Pocast Rukun Beragama

Video

Tuesday, December 1, 2020

Soal Kebebasan Berekspresi

 








 

Kebebasan berekspresi dan berpendapat bukan tanpa batas, tetapi kebebasan berekspresi itu dapat dibatasi dengan undang-undang agar pemenuhan kebebasan individu tidak mengganggu kebebasan individu lainnya.

 

Kebebasan berekspresi dan berpendapat bukanlah pengesahan bahwa setiap individu bisa bertindak secara liar tanpa menghormati martabat individu lainnya, yakni mengabaikan akibat penggunaan kebebasan berekspresi itu bagi individu lainnya.

 

 

Kebijakan publik yang mengatur kehidupan bersama sejatinya adalah sebuah konsensus bersama. Karena itu hukum, kebijakan publik sejatinya  harus melindungi setia individu atau kelompok tanpa dekriminasi.

 

Apabila  implementasi kebijakan publik terindikasi menegasikan individu atau kelompok tertentu, pastilah ada yang salah dalam rumusan kebijakan publik itu.

 

Kebebasan beragama

Setiap agama itu unik dan absolud bagi pemeluknya. Maka, tak seorangpun boleh menghina agama apapun. Menghina agama apapun sama saja dengan menghina martabat manusia beragama.

 

Berdasarkan hal tersebut jelaslah setiap individu beradab wajib menghargai dan menghormati apapun kepercayaan yang di anut oleh seseorang, dan juga menjauhi usaha-usaha untuk menghakimi agama-agama yang beragam dan berbeda itu.

 

Sebab itu terhinalah mereka yang menghina agama yang dianut manusia yang bermartabat, karena perbuatan tersebut menghianati kewajibab asasi manusia. Setiap orang tentu boleh saja menyaksikan agama yang diyakininya itu tanpa perlu melecehkan keyakinan agama dan kepercayaan lain.

 

Harus diakui bahwa penghinaan terhadap salah satu agama, bukan hanya menyakiti hati penganut agama itu, tapi juga menyakiti hati semua umat beragama. Karena itu  penghinaan pada salah satu agama sepatutnya diposisikan sebagai penghinaan terhadap semua agama, yang patut diwaspadai oleh semua umat beragama.

 

Kebenaran itu adalah milik Tuhan, interpretasi yang absolud tentang apapun yang kita percayai sesungguhnya hanya ada pada Tuhan. Karena itu tak seorang pun berhak memaksakan apa yang diyakininya kepada orang lain.

 

Menjadikan diri hakim atas sesamanya dalam menentukan tafsir yang benar tentang kepercayaan agama-agama lain adalah kesombongan, itu sama saja dengan memposisikan diri sebagai Tuhan, sebuah tindakan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia yang menyadari keterbatasannya.

 

Apabila kita percaya, di dalam hati nuraninya yang terdalam manusia sesungguhnya mencintai kebenaran, maka manusia sepatutnya diberikan kebebasan untuk melakukan apa yang sesuai dengan nuraninya, dan itu juga berarti, kebebasan adalah semata-mata untuk melaksanakan kebenaran. 

 

 

 

Marthin Luther dengan tegas mengatakan,di dalam hati nuraninya manusia adalah raja, tidak boleh ada orang lain yang menjadi raja atas sesamanya. Suara nurani adalah suara Tuhan, meski tidak mutlak, mengingat keterbatasan manusia.  Meneguhkan hal itu, Os Guinnes mengatakan, “kebebasan hati nurani adalah  dasar bagi kebebasan beragama dan kebebasan berbicara.” Sebagaimana tertuang dalam deklarasi universal hak-hak asasi manusia(DUHAM). Karena itu pelaksanaan kebebasan berekspresi mestinya didasarkan pada nurani manusia yang terdalam, yakni mengusahakan kebaikan untuk sesamanya.

 

Apabila kebebasan hati nurani ini menjadi landasan dalam menjalankan hak kebebasan berekspresi, maka kebebasan berekspresi pastilah akan menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat. Sebaliknya, pelaksanaan kebebasan berekspresi tanpa hati nurani akan mengakibakan kekacauan dan ketidaktertiban. Itulah sebabnya, penghinaan atas agama yang bertentangan dengan suara hati nurani itu telah mengakibatkan kekacauan di banyak tempat.

 

Proteksi atas kebebasan hati nurani mestinya akan menciptakan ruang publik yang sehat, dimana setiap anggota masyarakat memiliki kerelaan untuk saling memberi dan menerima terhadap sesamanya. Negara yang sehat tentu saja memerlukan ruang publik yang sehat, yang tampak dari adanya warga bangsa yang memiliki kerelaan untuk membantu sesama warganya, bukannya saling menyakiti sesamanya.

 

Penghinaan terhadap agama tidak boleh ditolerir meski itu dengan alasan untuk mengagungkan hak kebebasan berekspresi. Kebebasan itu tidak liar. Kebebasan bernaung dalam ketaatan pada hukum. Siapapun yang melaksanakan kebebasannya dengan melanggar hukum, harus menerima ganjaran hukum yang setimpal.

 

Jika kita setuju bahwa kerukunan adalah sebuah kerelaan yang keluar dari nurani manusia yang menghargai kebenaran tentang martabat manusia yang adalah sederajat itu, dan selayaknya hidup harmonis dalam perbedaan di bumi yang satu ini, maka kerukunan tidak mungkin dihadirkan dengan mendewakankeliaran. Demikian juga, memaknai kebebasan sebagai kondisi dimana setiap individu boleh melakukan apa saja sangatlah tidak berdasar. Kondisi itu lebih patut disebutkeliaran.Kebebasan semata-mata diberikan untuk melaksanakan kebenaran yang memuliakan martabat manusia.


 

Binsar A. Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2020/12/soal-kebebasan-berekspresi.html

Sunday, November 29, 2020

Misi Allah Untuk Umat Manusia

 







 

Peristiwa Sigi baru-baru ini menjadi kedukaan bagi gereja diseluruh muka bumi. Bahkan Peristiwa itu telah mengoyakkan martabat kemanusiaan kita. Gereja-gereja di seluruh dunia tidak boleh tidak perduli. Gereja-gereja diseluruh muka bumi, dan seluruh umat manusia di bumi ini harus bergandengan tangan untuk melindungi sesamanya dari ancaman kemanusiaan. Itu adalah misi Allah untuk umat manusia.

 

 

 

 

 

 

Kepada Jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, Yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita. Kasih Karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus kristus menyertai kamu.(I Korintus 1:1-2)

 

Gereja adalah Alat Allah untuk menjalankan Misi Kasih Allah atas dunia yang telah jatuh ke dalam dosa. Gereja sepatutnya memberikan terang Allah untuk menerangi kegelapan.

Apa jadinya, jika terang itu tak dapat menampakkan terangnya? Betapa gelapnya dunia tempat kita berada.

Realitas gereja yang membawa kecemaran terjadi dalam jemaat Korintus. Dalam kitab Roma 1:18-32, Paulus menjelaskan kecemaran yang masuk kedalam gereja di Korintus.

Kecemaran yang terjadi dalam jemaat Korintus juga mencemari jemaat-jemaat lainnya. Apabila, gereja tidak menyucikan dirinya dari segala kecemaran, maka kecemaran itu bukan hanya mempengaruhi kehidupan individu, tetapi juga jemaat, demikian juga jemaat-jemaat lainnya, atau gereja di seluruh dunia.

 

Misi Allah untuk Gereja

Gereja adalah umat Allah yang dipanggil keluar dari kecemaran dunia. Tujuan Allah memanggil gereja keluar dari kecemaran dunia adalah untuk hidup kudus, hidup memuliakan Tuhan.

Gereja yang hidup kudus dan memuliakan Tuhan itu akan dipakai Tuhan untuk mengajak semua orang hidup memuliakan Tuhan. Jadi tugas Misi Allah untuk gereja adalah memberitakan kasih Allah kepada semua manusia. Dengan Kristus sebagai kepala gereja yang telah mengalahkan maut dan kegelapan.

 

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (yohanes 3:16).

 

Gereja dikuduskan dalam Yesus yang sudah menang

Untuk menjalankan misi Allah orang percaya perlu bergantung dengan Tuhan. Karena dengan kekuatannya sendiri, manusia tidak dapat menjalankan misi Allah. Iblis, kegelapan akan selalu berusaha  menghalang-halangi orang percaya untuk menjalankan misi Allah dengan hidup di dalam Tuhan dan bergantung dalam Tuhan.

Untuk menjalankan misi Allah manusia yang telah dibebaskan dari perbudakan dosa itu harus terus menerus bergantung pada Tuhan, atau menyediakan diri untuk dikuasai Roh Kudus, dengan hidup dipenuhi Roh Kudus.

 

Karena yang memanggil gereja keluar dari kegelapan dunia adalah Allah, dan rencana misi Allah membebaskan manusia dari dosa itu digenapi dalam diri Yesus melalui kematian Yesus di kayu salib, maka yang menjadi pemimpin gereja adalah Yesus yang telah mengalahkan maut.

Gereja yang dipanggil keluar dari kegelapan itu mendapatkan jaminan kemenangan dalam Yesus. Karena itu, betapapun beratnya tugas misi Allah yang diberikan kepada orang percaya, di dalam Yesus yang sudah menang, orang percaya mendapatkan jaminan untuk hidup dalam kemenangan untuk melaksanakan misi Allah.

Kemenangan orang percaya berada dalam Yesus yang sudah menang, maka untuk menjalankan misi Allah yang telah digenapi oleh Yesus yang sudah menang itu, orang percaya harus hidup dalam Yesus. Terus menerus hidup berada dalam anugerah Tuhan.

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa menurut Alkitab semua orang percaya diseluruh muka bumi ini dikuduskan dalam kematian Yesus di kayu salib, dan orang percaya itu harus terus menguduskan dirinya di dalam anugerah Tuhan untuk hidup sebagai umat Allah.

 

Gereja perlu hidup dalam persekutuan

Selain hidup kudus, orang percaya juga dipanggil untuk hidup dalam persekutuan. Gereja yang adalah Tubuh Kristus, bukan hanya milik Kristus, tetapi juga milik anggota-anggota tubuh yang lain.

Tangan menjadi milik anggota tubuh yang lain, demikian juga kaki menjadi milik anggota tubuh yang lain. Itulah sebabnya untuk mengalami pertumbuhan yang baik, gereja perlu bergantung satu dengan yang lain.

Tidak boleh ada gereja yang merasa lebih hebat dari yang lain. Tidak boleh ada denominasi gereja yang merasa lebih baik dari denominasi gereja yang lain.

Gereja diseluruh dunia itu satu. Setiap denominasi gereja sejatinya perlu bekerjasama dengan baik. Apabila gereja dan denominasi gereja hidup harmoni, maka itu akan membuat pertumbuhan gereja di seluruh muka bumi bertumbuh dengan baik.

Gereja-gereja yang merasa diri lebih baik, dan ingin memisahkan diri dari anggota-anggota tubuh yang lain, tentu akan mengalami kecemaran, dan mengalamai kemerosotan.

 

Gereja di seluruh dunia hanya bisa menjadi saksi jika hidup dalam kesatuan. Keragaman denominasi gereja, keragaman doktrin tidak bisa menjadi alasan perpecahan gereja.

Tidak ada sebuah denominasi gereja diseluruh muka bumi ini yang memiliki doktrin yang sempurna. Kesempurnaan doktrin gereja itu hanya terjadi Ketika setiap orang hidup di dalam Kristus.

Bukan persetujuan kepada doktrin dan ketaatan pada doktrin yang menguduskan orang percaya, tetapi pengorbanan kristus di salib yang menguduskan orang percaya.

Di dalam Kristus, orang percaya harus hidup dalam kesatuan untuk menuju kepada kesempurnaan dengan Kristus sebagai teladan.

Apabila gereja-gereja di seluruh muka bumi dapat hidup dalam kesatuan, maka, gereja-gereja diseluruh muka bumi dapat menjadi pelopor untuk menguatkan kesatuan umat manusia diseluruh muka bumi. Kesatuan umat manusia ciptaan Tuhan.

Bersama-sama semua orang diseluruh muka bumi, gereja berjuang saling melindungi sesamanya untuk dapat memuliakan Tuhan Pencipta langit dan bumi. Secara bersamaan juga berjuang bersama semua umat manusia untuk menghadirkan hidup sejahtera di bumi yang satu ini, di bumi milik Tuhan.

Jika gereja dan semua umat manusia dimuka bumi ini hidup bergandengan tangan untuk melindungi sesamanya, maka peristiwa sigi tidak perlu terjadi. 

Kita berharap serta berdoa agar peristiwa seperti itu tidak lagi terjadi di dunia milik Tuhan. Pemerintah Indonesia mampu melindungi warganya untuk hidup aman disentero Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peristiwa Sigi baru-baru ini menjadi kedukaan bagi gereja diseluruh muka bumi. Bahkan Peristiwa itu telah mengoyakkan martabat kemanusiaan kita. Gereja-gereja di seluruh dunia tidak boleh tidak perduli. Gereja-gereja diseluruh muka bumi, dan seluruh umat manusia di bumi ini harus bergandengan tangan untuk melindungi sesamanya dari ancaman kemanusiaan. Itu adalah misi Allah untuk umat manusia.

 

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

 

https://www.binsarhutabarat.com/2020/11/misi-allah-untuk-umat-manusia.html

Kebakaran Hutan California

  https://youtube.com/shorts/qxdaZxgWd6Y?si=czD2F2ba5owlKDBn Awalnya saya tak bisa memahami bagaimana kebakaran Hutan kemud...