Friday, May 7, 2021

Bijak Mendengarkan Paul Maxwell

   TEMPAT MENULIS KARYA ILMIAH, JURNAL AKADEMIK, KLIK DISINI!


                           CLICK HERE

CLICK HERE

Bijak Mendengarkan Paul Maxwell


Pindah agama bisa terjadi pada agama apapun. Biasanya, individu yang berpaling dari agama komunitasnya  itu akan selalu menjadi sasaran deskriminasi dari komunitasnya, meski dengan alasan mengasihi, atau ingin menghindari orang yang "murtad" itu dari neraka atau hukuman kekal, atu mungkin menghindari terulangnya kejadian yang sama pada individu lain dalam komunitas itu.

Terkait dengan persoalan pindah agama, sebagai penggiat Hak Azasi Manusia tentu saja saya melihatnya sebagai pilihan bebas tiap individu. Apapun keyakinan agama tentang nasib dari mereka yang memilihi untuk berpaling pada agama yang lain, kebebasan memilih kepercayaan itu perlu dilindungi. Kita perlu menjaga agar pilihan bebasnya itu kemudian tidak mengancam martabat kemanusiaannya.


Soal Paul Maxwell

Berita tentang pindah agama Paul Maxwell wajar saja terdengar santer karena figur Paul Maxwell yang tersohor. Christianity Today melaporkan, Paul Maxwell adalah mantan kontributor situs web apologetika John Piper yang sangat populer, Desiring God. Maxwell memiliki gelar Ph.D Trinity Evangelical Divinity School dan merupakan mantan profesor filsafat di Moody Bible Institute. Dia saat ini bekerja untuk Tithe.ly, sebuah aplikasi persepuluhan gereja.

Perpalingan Paul Maxwell adalah pilihan bebasnya, sehingga saya tak tertarik memasuki diskusi tentang hal yang menjadi ranah privat itu. Kemudian, mungkin ada yang bertanya, mengapa saya menulis artikel ini?

Artikel ini saya tulis karena dorongan yang berasal dari pertanyaan keponakan saya yang sedang beiajar di sebuah universitas Kristen terkait Paul Maxwell. Ia bertanya, “Artikel Paul Maxwell sering kami kutip, dan menjadi dasar bagi teologi Kristen di kampus kami. Kemudian dari konteks keselamatan dan lahir baru itu bagaimana? Kemudian dia melanjutkan, pengajaran yang selama ini dibuat dan semua doktrin teologi bisa diterima tidak?

Setelah menjawab pertanyaan tersebut, saya pun menyempatkan diri untuk menulis artikel ini.

 

Pindah agama

Seperti saya katakan dalam pembukaan artikel ini, pindah agama adalah sebuah pilihan bebas individu dan itu terjadi pada semua agama. Utamanya, kita perlu menghargai pilihan bebas individu itu, dan kemudian mereponsnya secara bijak.

Jika melihat respon terhadap peryataan Maxwell, terlihat jelas bahwa respon masyarakat banyak yang langsung meminggirkan Paul Maxwell. Padahal, Maxwell sangat ingin tetap bersahabat dengan penggemar-penggemarnya. Kehilangan hubungan dengan pendengarnya karena pengumuman perpalingannya dari kekristenan itu kerap terjadi pada orang-orang seperti Maxwell. Menurut saya itu adalah tindakan yang tidak bijak.

Jika membaca Tulisan Dr. Lucas Lukito, jelas sekali bahwa Posisi Maxwell berada pada posisi sulit, dia dianggap sebagai seorang yang sedang berpetualang, atau karena kesulitan tertentu, dan tidak sanggup menanggungnya, maka ia menghianati kekristenan. Atau ada juga anggapan Pertobatan Paul Maxwell perlu diragukan.

Menurut saya pilihan Paul Maxwell justru menimbulkan risiko untuk dirinya sendiri, selain kehilangan popularitas yang dibangunnya begitu lama, dia juga kehilangan banyak orang-orang dekat.

 

Bijak Mendengarkan Paul Maxwell

Bagi saya keselamatan adalah anugerah Tuhan, dan keselamatan itu berada pada tangan Tuhan, bukan pada tangan manusia. Manusia perlu berjuang mentaati Tuhan, tapi tak seorangpun berkenan pada Tuhan tanpa anugerah Tuhan.

Umat Kristen bukan pemilik keselamatan, demikian juga keselamatan itu tidak pernah dimiliki oleh gereja, tapi tetap berada dalam tangan Tuhan, mereka yang menemukan keselamatan perlu bersyukur tanpa menonjolkan arogansi individu atau kelompok, karena kemuliaan hanya bagi Tuhan.

Mereka yang keluar dari gereja atau pindah agama adalah milik Tuhan, bukan milik gereja. Umat Kristen perlu mengasihi mereka yang secara terbuka berpaling dari kekristenan, dan mendengarkan ketidaksetujuan mereka terhadap kekristenan.

Kita perlu menyadari bahwa bagaimanapun hebatnya doktrin yang kita pahami, itu tidak mempunyai hubungan langsung dengan keselamatan, pengetahuan doktrin yang benar seharusnya membawa kita pada kebergantungan dengan Allah, bukannya menjadi arogan, apalagi merasa ajarannya yang paling murni.

Mendengarkan mereka yang keluar dari kekristenan justru akan menunjukkan kasih Kristen kepada mereka yang berpaling, dan sekaligus menjadi sarana introspeksi diri, betapa segalanya sesuatunya adalah karena kemurahan Tuhan. Dan sekaligus mendorong kita untuk terus belajar menjadi seperti Kristus. Hidup dalam kerendahan hati, pengorbanan untuk membawa damai kepada semua orang.

Hal yang utama menurut saya, agama-agama termasuk kekristenan perlu menyadari, bahwa pengalaman iman itu subyektif, dan tidak perlu diabsolutkan. Mendengarkan mereka yang berpaling dari kekristenan bukan berarti kita setuju, tapi kita menghargai kebebasan pilihan individu.

Debat mengenai agama yang benar sebaiknya dihentikan saja, karena kebenaran agama itu subyektif, bergantung pada iman, sebaliknya marilah kita saling membagi pengalaman iman, tanpa perlu menjadi arogan, untuk memperkaya hidup bersama, terlebih pada masa sulit seperti sekarang ini.

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

TOKO ONLINE KU, KLIK DISINI!

https://www.binsarhutabarat.com/2021/04/bijak-mendengarkan-paul-maxwell.html

Sunday, May 2, 2021

Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Akademik Online


 






 TEMPAT BELAJAR MENULIS KARYA ILMIAH, JURNAL AKADEMIK, KLIK DISINI!

        



 


 Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Akademik Online


Pelatihan menulis ilmiah akademik tingkat lanjut dengan tujuan menghasilkan karya ilmiah berupa naskah yang siap diterbitkan pada jurnal online akan digelar pada tanggal 14, 17, dan 21 November 2020 oleh Binsar Hutabarat Institute, setelah sukses menyelenggarakan pelatihan menulis ilmiah akademik tingkat dasar dalam dua angkatan. 

Pelatihan ini juga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pengelola jurnal akademik akan naskah yang siap untuk diterbitkan. Karena itu peserta diwajibkan untuk mempersiapkan naskah yang siap untuk dikirim ke pengelola jurnal akademik.


Beda Pelatihan dasar dan tingkat lanjutan

Pada tingkat dasar pelatihan ditujukan pada riset penulisan untuk karya tulis berupa kajian teori (review teori), Penelitian lapangan (kualitatif dan kuantitatif). 

Pelatihan ini penting karena masih banyak mahasiswa atau dosen yang melakukan penulisan tanpa di dahului riset awal, sehingga ketika penelitian dan penulisan dilakukan, peneliti atau penulis tak mampu menyelesaikan tugasnya pada waktunya. 

Karena itu pelatihan tingkat dasar fokus pada bagaimana peneliti atau penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, dan kemudian memastikan bahwa substansi kajian yang akan diteliti lebih lanjut dan dituangkan dalam bentuk tulisan itu dapat dipastikan dikuasai dengan baik oleh peneliti dan penulis.

Selanjutnya pada pelatihan tingkat lanjut dengan fokus menghasilkan karya ilmiah berupa naskah yang siap diterbitkan pada jurnal online, pelatihan ini fokus pada penulisan naskah jurnal.

Itulah sebabnya, peserta perlu memiliki naskah, atau setidaknya abstrak tulisan yang diturunkan dari ikhtisar tulisan untuk mengikuti pelatihan ini, setidaknya naskah telah dikumpulkan sebelum pelatihan lanjutan sesi ke-2.


Pada pelatihan tingkat lanjutan ini peserta dapat belajar me-review naskah yang telah disiapkan tersebut. Artinya, dalam tingkat lanjutan ini peserta juga diperlengkapi dengan kemampuan untuk melakukan review naskah jurnal sesuai dengan aturan penulisan jurnal terakreditasi.


Kontribusi Peserta per sesi Rp. 50.000,-

Persyaratan Peserta:

1. Membayar kontribusi peserta sebelum pelatihan ke. Rekening. BCA 7400166760, atas Nama Binsar Antoni Hutabarat, Atau melalui Go Pay 0818829934

3. Untuk efektivitas pelatihan, jumlah peserta maksimal 20 orang. Pendafataran ditutup setelah jumlah peserta mencapai 20 peserta atau dua hari sebelum acara.

4. Peserta yang telah mentransfer biaya pendaftaran harap sms ke nomor berikut: Mariana, Hp. 081210641245, 0818829934



Persyaratan Peserta:

1. Membayar kontribusi peserta dua hari sebelum pelatihan ke. Rekening. BCA 7400166760, atas Nama Binsar Antoni Hutabarat.

2. Membaca bahan ajar pelatihan, serta mempersiapkan artikel ilmiah untuk yang berkeinginan naskahnya di muat di jurnal ilmiah akademik atau jurnal pengabdian masyarakat. Pada masa pelatihan peserta mendapatkan fasilitas review artikel untuk dimuat di jurnal secara gratis.

3. Untuk efektivitas pelatihan, jumlah peserta maksimal 20 orang. Pendaftaran ditutup setelah jumlah peserta mencapai 20 peserta atau dua hari sebelum acara.

4. Peserta yang telah mentransfer biaya pendaftaran harap sms ke nomor berikut: Mariana, Hp. 081210641245

https://www.binsarhutabarat.com/2020/09/pelatihan-menulis-karya-ilmiah-akademik.html

Binsar Hutabarat Institute

Sunday, April 18, 2021

Injil Yang lain (Matius 28:11-20)




 TEMPAT MENULIS KARYA ILMIAH, JURNAL AKADEMIK, KLIK DISINI!



Injil Yang lain (Matius 28:11-20)

 

Injil adalah berita tentang penggenapan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa yang dikerjakan oleh Yesus melalui kematian-Nya di Salib. Kematian Yesus di salib bukanlah kekalahan, tetapi kemenangan atas dosa, dan hal itu diproklamasikan dalam kebangkitan Yesus. Jadi berita Injil terkait dengan peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus.

 

Proklamasi ketaatan Kristus dalam menggenapi rencana Allah melalui kematian di salib untuk menebus dosa manusia secara bersamaan adalah proklamasi kemenangan Kristus atas dosa dan kegelapan yang dinyatakan dalam kebangkitan. Yesus telah mengalahkan maut yang dinyatakan melalui kebangkitan Yesus.

 

Injil yang lain

Berita Injil yang berpusat pada peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus sejak awal mendapatkan serangan dari mereka yang menantang Injil, mereka memberitakan Injil yang lain.

 

Injil yang lain itu pertama-tama muncul dalam persekongkolan Imam-imam kepala, tua-tua,dan serdadu-serdadu yang menjaga kubur Yesus, berita Injil yang lain itu adalah Yesus tidak dibangkitakan, Yesus tidak sukses mengalahkan maut.

 

Menariknya, pada saat Yesus bangkit dari kematian, dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya , dan kemudian naik ke-Surga, Yesus tidak pernah peduli dengan berita bohong, atau Injil yang lain, sebaliknya Yesus memerintahkan agar murid-murid-Nya pergi untuk menjadikan semua bangsa murid Yesus.

 

Secara sederhana dapat dikatakan, Injil yang lain tidak lagi menjadi ancaman atau memengaruhi mereka yang menjadi murid Kristus, karena murid Kristus bukanlah mereka yang sekadar mendengar cerita tentang kematian dan kebangkitan Kristus dan menerimanya, tetapi mereka yang mengalami kehadiran Kristus dalam hidupnya setiap saat, “Ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada kesudahan zaman.

 

Mejadi Murid Kristus

 

Umat Kristen tidak perlu cemas dengan berita-berita tentang Injil yang lain. Jika orang bertanya pada hari ini kepada kita, dimanakah kuasa kebangkitan Kristus, mengapa pada saat umat Kristen merayakan kematian dan kebangkitan Kristus,banyak orang-orang Kristen mati diterjang banjir, badai yang menerjang daerah timur Indonesia?

 

Pertanyaan itu dapat kita jawab jika kita menjadi murid Kritus, dalam Alkitab juga dijelaskan bagaimana berita Injil itu tersebar keseluruh penjuru dunia dalam stuasi dan kondisi yang sulit. Jadi pada situasi dan kondisi apapun Allah tetap berkuasa.

 

Mengalami Kehadiran Allah

 

Sebagai murid Kristus kita dapat terus mengalami kehadiran Allah dalam hidup dan pemberitaan injil yang kita kerjakan, jika kita percaya:

 

1.  Otoritas atas segala sesuatu berada pada Yesus. “ KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi”(Matius 28:18) Tidak ada ruang sekecil apapun dibumi ini yang bukan milik Allah.

 

Seantero dunia ini adalah milik Allah, dan sorga adalah tempat Allah bertakhta. Itulah sebabnya Yesus memerintahkan murid-murid untuk pergi keseluruh dunia, karena memang dunia itu milik Allah. Mereka yang melarang, menghalangi pemberitaan Injil akan berhadapan dengan Allah.

 

2. Otoritas Allah diberikan kepada Murid-murid.

Semua orang yang percaya kepada Yesus melalui pemberitaan murid-murid Yesus harus bertumbuh menjadi dewasa, menjadi murid Yesus untuk selama-lamanya. Menjadi murid Yesus bukan pada saat tertentu, tetapi seumur hidup. Seorang murid tidak pernah berhenti elajar dari gurunya, Guru agung kita adalah Yesus.

 

3. Seorang Murid adalah seorang yang hidup bersama gurunya. Kehadiran Yesus yang tertulis dalam Matius 28:20, bukan janji yang masih menunggu penggenapan. Tapi, itu adalah janji yang sudaah digenapi.

 

Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan tinggal bersama-sama dengan orang percaya. Jadi kehadiran Yesus melalui kehadiran Roh Kudus adalah fakta, bukan lagi janji.

 

Orang percaya bisa membedakan mana Injil yang benar dan mana Injil yang lain melalui ketekunan dalam belajar firman Tuhan dan senantiasa hidup dikuasai Roh Kudus. Jangan jadikan Alktab sebagai alat pembenaran hidup kita, tetapi taatilah firman Tuhan yang dapat memperbaharui hidup kita untuk menjadi seperti Yesus, hidup dalam kebenaran.

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

TOKO ONLINE KU, KLIK DISINI!

https://www.binsarhutabarat.com/2021/04/injil-yang-lain-matius-2811-20.html

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...