TEMPAT MENULIS KARYA ILMIAH, JURNAL AKADEMIK, KLIK DISINI!
Apakah Kebenaran Itu?
Saat Pilatus menerima Yesus sebelum penyaliban Yesus, Pilatus sempat bertanya kepada Yesus, apakah kebenaran itu?
Ada pandangan bahwa Pilatus memang tidak peduli dengan kebenaran, karena yang dilakukannya pada umumnya adalah sesuatu yang tidak benar.
Sehingga pada waktu Pilatus bertanya tentang kebenaran kepada Yesus, Pilatus tidak menunggu jawaban dari pertanyaannya itu.
Sebagai tokoh politik, bisa jadi Pilatus memahami bahwa kebenaran adalah segala sesuatu yang dapat mengokohkan takhtanya, dan dia merasa lebih tahu tentang kebenaran dibandingkan Yesus. Apalagi pada waktu itu Yesus dihadapkan kepada Pilatus, tak ubahnya seperti tawanan para imam-imam Yahudi, dan keputusan Pilatus sangat menentukan bagi Yesus.
Menariknya, para pemimpin politik pada waktu itu, baik Pilatus maupun Herodes tidak menemukan kesalahan Yesus. Herodes tidak ingin memberikan hukuman apapun kepada Yesus, bahkan ketika Pilatus ingin melepaskan Yesus setelah menyesah Yesus untuk memuaskan nafsu para imam yang ingin membunuh Yesus, orang banyak yang berkerumun dibawah komando para imam itu justru meminta Yesus disalibkan.
Apakah kebenaran itu?
Jika orang benar diperlakukan seperti orang hukuman, sedang kejahatan merajalela, wajar bukan jika kita bertanya, apakah kebenaran itu?
Sejarah menunjukkan bahwa kebenaran tidak punya tempat di bumi ini, karena yang BENAR itu mati disalib, diperlakukan sama dengan penjahat-penjahat.
Jika kita semua adalah orang berdosa, dan yang BENAR itu telah mati bagi kita, apakah kita masih sama dengan Pilatus, Herodes, dan tokoh-tokoh agama pada waktu itu yang bersepakat membunuh yang BENAR demi menjaga kekuasaan dan reputasi mereka yang diporakporandakan Yesus?
Yang BENAR itu telah mati bagi kita, tapi mati untuk membenarkan kita yang berdosa. Karena itu jangan lagi ada yang menghakimi sesamanya, apalagi menghancurkan sesamanya. Jangan lagi mengatakan demi kebenaran maka kita harus menghancurkan sesama kita. Yang BENAR itu mati untuk membenarkan, bukan untuk membinasakan manusia!
Kematian Yesus adalah sesuai rencana Allah untuk menjadi jalan pengampunan dosa manusia. Yesus mati untuk membenarkan manusia berdosa. Itu artinya tidak boleh ada lagi yang merasa diri paling benar, dan kemudian menghinakan sesamanya, apalagi menghancurkan sesamanya.
Kita boleh saja meyakini apa yang kita percaya itu yang benar, tapi kebenaran tidak pernah menjadi milik kita. Kebenaran yang sempurna itu hanya milik Allah. Kita hanya mendapatkan kebenaran itu dari Allah. Kebenaran sebagai sebuah pemberian, atau sebuah anugerah.
Usaha berteologi juga merupakan anugerah Allah. Saat membaca Alkitab, kita dapat menemukan tentang data-data yang BENAR, dan yang BENAR itu sendiri menjelaskan dirinya ketika kita membaca Alkitab. Itulah sebabnya validasi hasil berteologi itu hanya mungkin oleh Roh Kudus. Iman melampaui pengetahuan, maka tidak mungkin pengetahuan, atau bukti-bukti itu mendasari iman. Maka pengetahuan tentang Allah adalah anugerah, dan iman juga adalah anugerah.
Mereka yang percaya akan mentaati kebenaran, berjuang segenap tenaga untuk taat kepada Allah, meski selalu gagal, dan Allah yang sempurna itulah yang menyempurnakan pekerjaan kita, karena perjuangan kita dilakukan di dalam Allah.
Saya tidak melihat pertentangan antara anugerah dan perbuatan, dengan demikian juga kita tidak boleh mempertentangkan pengetahuan tentang Allah, karena itu pun sebuah anugerah. Apakah itu berarti kompromi?
Menurut saya kompromi total tidak ada, kekudusan, kesempurnaan total juga tidak ada. Apakah semuanya relatif? Tentu saja tidak, karena jika semua relatif tidak ada yang mutlak, berarti Tuhan tidak ada. Bagi saya hanya Tuhan yang sempurna, Absolut, manusia tak ada yang sempurna. Merasa memahami kebenaran yang sempurna akan menjauhkan kita dari Allah, dan menjadikan diri kita sebagai Allah, sebuah kebohongan terbesar sepanjang masa.
Saat konflik agama terus saja terjadi, konflik kekuasaan juga tak pernah berhenti, konflik dalam keluarga menjadi biasa, maka kita perlu bertanya dimanakah yang BENAR itu? Apakah yang BENAR itu kian menjauh dari kita?
Apakah kita menjadikan diri kita sendiri sebagai yang benar?
Apakah kebenaran itu? Kita hanya bisa menjumpainya dalam Yang BENAR, yaitu Allah yang mati bagi manusia berdosa untuk membenarkannya. Kita semua orang berdosa yang dibenarkan, dan tidak pernah memiliki kebenaran, kecuali kita dimiliki oleh yang BENAR itu.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2021/04/apakah-kebenaran-itu.html