara bersama agar tidak melumpuhkan peran gereja di tengah masyarakat indonesia.

 

Nasihat firman Allah adalah cara terbaik mengembalikan orang pada kebenaran, bukannya pada debat yang hanya menimbulkan pertentangan.

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2020/10/nasihat-firman-tuhan.html

Monday, October 12, 2020

Gereja dan Trinitas

  





Gereja dan Trinitas


Kredo Trinitas sesungguhnya bertujuan mempersatukan gereja di atas doktrin yang benar. 


Tapi, mengapa kredo trinitas sepanjang sejarah justru memecahkan gereja, bahkan tidak terhitung korban yang berjatuhan karena pertentangan atas kredo itu. bagiamana gereja masa kini seharusnya menyikapi kredo trinitas itu.

Teologi adalah pembicaraan tentang Allah. Pertanyaanya kemudian, bagaimana mungkin manusia berbicara tentang Allah, padahal Allah tidak mungkin menjadi sasaran penelitian manusia?

 

Mengapa gereja memformulasikan pengakuan iman Rasuli, secara khusus tentang Allah Tritunggal? Apa yang salah dengan pengakuan banyak gereja pada waktu itu?

 

Pertentangan tentang formulasi doktrin Allah Tritunggal yang kemudian dinyatakan dalam Pengakuan Iman Rasuli adalah ingin menegaskan bahwa terdapat banyak formulasi doktrin tentang Allah, namun Pengakuan Iman Rasuli ingin menegaskan bahwa Doktrin Allah Tritunggal adalah doktrin Allah yang benar, dan membedakan dari ajaran-ajaran yang bertentangan dengan itu.

 

Kemudian timbul pertanyaan, Jika gereja mula-mula menjaga doktrin untuk hidup benar, bergantung dengan Tuhan, dan dengan kebenaran itu mereka memiliki pengharapan untuk tetap percaya kepada Allah yang benar di saat mengalami penganiyaan, penderitaan yang mengancam mereka, mengapa gereja pada waktu kemudian justru memaksakan semua orang percaya harus percaya kepada doktrin itu.

 

Mengapa gereja memakai tangan pemerintah untuk memenjarakan, membunuh mereka yang tidak percaya kepada doktrin atau ajaran gereja, padahal semua usaha membangun doktrin, yang merupakan interpretasi manusia terhadap Alkitab itu terbatas?

 

Bisakah kita memahami Allah sebagaimana Allah memahami diri-Nya, jika tidak mengapa ada peribadi, tokoh, gereja mengabsoludkan pemahamannya tentang Allah, jika demikian dimana gap antara Firman Allah, Alkitab dengan hasil interpretasi manusia?

 

Menurut Alkitab, Allah bersemayam di dalam terang yang tidak terhampiri, sehingga seorangpun tidak pernah melihat Allah. Manusia tahu Allah sebatas Allah menjelaskan diri-Nya.

 

Tapi syukurlah kita bisa berbicara tentang Allah, karena Allah telah menyatakan diri-Nya, meski yang kita ketahui tentang Aallah itu terbatas, dan penyataan tentang Allah itu kita bersyukur dicatat di dalam Alkitab. Sehingga kita bisa berbicara tentang Siapa Allah, Apa rencana-Nya untuk manusia, dan juga tentang Karya Allah berdasarkan apa yang dikatakan Alkitab.  

 

Tapi, bagaimana dengan doktrin Allah Tritunggal yang dinyatakan dalam pengakuan Iman Rasuli bisa menjadi perdebatan yang memecahkan gereja, bahkan saling menghancurkan satu dengan yang lain? Mengapa perdebatan itu tak ada habisnya hingga saat ini?

 

Kemudian pertanyaan selanjutnya, apa makna doktrin Allah tritunggal bagi gereja masa kini, demikian juga dalam kehidupan bersama orang percaya, dan juga sesama umat manusia?

 

Webinar dalam video ini menjawab semua pertanyaan itu.




https://www.binsarhutabarat.com/2020/10/gereja-dan-trinitas.html

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...