Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai. (Ibrani 2:18)
PPandemi covid-19 bukan tidakan Tuhan. Penelitian-penelitian sains menunjukan adanya andil manusia terkait perusakan alam secara global. Karena memang manusia berdosayang terbatas itu dalam dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mengelola alam secara sempurna.
Kita bisa setuju bahwa covid -19 diijinkan Tuhan terjadi karena tindakan manusia yang menghancurkan bumi secara global. Itulah sebabnya kini gereja mulai mendengungkan, perlunya membuat terobosan-terobosan penting untuk tetap mewujudkan panggilan Gereja di tengah Covid-19.
Yesus teladan dalam mengahadapi pencobaan
Yesus, Firman yang menjadi manusia itu telah mengalami pencobaan-pencobaan berat. Bahkan iblis mencobai Yesus untuk tidak melaksanakan Misi Bapa, yaitu melaksanakan janji Allah Bapa tentang penebusa dosa manusia sebelum Yesus memulai peyananNya di bumi.
Padang gurun adalah saksi bagaimana pada awal menjalani rencana Allah Bapa untuk menebus dosa manusia, Yesus dicobai oleh Iblis. Semua cobaan itu dapat dilewati oleh Yesus.
Kematian Yesus dikayu salib dengan kematian terhina, disanapun kita mendengar pergumulan berat ketika Yesus ditinggalkan Bapa, dan mati di kayu salib. Yesus untuk sementara lebih rendah dari malaikat, karena Yesus dapat mati sebagai manusia sejati.
Kita bersyukur karena penderitaan Yesus di kayu salib, manusia yang percaya kepada Yesus tidak perlu menanggung hukuman dosa. Maut tidak lagi berkuasa atas mereka yang percaya, karena kuasa maut telah ditelan oleh Yesus di kayu salib.
Ucapan syukur kita kian melimpah ketika Ibrani 2:1-18 yang menjadi dasar pembahasan artikel ini, menjelaskan bahwa Yesus yang bangkit dari kematian itu duduk disebleh kanan Allah Bapa, dan Yesus sebagai Imam Besar kita berdoa untuk semua orang yang percaya.
Yesus Jawaban pada masa covid-19
Bencana nasional covid-19 yang melanda indonesia, serta seluruh dunia bukanlah sesuatu yang berasal dari Tuhan, karena didalam Tuhan tidak ada kejahatan.
Jika kita setuju bahwa covid-19 ada peran manusia dalam perusakan alam global, itu berarti kita setuju pandemi covid-19 diijinkan Tuhan. Ketidakbergantungan manusia pada Allah dalam pengelolaan alam akan mengakibatkan pengrusakan alam baik lokal maupun global.
Pada saat yang sama kita juga perlu waspada bahwa, iblis, kegelapan akan berusaha mencobai semua orang percaya untuk mengalihkan diri kita dari Allah. Iblis, kegelapan bisa menyebarkan kabar bohong bahwa Allah murka atas manusia, dan untuk apa bergantung pada Allah yang murka?
Apalagi ketika kita menyaksikan covid-19 merenggut nyawa banyak orang di dunia, entah itu orang baik atau orang jahat. Iblis bisa menipu kita seakan Tuhan tidak peduli dengan penderitaan manusia di seantero dunia ini.
Percaya pada kedaulatan Allah
Kita tentu setuju, pengelolaan alam yang tidak bijaksana akan menghancurkan alam ini. Tapi kita juga setuju bahwa Tuhan tetap berdaulat atas segala sesuatu.
Yesus yang telah menderita, jauh dari apa yang pernah kita derita dapat menajdi teladan bagaimana semestinya kita melewati hari-hari sulit ini dengan tetap memuliakan Tuhan. Dan Yesus yang penuhi kasih itu selalu siap sedia menolong dan menghibur kita dalam pencobaan itu.
Umat Kristen perlu percaya bahwa Yesus adalah Imam Besar yang menjadi perantara agar manusia berdosa bisa datang kepada Allah. Yesus yang adalah Imam Besar itu juga senantiasa berdoa agar kita tetap berada di dalam Allah ketika melewati berbagai pencobaan.
Gereja memang perlu menyesuaikan pelayanannya pada kondisi sulit ini, tetapi rencana Misi Allah untuk gereja, untuk setiap orang percaya tetap dapat kita laksanakan dalam kebergantungan dengan Allah. Kiranya Kuasa Roh Kudus, penolong yang dijanjikan Yesus itu senantiasa menolong kita untuk melaksanakan Misi Allah pada masa covid-19 ini.
Tuhan dimuliakan.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2021/01/yesus-jawaban-pada-masa-covid-19.html