Selamat Jalan Adikku Martinus Hutabarat, tenanglah hidupmu dalam damai surgawi, dalam kasih dan anugerah pengorbanan Kristus yang telah mati bagimu.
Pada hari pemakamanmu, kami merayakan kebangkitan Kristus, dengan iman pada kebangkitan Kristus itu juga kami percaya kebangkitan akan terjadi dalam hidupmu, dalam Yerusalem baru.
Sampai berjumpa kembali di rumah Bapa yang kekal!
Covid tanpa perasaan menyasarmu adikku, Martinus Hutabarat, namun aku percaya, kematian dan kebangkitan Kristus mengantarkanmu pada rumah Bapa yang kekal.
Kesunyian acara pemakamanmu yang hanya dihadiri oleh dua anak laki-laki kebanggaanmu, empat orang saudara kandungmu, beserta istri abang dan adikmu, serta beberapa teman gereja anak-anakmu tidak mengurangi penghormatan kami atas kepergianmu ke rumah bapak yang kekal.
Abangmu, Pdt. Dr. Binsar Antoni Hutabarat menghormatimu, dan memimpin pemakamanmu sesuai protokol kesehatan dengan penuh hormat.
Selamat jalan adikku, tenanglah di rumah Bapak yang kekal!
Ketika kami percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit untuk menebus dosa-dosa manusia untuk memberikannya hidup kekal, bebas dari kutuk dosa dan maut, kami percaya tidak penting hiruk pikuk acara penghormatan menghantarkan kau pergi pulang ke rumah bapak.
Kami percaya, ketika sebelum covid kita masih berkumpul setiap tahun merayakan pergantian tahun dan berdoa bersama, Yesus yang kau imani itu, demikian juga yang kita imani bersama, senantiasa sabar menjagamu. Itulah yang terpenting untukmu adikku.
Kami memang terkejut, karena kami tahu engkau tak mengidap penyakit bawaan, dan kami tak pernah mendengar keluhan berarti tentang penyakit pada tubuhmu, tapi justru engkaulah yang terlebih dulu dipanggi Tuhan. Tugasmu sudah selesai!
Kami menangisi kepergianmu karena kami mengasihimu, kepergianmu begitu cepat, kami masih ingin melihat kebahagian-kebahagian baru kau alami. Tapi, kebahagiaan yang Tuhan berikan pasti lebih indah dari yang pernah kami bayangkan.
Kami bersyukur adikku, ketika melihat cinta anak-anakmu yang mengantarkanmu ke rumah sakit. Dalam kesibukkan kerja mereka, aku melihat kesetian mereka menjaga, mengantarkanmu ke pemakaman, dan mengurus segala hal terkait acara penghormatan pemakamanmu sesuai protokol kesehatan.
Pekerjaanmu sudah selesai adikku. Anak-anakmu membanggakan abangmu ini!
Ketika anak-anakmu menceritakan engkau dirawat di rumah sakit, kami telah berdoa untukmu. Tapi, betapa mengagetkan, hanya dalam waktu dua hari dirumah sakit, kondisimu cepat merosot, dan pada 4 April ketika kami sedang bersiap-merayakan kebangkitan Kristus, pada saat itu kami mendengar kabar dari anakmu pukul 00.37, bahwa engkau telah dipanggil yang maha kuasa, Allah yang kekal. Selamat jalan adikku!
Meski engkau mengalami derita, napasmu tersengal-sengal karena saturasi oksigenmu sempat stuck antara 60-70 %, begitu laporan dokter yang merawatmu, dan akan dipindahkan kerumah sakit khusus covid, kami bersyukur ada banyak orang berdoa untukmu, kami percaya Tuhan setia mendampingimu. Tapi, rencana Tuhan bukan rencana kami, tanggal 4 April 2021, pukul 00-37 engkau kembali kepangkuan Bapak yang kekal.
Kami tahu engkau tidak akan bersedih apabila tahu tidak ada hirup pikuk yang mengiringi kepulanganmu kerumah Bapak. Engkau pasti sangat paham dengan kondisi anak-anakmu dan juga saudara-saudaramu.
Tapi, ketahuilah kami tetap menghantar kepergianmu dalam doa, baik pada saat akan berangkat kepemakaman, maupun pada waktu pemakaman. Itu kami lakukan dengan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan.
Surga kekal itu tentu indah Adikku, tenanglah kamu bersama Bapak kekal. Anak-anakmu yang membanggakan itu telah merawatmu dengan baik, dan memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya untukmu. Aku adalah saksi!
Mereka mengharumkan namamu Adikku. Engkau adalah adikku yang sukses membimbing anak-anakmu, dan mereka berada di jalan Tuhan. Sampai jumpa di Yerusalem baru Adikku, pada kebangkitan dalam kekekalan!
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2021/04/selamat-jalan-adikku-martinus-hutabarat.html