Masyarat Indonesia tidak boleh terpecah dengan maraknya perbedaan pendapat, demikian juga tokoh agama tak perlu mempertentangkan sains dan ilmu pengetahuan.
Memosisikan pendapat, iman
dan ilmu pengetahuan secara tepat adalah jalan terbaik untuk hidup seimbang.
Kita tentu paham, pendapat adalah pengetahuan yang tidak pasti maupun
terbukti. Jika kita ingin menulis opini atau pendapat, tentu saja kita akan
melakukan riset sederhana untuk mengetahui dan memahami sebuah kejadian atau
peristiwa. Data-data tentang kejadian itu kita kumpulkan sehingga kita memahami
apa, mengapa dan bagaimana peritiwa itu bisa terjadi. Setelah itu berdasarkan
sudut pandang yang kita ingin sampaikan dan didukung dengan bidang keahlian
kita, maka kita memberikan pendapat atas kejadian atau peristiwa itu.
Riset pendapat atau opini yang kita lakukan bukanlah sebuah riset untuk
membuktikan suatu kebenaran seperti ketika kita melakukan Penelitian empiris.
Riset yang dilakukan untuk membuat sebuah pendapat itu hanya sampai pada
perumusan sebuah hipotesis yang masih perlu dilakukan Penelitian lebih lanjut.
Itulah sebabnya pendapat itu pengetahuan yang tidak pasti, dan juga belum
memiliki pembuktian ilmiah. Tapi, kita perlu belajar mengemukakan pendapat
untuk mengasah otak.
Kontroversi pendapat yang bertebaran di berbagai media sejatinya tidak
perlu membuat bingung masyarakat, juga pemerintah. Sebaliknya pemerintah dan
masyarakat perlu memilah-milah mana pendapat yang dapat diteruskan untuk masuk
kepada penelitian yang mendalam untuk mencari strategi-strategi cerdas
membendung Covid-19.
Masyarakat juga jangan memaksakan pandangannya pada pemerintah apalagi
mengucapkan kata-kata kasar, karena pendapat itu sendiri sangat tidak pasti dan
memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Demikian juga perbedaan pendapat
para tokoh publik tidak perlu disikapi terlalu berlebihan, apalagi sampai
mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa memerangi wabah corona.
Demikian juga tokoh-tokoh agama di negeri ini perlu mendukung kebijakan
pemerintah, khususnya dalam pelaksanaan menjaga jarak fisik dengan beribadah di
rumah atau menghindari perhimpunan dalam bentuk apapun yang mengatas namakan
agama. Kita percaya Yang Maha Kuasa bisa saja mengenyahkan virus corona, tapi
temuan risat ilmiah umembendung corona dengan menjaga jarak fisik harus
dilaksanakan lebih dulu.
Di Indonesia agama-agama mengakui pentingnya sains, pengetahuan yang
memiliki kepastian dan pembuktian. Sains tidak perlu dipertentangkan dengan
agama. Bahkan agama-agama mengakui ada persesuaian iman dengan ilmu
pengetahuan. Meski riset teologi berbeda dengan riset empiris yang memerlukan
pembuktian.
Berbeda dengan iman yang memiliki kepastian namun tidak dapat
dibuktikan. Bahkan iman memiliki kepastian jauh lebih kuat dari sains. Banyak
orang berani menderita bahkan mati demi imannya, tetapi sedikit orang yang
memilih menderita atau mati untuk mempertahankan temuan sains. Itulah sebabnya
konflik antar agama kerap meluas dengan melibatkan para pengikut tokoh agama
itu.
Sains memiliki kepastian dan juga pembuktian. Berdasarkan riset ilmiah,
virus corona dapat menyebar dari seorang yang positif corona kepada orang lain
melalui hubungan dengan orang yang terinfeksi virus corona, bahkan orang yang
terpapar virus corona meski tidak menunjukkan gejala-gejala sakit dapat menjadi
media penyeberan virus corona.
Penyebaran virus corona menjadi sulit dikendalikan karena orang yang
terpapar virus corona yang tidak menunjukkan gejela-gejala sakit, meski tidak
disadari dapat menjadi media untuk menyebarkan virus corona. Bahkan,
benda-benda yang disentuh oleh orang positif terinfeksi corona dapat menjadi
media penyebaran virus corona. Itulah sebabnya penyebaran virus corona yang
tidak berdampak besar itu dapat menular dengan cepat keberbagai penjuru dunia,
dan mengakibatkan korban meninggal yang tidak sedikit.
Berdasarkan temuan sains itulah maka pemerintah memberikan imbauan
sampai pada pelarangan untuk ibadah pada tempat ibadah yang membentuk sebuah
perhimpunan yang dapat menjadi media penyebaran virus corona.
Dengan demikian kita perlu menempatkan pendapat, iman dan ilmu
pengetahuan secara tepat untuk dapat bekerja bersama memerangi wabah virus
corona tanpa harus terpecah karena pendapat yang berbeda, demikian juga semua
umat beragama perlu menghargai sains untuk bersama membendung corona tanpa harus melepaskan iman atau
kepercayaan umat beragama.
Dr. Binsar A. Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2020/12/menyandingkan-iman-dan-ilmu-pengetahuan.html