Sunday, April 4, 2021

Selamat Jalan Adikku Martinus Hutabarat

Selamat Jalan Adikku Tinggalah dengan tenang dalam damai dan kasih Allah di surga kekal.

 








Selamat Jalan Adikku Martinus Hutabarat, tenanglah hidupmu dalam damai surgawi, dalam kasih dan anugerah pengorbanan Kristus yang telah mati bagimu.

 


Pada hari pemakamanmu, kami merayakan kebangkitan Kristus, dengan iman pada kebangkitan Kristus itu juga kami percaya kebangkitan akan terjadi dalam hidupmu, dalam Yerusalem baru.

 

Sampai berjumpa kembali di rumah Bapa yang kekal!

 


 

Covid tanpa perasaan menyasarmu adikku, Martinus Hutabarat, namun aku percaya, kematian dan kebangkitan Kristus mengantarkanmu pada rumah Bapa yang kekal.

 



Kesunyian acara pemakamanmu yang hanya dihadiri oleh dua anak laki-laki kebanggaanmu, empat orang saudara kandungmu, beserta istri abang dan adikmu, serta beberapa teman gereja anak-anakmu tidak mengurangi penghormatan kami atas kepergianmu ke rumah bapak yang kekal. 

Abangmu, Pdt. Dr. Binsar Antoni Hutabarat menghormatimu, dan memimpin pemakamanmu sesuai protokol kesehatan dengan penuh hormat.

 


Selamat jalan adikku, tenanglah di rumah Bapak yang kekal!

 

Ketika kami percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit untuk menebus dosa-dosa manusia untuk memberikannya hidup kekal, bebas dari kutuk dosa dan maut, kami percaya tidak penting hiruk pikuk acara penghormatan menghantarkan kau pergi pulang ke rumah bapak.

 

Kami percaya, ketika sebelum covid kita masih berkumpul setiap tahun merayakan pergantian tahun dan berdoa bersama, Yesus yang kau imani itu, demikian juga yang kita imani bersama, senantiasa sabar menjagamu. Itulah yang terpenting untukmu adikku.

 

Kami memang terkejut, karena kami tahu engkau tak mengidap penyakit bawaan, dan kami tak pernah mendengar keluhan berarti tentang penyakit pada tubuhmu, tapi justru engkaulah yang terlebih dulu dipanggi Tuhan. Tugasmu sudah selesai!

 

Kami menangisi kepergianmu karena kami mengasihimu, kepergianmu begitu cepat, kami masih ingin melihat kebahagian-kebahagian baru kau alami. Tapi, kebahagiaan yang Tuhan berikan pasti lebih indah dari yang pernah kami bayangkan.

 

Kami bersyukur adikku, ketika melihat cinta anak-anakmu yang mengantarkanmu ke rumah sakit. Dalam kesibukkan kerja mereka, aku melihat kesetian mereka menjaga, mengantarkanmu ke pemakaman, dan mengurus segala hal terkait acara penghormatan pemakamanmu sesuai protokol kesehatan.

 

Pekerjaanmu sudah selesai adikku. Anak-anakmu membanggakan abangmu ini!

 

Ketika anak-anakmu menceritakan engkau dirawat di rumah sakit, kami telah berdoa untukmu. Tapi, betapa mengagetkan, hanya dalam waktu dua hari dirumah sakit, kondisimu cepat merosot, dan pada 4 April ketika kami sedang bersiap-merayakan kebangkitan Kristus, pada saat itu kami mendengar kabar dari  anakmu pukul  00.37, bahwa engkau telah dipanggil yang maha kuasa, Allah yang kekal. Selamat jalan adikku!

 

Meski engkau mengalami derita, napasmu tersengal-sengal karena saturasi oksigenmu sempat stuck antara 60-70 %, begitu laporan dokter yang merawatmu, dan akan dipindahkan kerumah sakit khusus covid, kami bersyukur ada banyak orang berdoa untukmu, kami percaya Tuhan setia mendampingimu. Tapi, rencana Tuhan bukan rencana kami, tanggal 4 April 2021, pukul 00-37 engkau kembali kepangkuan Bapak yang kekal.

 

Kami tahu engkau tidak akan bersedih apabila tahu tidak ada hirup pikuk yang mengiringi kepulanganmu kerumah Bapak. Engkau pasti sangat paham dengan kondisi anak-anakmu dan juga saudara-saudaramu.

 

Tapi, ketahuilah kami tetap menghantar kepergianmu dalam doa, baik pada saat akan berangkat kepemakaman, maupun pada waktu pemakaman. Itu kami lakukan dengan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan.

 

Surga kekal itu tentu indah Adikku, tenanglah kamu bersama Bapak kekal. Anak-anakmu yang membanggakan itu telah merawatmu dengan baik, dan memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya untukmu. Aku adalah saksi!

 

Mereka mengharumkan namamu Adikku. Engkau adalah adikku yang sukses membimbing anak-anakmu, dan mereka berada di jalan Tuhan.  Sampai jumpa di Yerusalem baru Adikku, pada kebangkitan dalam kekekalan!

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2021/04/selamat-jalan-adikku-martinus-hutabarat.html

Saturday, April 3, 2021

Merayakan Kebangkitan Kristus Pada Masa Sulit

 TEMPAT MENULIS KARYA ILMIAH, JURNAL AKADEMIK, KLIK DISINI!



Pada tanggal 3 April 2021, Gereja Presbyterian indonesia, Stulos Ministri yang dinakhodaiPdt. Dr. Togardo Siburian, dan Binsar Hutabara Institute menggelar seminar bersama dengan Thema, Merayakan Kebangkitan Kristus pada saat covid-19.

 


Seminar yang diselenggarakan via zoom ini dihadiri sekitar 43 orang yang terdiri Pendeta, Dosen, pimpinan lembaga Kristen, Majelis Gereja, jemaat, dan beberapa orang pemuda. Peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia, baik dari Wilayah Barat Indonesia, dan Juga Wilayah Timur Indonesia.

 

Acara dibuka dengan doa yang disampaikan oleh Bapak Obed Umbu, S.Th. Majelis gereja Kristen Providensia Jemaat Agustinus. Seminar yang direncanakan berlangsung selama satu setengah jam ini, karena antusias peserta baru dapat diselesaikan sekita menjelang pukul dua belas siang WIB.

 

Seminar, dengan moderator Pdt. Dr. Binsar A. Hutabarat, yang sekaligus juga sebagai narasumber disamping dua narasumber lainnya, yaitu , Ketua Sinode Gereja Presbyterian indonesia, William Suhanda, Ph.D., dan Dr. Togardo Siburian ini terbilang unik, karena para peserta yang hadir dari berbagai lembaga gereja, dan pimpinan lembaga Kristen dilibatkan untuk memberikan masukan atau pandangan terkait bahasan narasumber.

 

Narasumber pertama, Ketua sinode Gereja Presbyeterian indonesia, Wiiliam Suhanda menjelaskan tantangan yang dihadapi umat Kristen pada masa covid. Kesulitan ternyata juga memengaruhi mereka yang secara lahirian aktif beribadah, seorang anggota jemaat yang baik, tapi pada masa sulit, melakukan tindakan-tindakan yang tak terpuji.

 

Prosentase mereka yang mengaku Kristen di Amerika Serikat mengalami kemerosotan tajam. Fenomen ini terjadi dibanyak tempat. Tapi, menariknya secara bersamaan beliau juga menjelaskan ada banyak orang yang kian serius melayani pada masa sulit, karena pada masa sulit itu mereka melihat ada banyak tugas yang harus dikerjakan untuk menolong sesamanya.

 

Willian Suhanda juga menjelaskan, harusnya tranformasi kehidupan Kristen melalui penggenapan rencana keselamatan Allah yang dikrjakan oleh Yesus pada kayu salib, yang kemenangannya atas maut diproklamasikan pada peristiwa kebangkitan Kristus menjadi perayaan yang tiap-tiap hari dilakukan umat Kristen.

 

Transformasi kehidupan Kristen yang dikerjakan oleh Yesus di kayu salib melalui karya Roh Kudus harus menjadi perayaan kehidupan Kristen.

Memperingati kebangkitan Kristus, Jumat Agung, merupakan perayaan  besar dalam sejarah, yakni Allah yang mulia rela mati di kayu salib untuk kemerdekaan manusia dari dosa.

 

Pembicara kedua, Dr. Togardo Siburian memaparkan pandangan teologisnya yang menjelaskan bahwa Injil tentang kematian dan kebangkitan Kristus yang menyelamatkan manusia berdosa bukanlah sesuatu yang memalukan, itu adalah kabar baik. 

Tidak ada kejahatan dalam perayaan kebangkitan Kristus. Umat Kristen tidak perlu malu merayakan kebangkitan kristus ditengah masa sulit seperti pandemi covid-19 saat ini.

 

Selanjutnya Dr. Binsar Antoni Hutabarat mengingatkan yang hadir, bahwa perayaan kebangkitan Kristus mestinya sekaligus menguatkan persatuan orang percaya, yang menurutnya menjadi dasar persatuan umat manusia yang sangat dibutuhkan untuk memutus rantai covid-19.

 

Seminar itu ditutup dengan doa oleh seorang peserta dari Sumba, mahasiswi bernama Anastasia, yang aktif bertanya dalam acara seminar merayakan kebangkitan Kristus saat covid-19 sekaligus sebagai sebuah harapan panitia seminar, agar generasi-generasi muda gereja tetap bertahan dan meningkatkan kontribusinya dalam pelayanan gereja dan pelayanan terhadap sesama manusia pada masa-masa sulit seperti covid-19.

 

Binsar Antoni Hutabarat

https://amzn.to/3v50VlM

https://www.binsarhutabarat.com/2021/04/merayakan-kebangkitan-kristus-pada-masa-sulit.html

Wednesday, March 31, 2021

Mensyukuri Realitas Keragaman Indonesia

 TEMPAT MENULIS KARYA ILMIAH, JURNAL AKADEMIK, KLIK DISINI!





Mensyukuri realitas keragaman Indonesia adalah cara bijaksana merawat keragaman indonesia. Sebagai negeri yang tersohor sebagai tempat persemaian agama-agama Indonesia, karena hampir semua agama besar di duni ada di indonesia, toleransi masyarakat Indonesia patut menjadi teladan bagi bangsa-bangsa.

 

Keragaman adalah suatu kenyataan obyektif dari masyarakat Indonesia yang bukan hanya tidak perlu diperdebatkan lagi, tapi sebaliknya semua elemen bangsa ini perlu mensyukurinya.

 

Pluralitas masyarakat Indonesia sesungguhnya mencakup banyak aspek. Keragaman Indonesia secara khusus terlihat dari sudut aspek geografisnya yang menghadirkan komposisi etnis, rasial dan kulturnya, tetapi juga terkait agama, ekonomi, dan sistem kekerabatannya.

 

Sebagai sebuah negara kepulauan, Nusantara yang kita cintai ini, rakyatnya bukan hanya ramah menyapa mereka yang berasal dari pulau-pulau lainnya, tapi juga ramah terhadap kehadiran bangsa-bangsa lain.  

 

Mungkin, ada anggapan Indonesia adalah bangsa yang belum selesai, secara khusus ini dilihat dalam perspektif Barat, yang menyangsikan apakah Indonesia dapat disebut sebuah masyarakat, dan apakah tidak lebih tepat disebut masyarakat-masyarakat, yang belum menjadi masyarakat yang satu dalam sebuah bangsa yang satu.

 

Pancasila yang menjadi dasar bersama masyarakat Indonesia yang beragama dalm sebuah bangsa yang satu dibawah Pancasila memang tidak kehilangan identitasnya yang beragam, tapi tidak berarti tidak ada perekat dari keragaman Indonesia itu.

 

Bagi masyarakat Indonesia, keragaman itu adalah suatu realitas yang diterima dengan rasa syukur, itu dapat terlihat dengan toleransi agama, suku, budaya dan antar golongan yang dinaungi semangat Bhineka Tunggal Ika.

 

Konflik yang terjadi terkait dengan suku, agama, budaya dan antar golongan sebenarnya bukan khas Indonesia. Pada sisi lain, kita tentu setuju tak ada dunia tanpa konflik. Keterbatasan manusia membuat perjumpaan yang terbatas itu bisa menimbulkan salah paham dan konflik. Tapi, kesadaran keterbatasan yang dinyatakan dengan sikap toleran sesungguhnya menjadi modal dasar yang menjadikan Indonesia tetap utuh dalam keragaman.

 

Kita tentu setuju bahwa perjumpaan serta persentuhan dengan pengaruh-pengaruh dari dunia luar tidak mengubah kenyataan keragaman Indonesia, melainkan telah menambah kompleksitas nya, yaitu yang oleh sementara ahli disebut menciptakan situasi structural yang “campur namun tak padu” (mixed but not combined). 

Tapi, kepaduan itu sendiri mesti dimaknai sebagai sebuah pencapaian yang tak berujung. Maka, campur namun tak padu itu sendiri harus dimaknai sebagai sebuah pencapaian  yang tak berujung juga. 

Jika kepaduan telah mencapai titik  akhirnya, keragaman itu dengan sendirinya akan sirna. Itu adalah realitas dari keterbatasan manusia.

 

Masyarakat Indonesia sesungguhnya merupakan percampuran antara pelbagai jenis polarisasi, yang tidak pernah terkristalisasi menjadi sebuah entitas kultural yang utuh.

Tapi, itu tidak bisa ditafsirkan bahwa tidak terjadinya kristalisasi itulah yang menyebabkan hadirnya ketegangan atau konflik yang terus terjadi dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, hingga perkembangan indonesia menjadi negara yang modern.

 

Menurut keyakinan saya , pemahaman kita mengenai Indonesia sebagai “bhineka tunggal ika”amat sangat menentukan. Kita akan menciptakan persoalan besar yang dapat berakibat amat fatal bila kita hanya menekankan dimensi yang satu dan mengabaikan dimensi yang lain.

Kita akan menciptakan malapetaka bila kita mau memaksakan kesatuan dengan membunuh keanekaragaman, atau bila kita hanya  mengakui keanekaragaman tanpa mempedulikan risikonya bagi kesatuan.


Kita berharap teror-teror yang kerap terjadi pada perayaan-perayaan agama di indonesia dapat disudahi, dan kita dapat hidup bergandengan tangan sebagai sesama manusia, yakni manusia Indonesia yang beragam.

https://www.binsarhutabarat.com/2021/03/mensyukuri-realitas-keragaman-indonesia.html


Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...