Wednesday, November 4, 2020

Menceritakan Injil adalah hak asasi manusia




Menceritakan Injil adalah hak asasi manusia


Pemberitaan
Injil atau kabar baik, tak menyimpan bahaya apapun, kecuali sukacita dan kebahagiaan bagi mereka yang menerimanya. 
Masyarakat Indonesia dan dunia perlu mendengar berita Injil, itu adalah hak bagi semua manusia untuk mendengarkan berita sukacita tentang penebusan dosa yang berlaku dalam pengorbanan Yesus Kristus di salib.

Penjelasan Paulus tentang arti Injil bagi jemaat Tesalonika sejatinya akan membuka hati kita untuk merespon berita Injil dengan sudut pandang yang tepat, apalagi pemberitaan Injil adalah tanpa bujuk rayu dan paksaan, dan hanya bergantung pada Kuasa Roh Kudus.





  Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang kamu. (I Tesalonika 1:8 )

 

Menceritakan Injil adalah hak asasi manusia, hak yang melekat dalam setiap manusia

 

Menceritakan kabar baik tentang pengampunan dosa yang dikerjakan oleh Yesus pada kayu salib yang mendamaikan manusia berdosa dengan Allah adalah tugas misi Allah untuk jemaat di Tesalonika, dan juga umat Kristen di seluruh dunia.

 

Menceritakan Injil adalah hak asasi manusia, karena semua manusia perlu mendengar Injil. Injil adalah kebutuhan yang melekat dalam kehidupan manusia berdosa. Tanpa pengampunan dosa yang dikerjakan Yesus di kayu salib, semua manusia berdosa harus menanggung hukuman dosa.

 

Demikian juga, setiap orang yang telah mendengar cerita Injil, dan menerima berita Injil dalam hidupnya, melalui pekerjaan Roh Kudus, diberikan mandat oleh Allah untuk memberitakan Injil kepada semua orang.

 

Umat Kristen yang telah dipenuhi hak nya, yakni mendengarkan cerita Injil, dengan demikian wajib untuk menceritakan Injil yang adalah tugas misi Allah untuk umat Kristen.

 

Tugas Misi Kristen

 

Misi Allah itu sendiri sesungguhnya bukan hanya membawa seluruh ciptaan untuk hidup dalam kebenaran, kebaikan dan memuliakan Allah pencipta langit dan bumi, tapi tugas misi Allah adalah juga menceritakan kabar baik kepada semua orang. Utamanya adalah memuridkan mereka yang menerima Injil untuk bisa hidup dalam iman yang menghasilkan pekerjaan kasih, bagi kemuliaan Allah. Jadi menerima Injil adalah jalan untuk membangun kehidupan bersama yang berkenan kepada Allah.

 

Melalui hidup dalam iman yang menghasilkan pekerjaan kasih itu, pemberitaan Injil bukan hanya sebuah verbalisme. Tapi, menceritakan Injil sekaligus menyaksikan hidup Kristen dalam iman kepada Allah yang maha kasih, dan kemudian membagikan kasih Allah itu kepada sesama manusia lewat pekerjaan-pekerjaan kasih, pekerjaan yang membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia.

 

Kuasa Allah dalam Injil

Karena kuasa Injil ada pada kuasa Allah, dan kuasa Allah yang hidup dalam diri orang percaya telah merubah kehidupan umat Kristen untuk hidup dalam kebenaran. Selanjutnya kehidupan iman Kristen itu  yang nyata dalam pekerjaan-pekerjaan kasih, maka menceritakan Injil sekaligus juga menceritakan karya kasih Allah dalam hidup pemberita Injil.

 

Gereja di Tesalonikan dan gereja mula-mula kerap memberitakan Injil pada orang-orang disekitar mereka, dan pada daerah-daerah dimana Tuhan mengirim mereka untuk memberitakan Injil, dan secara bersamaan melakukan pekerjaan-pekerjaan kasih.

 

Setiap orang yang telah menerima Injil, mengalami pembaruan hidup, sadar bahwa menerima berita Injil adalah menerima sesuatu yang amat berharga, yaitu yang memberikan kehidupan kekal. Dan itu hanya mungkin karena kehadiran kuasa Allah yang menyertai pemberitaan Injil.


Pemberitaan injil dan Pemilihan Allah


Pemilihan Allah adalah kedaulatan Allah, apabila gereja mengakui sebagai umat pilihan Allah, maka tidak ada alasan bagi umat Kristen untuk tidak memberitakan Injil.

 

Umat Kristen perlu hidup di atas kebenaran Allah. Hidup dalam pimpinan Roh Kudus untuk hidup berbuah serta menjalankan pemberitaan Injil.

 

Karena keselamatan adalah pekerjaan Allah, maka tidak ada alasan untuk umat Kristen berhenti memberitakan Injil karena penolakan-penolakan yang dialami, atau adanya aniaya dan penderitaan yang menghalangi pemberitaan injil.

 

Umat Kristen harus tetap antusias, bersemangat, bergairah menyampaikan cerita Injil. Antusiasme untuk memberitakan Injil akan tetap terjaga jika memang pembaruan Allah terus terjadi dalam kehidupan Kristen. Cerita Injil adalah hak asasi manusia, kebutuhan yang melekat dalam diri manusia untuk memiliki hidup kekal.

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

 

 https://www.binsarhutabarat.com/2020/10/menceritakan-injil-adalah-hak-asasi.html

 

 

Webinar Entrepreneurship

 Webinar Entrepreneurship 


Webinar Entrepreneurship pertama yang diselenggarakan oleh Binsar Hutabarat Institute mendapatkan respon positif dari pemimpin gereja dan juga dosen-dosen sekolah tinggi teologi. 

Webinar ini berencana akan dilanjutkan dalam bentuk seminar-seminar khusus yang langsung dapat menghasilkan entreprenuer-entrepreneur baru. 

Saran peserta webinar dan teman-teman yang peduli dengan usaha untuk menumbuhkan entrepreneur-entrepreneur yang handal di negeri ini sangat kami harapkan. 

Apabila ada pokok-pokok bahasan yang dperlukan untuk dibahas silahkan informasikan ke antonihutabarat@gmail.com





Webinar Entrepreneurship




Indonesia membutuhkan Entrepreneur-entrepreneur handal untuk memajukan negeri yang tersohor dengan sumber alamnya. bangsa Indonesia tidak boleh hanya jadi pekerja yang tidak memiliki kemampuan untuk mengelola sumber alam Indonesia yang kaya. 

Kreativitas dan inovatif entrepreneur-entrepreneur negeri ini menjadi harapan kita semua. Tapi, target utamanya adalah kesejahteraan seluruh rakyat indonesia. gap antara yang kaya dan miskin perlu dipersempit, sehingga kebahagian menjadi milik bersama semua rakyat indonesia tanpa terkecuali.

Pertanyaan kemudian perlukah para pelayan gereja juga mengembangkan kemampuan entrepreneurship dalam pengelolaan gereja? apabila ini mungkin, sejatinya gereja bisa menjadi garda terdepan untuk menghadirkan entrepreneur-entrepreneur di negeri ini.

Mari bergabung dalam webinar entrepreneurship yang penting ini. Gratis, tempat terbatas, wajib mendaftar.


Webinar Entrepreneurship

Thursday, October 8,19:00 – 21:00
Description:
Mendengar Istilah Entrepreneurship, mungkin menimbulkan gejolak bagi kalangan gereja. Sebenarnya apakah manfaat Entrepreneurship? Pentingkah bagi Pengelolaan dan pertumbuhan gereja? Dan pertanyaan Mendasar akan muncul, apakah Entrepreneurship sesuai dengan kebenaran firman Tuhan yang menjadi dasar pengelolaan gereja? Bermanfaatkah bagi jemaat bergereja? Mari bergabung dalam Webinar Entrepreneurship yang akan diadakan pada:

Tanggal: 8 Oktober 2020
Jam: 19.00-21.00
Pembicara:
1. Dr. Drs. I Ketut Putra Suarthana, M.M., Ketua Umum Asosiasi Yayasan Untuk Bangsa (AYUB), Pengusaha Hotel, Sekolah dan Founder Lembaga Kemasyarakatan.
2. Dr. Ir. Antonius Tanan, MBA., MSc.,MA. Educational advisor, independent, Ciputra University, Independent Commisioner PT Ciputra Development Tbk,
Renungan: Pdt. Dr. Togardo Siburian (STT Bandung)
Moderator: Pdt. Dr. Binsar A. Hutabarat, M.Th.

Susunan acara:
1. 19.00-19.25 : Sambutan, Ucapan selamat Webinar, Ibadah Pembukaan.
2.19.25-20.10 : Presentasi Dr. Ir. Antonius Tanan, MBA., MSc.,MA. 
3. 20.10 - 20.30: Presentasi, Dr. Drs. I Ketut Putra Suarthana, M.M., Ketua Umum Asosiasi Yayasan Untuk Bangsa (AYUB).
4. 20.30-21.00 Q/A
5. Doa Penutup. Pdt. Hardy Manulang, M.Th. (Dari Tapanuli Tengah, Sumatra Utara)



Gratis, harus mendaftar.
Pendaftaran di tutup tanggal 7 Oktober jam 22.00 WIB
Kontak. Mariana 081210641245, 081219700134  
──────────
Binsar Hutabarat Institute is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/8592084274?pwd=WTV4bzVkYWFFdkVBN2pGcFozOW51Zz09

Meeting ID: 859 208 4274
Passcode: 2mJktm


──────────
  1. 30 minutes before
Organizer: Binsar Hutabarat Institute

Tuesday, November 3, 2020

Implementasi Hak-Hak Asasi Manusia Menurut Alkitab









Implementasi Hak-Hak Asasi Manusia Menurut Alkitab



Alkitab menyaksikan bahwa Allah memberikan hukumnya kepada manusia untuk dapat melaksanakan kebebasannya tanpa mengganggu hak-hak orang lain. Tanpa ketaatan pada hukum, kebebasan akan terperosok pada tindakan liar tanpa batas yang akan melukai sesama manusia. 


Manusia perlu bergantung pada Allah

Pada waktu manusia belum jatuh ke dalam dosa, manusia dapat hidup dengan menikmati hak-haknya sebagai manusia, tanpa mengganggu kebebasan sesamanya. Itu mungkin terjadi karena manusia bergantung total pada Allah. Pada saat yang sama Allah memberikan kemampuan kepada manusia untuk melaksanakan kebebasannya secara absolud dalam kebergantungan mutlak dengan-Nya. 

Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, tak seorang pun manusia dapat menaati hukum Allah secara sempurna, karena tak seorang pun dapat bergantung mutlak pada Allah dalam melaksanakan kebebasannya.

Pada masa sebelum kerajaan Israel, Allah juga telah memberikan hak-hak kepada manusia. Allah sendiri juga yang menjaga terimplementasinya hak-hak tersebut dengan memberikan hukum-hukum-Nya yang adil. 

Pada waktu manusia bertambah banyak dan ingin membangun pemerintahan sendiri, Allah mencerai-beraikan mereka di Menara Babel. Kemudian Allah terus menjaga ciptaan-Nya dengan memilih Abraham untuk membangun komunitas yang hidup menyembah Allah dan menghormati sesama manusia sebagai ciptaan Allah. Disini Israel dijadikan sebagai bangsa.  

Baru dalam Kejadian 12 itu Allah membangun institusi negara dalam bentuk komunitas umat pilihan Allah. Meskipun sejak awal penciptaan institusi negara itu telah ada, dengan Allah dan semua umat manusia dalam pemerintahan Allah.

Dalam perjalanan Israel sebagai bangsa, Mesir melakukan penjajahan terhadap umat Allah. Dan dengan kekuasaan-Nya, Allah membebaskan Israel untuk dapat hidup mulia dengan sesamanyadalam keterikatan pada Allah, karena Allah adalah Raja Israel. 


Implementasi Ham Perlu Mentaati Undang-undang

Sepuluh hukum Allah merupakan undang-undang dasar bagi teokrasi Israel secara langsung. Hukum ini berisi keadilan Allah, jika dilaksanakan dengan baik, akan menciptakan proteksi terhadap HAM, karena hukum yang diberikan oleh Allah berisi penghormatan yang mulia terhadap HAM. 

Adanya raja di Israel dalam bentuk pemerintahan umat Allah atas ijin Allah. Pada waktu itu memang negara dan agama tidak dapat dipisahkan, karena komunitas Israel adalah homogen dalam hal agama. Namun tidak berarti bahwa dalam pandangan Kristen agama boleh menguasai negara (pemerintahan gereja atas negara) Kekuasaan dalam kehidupan bangsa pilihan Allah terletak pada Allah, dan mereka harus menegakkan hukum yang didasarkan pada keadilan Allah karena semua manusia adalah sama dihadapan Allah. 

Dalam Perjanjian Lama (PL) Allah membedakan antara bangsa Israel yang disebut umat pilihan Allah dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa Israel disebut umat Allah untuk menekankan bahwa semua manusia adalah sama, sederajat, demikian juga dengan raja. Jadi dalam pemerintahan Israel Allah yang menetapkan Undang-Undang Dasarnya yaitu 10 Hukum, dan raja wajib menjalankan UUD tersebut dalam pemerintahannya. 

Apabila raja tidak mentaatinya maka Allah akan menghukum raja tersebut. Dalam kerajaan Israel tersebut juga ada Nabi Allah yang senantiasa mengawasi jalannya pemerintaha Israel, serta Imam-imam yang menjelaskan mengenai hukum-hukum kerajaan yang bersumber dari 10 Hukum yang adalah Undang-Undang Dasar Israel. 

Tidaklah mengherankan jika pemerintahan Israel disebut oleh ahli-ahli PL sebagai pemerintahan teokratis yang demokratis. Karena pemimpin Israel adalah Allah, raja dan rakyat kerajaan adalah umat Allah, dan mereka secara bersama-sama taat kepada Allah yang adalah pemimpin Israel. Pemerintahan yang teokratis dan demokratis akhirnya lenyap dari Israel karena kejahatan manusia.  


Implementasi Proteksi Ham oleh Negara

Allah memakai bangsa-bangsa lain untuk menjadi “hakim” atas umat-Nya. Umat Allah berada dalam penjajahan bangsa yang tidak mengenal Allah. Namun perlindungan Allah tetap ada pada mereka. Jika pada mulanya Allah memerintah secara langsung “pemerintahan teokrasi”, kemudian Allah memakai pemerintahan orang-orang yang tidak menyembah Allah Israel untuk tetap memelihara umat-Nya. 

Karena kodrat dari negara yang diciptakan Allah adalah untuk pemeliharaan dunia. Siapapaun yang menjadi raja di dunia ini, raja tersebut bertanggung jawab kepada Allah. Karena itu negara yang memiliki wewenang dari Allah harus menegakkan hukum-hukum yang adil dan nondiskriminatif. Dalam kerajaan Nebukadnezar Allah tetap dapat memelihara umatNya. Karena semua kerajaan dunia berada dalam kedaulatan Allah, walaupun negara yang dipimpin oleh orang yang telah jatuh dalam dosa memiliki kelemahan. 

Sejak manusia jatuh kedalam dosa, tidak seorangpun manusia mampu total bergantung pada Allah. Seperti juga yang terjadi dalam pemerintahan raja-raja Israel. 

Salah satu bukti mengenai kedaulatan Allah dalam kerajaan kafir adalah ketika Allah menolong Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketiga orang tersebut mendapat perlakuan yang tidak adil. Sekelompok orang yang menginginkan kekuasaan memasukkan aturan yang tidak berkeadilan dalam pemerintahan Babel, dan yang terkena dampak langsung dari ketidakadilan tersebut adalah Sadrak, Mesakh dan Abednego. 

Tetapi oleh kedaulatan Allah mereka dipelihara ketika menjadi tawanan di negara Raja Nebukadnezar. Tetapi sebagai alat Tuhan, Sadrak, Mesakh dan Abednego harus berjuang bagi adanya hukum yang berkeadilan. 

Penghormatan terhadap bangsa yang berbeda dan pemeluk agama yang berbeda tetap terjaga dalam pemerintahan bangsa-bangsa di luar Israel walaupun tidak sempurna, karena negara tempat di mana Israel dibuang oleh Allah tetap berada dalam kedaulatan Allah. Negara tersebut dapat  menghargai pluralisme suku dan agama karena kebenaran umum Allah ada pada semua orang. 

Kebenaran umam yang ditanamkan Allah dalam semua manusia ini menjadi alat Allah dalam memelihara dunia. Bagi orang Kristen negara merupakan alat Allah untuk menahan tindakan kejahatan manusia, karena itu dalam negara yang dipimpin oleh siapapun, seorang Kristen harus berusaha untuk berperan agar tugas negara dalam memenuhi tanggung jawab yang bersumber dari Allah tersebut terpenuhi.

Dalam Perjanjian Baru, Allah tidak lagi membedakan bangsa Israel dan non Israel. Kerajaan Romawi tempat di mana gereja lahir dan bertumbuh adalah pemerintahan non Israel. Pada waktu itu masih ada penghormatan terhadap kebebasan beragama, sebagaimana dilaporkan Alkitab bahwa murid-murid Tuhan Yesus dapat berkumpul dan beribadah kepada Allah. Mereka tetap dapat beribadah sesuai dengan agama mereka.  

Pelanggaran kebebasan beragama terjadi karena Gereja yang lahir dalam agama Yahudi dianggap bidat. Pemerintah yang membutuhkan dukungan komunitas Yahudi yang besar  pada waktu itu berpihak kepada agama Yahudi, sehingga Kristen dianggap bidat. Warga Yahudi yang menjadi Kristen pun mendapat perlakuan yang amat diskriminatif dari pemerintah yang berkuasa. 

Pelanggaran kebebasan beragama terjadi karena negara tidak menjalankan wewenangnya dengan baik, yaitu menciptakan keadilan di antara kelompok-kelompok yang berbeda. 

Pemerintahan yang adalah alat Allah untuk menegakkan keadilan demi terjaganya kesejahteraan ciptaan mengingkari tanggung jawabnya, maka terjadilah pelanggaran HAM. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keadilan Allah bagi kekristenan merupakan dasar yang penting bagi suatu negara untuk dapat menjaga implementasi HAM secara maksimal, karena hukum-hukum Allah adalah adil.

Hukum-hukum yang mengatur kehidupan dalam bernegara harus adil. Apabila negara menegakkan keadilan Allah maka hubungan antar-sesama manusia akan terpelihara dengan baik. Hanya dengan keadilanlah manusia dapat hidup dalam harkat dan martabatnya yang mulia. 

Kekristenan juga percaya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat sempurna  berpegang pada keadilan Allah, sehingga tak seorangpun manusia atau lembaga yang dapat menjadikan dirinya sumber/agen keadilan. Sebaliknya setiap pribadi/lembaga harus tunduk pada hukum yang berkeadilan, sehingga perjuangan penegakan HAM bagi kekristenan bersamaan dengan perjuangan untuk menegakkan supremasi hukum yang berkeadilan dan bersumber pada Allah.


Dr. Binsar Antoni Hutabarat


Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...