Monday, July 5, 2021

Ayo Vaksin dan Terapkan 5 M

Aksi Posko Solidaritas Vaksin PSI Jakarta, Partai yang tersohor dinakhodai ana-anak muda ini boleh dikatakan memikat. Lihat saja aksi kreatif dan inovatif yang direspon masyarakat yang memenuhi Posko Solidaritas Vaksin PSI Jakarta, Minggu 4 Juli 2021, bertempat di Kantor Sekretariat DPW PSI, Jalan Wahid Hasyim No. 8A , Menteng, Jakarta.


Cara jitu menurunkan pandemi Covid-19 sebenarnya bukan lagi rahasia umum, keberhasilan India menurunkan angka positif covid-19 yang sempat menghebohkan dunia dengan jumlah kematian yang terbilang terbesar di dunia, bisa jadi contoh terbaru, yaitu dengan meningkatkan test covid dan menyelenggarakan Vaksinasi massal. 

Dengan strategi itu India berhasil menurunkan penyebaran covid-19,  delapan kali lebih rendah dari kondisi sebelumnya.




Pemerintah bertekat bahwa pada Agustus ini 70 persen masyarakat yang bermukim di Jawa dan Bali telah menerima Vaksinasi, setidaknya vaksinasi pertama.

Berita tentang banyaknya masyarakat yang menantikan untuk di Vaksin dan tak kunjung mendapatkan berita kapan eksekusi vaksinasi dilaksanakan bukan berita langka.

Seluruh elemen masyarakat di negeri ini perlu mendukung usaha pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19, apalagi dengan kehadiran varian" delta" yang bisa hadir tanpa gejala pada penderita covid varian alpa dan beta.

Partai politik yang dipilih oleh masyarakat, perlu mengambil contoh gerakan Partai Solidaritas Indonesia yang mengusahakan Vaksinasi bagi masyarakat.



Sudah waktunya semua rakyat di negeri ini berjuang bersama menyelamatkan negeri ini dari serbuan varian "delta" atau varian lainnya yang lebih ganas.

Rumah-rumah sakit banyak yang dipenuhi pasien hingga kapasitas 100 persen, belum lagi kesulitan mendapatkan oksigen telah mengakibatkan beberapa pasien tak tertolong.

Miris sekali ketika melewati jalan Saharjo pada minggu 5/7 saya melihat antrian mereka yang membeli oksigen tumpah ruah dijalan raya, dan sempat mengganggu lalu lintas, itu bukan dongeng, tapi itu adalah fakta.

Kita tidak bisa sekadar berwacana, tapi kita harus melakukan tindakan nyata, yakni mendukung program vaksinasi, dan menyediakan pelayanan vaksinasi yang mudah dan dapat dijangkau oleh semua orang Indonesia.

Demikian juga vaksinasi yang perlu dilakukan pada anak-anak usia 12-18 tahun, tentu saja perlu melibatkan pihak sekolah. 

Menyelenggarakan pembelajaran tatap muka tanpa vaksinasi terhadap siswa bisa jadi sebuah ketelodoran yang akan berdampak negatif, karena itu pihak sekolah perlu proaktif untuk menjamin berlangsungnya pembelajaran tatap muka jika memang sudah bisa dilaksanakan. 

Mari Vaksin dan tetap jaga 5 M untuk Indonesia Jaya.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/ayo-vaksin-dan-terapkan-5-m.html

Sunday, July 4, 2021

Evolusi menyangkali kebenaran

 




 

Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. (Roma 1:18-19)


Manusia terus menerus mengalami kemunduran, manusia yang diciptakan Allah baik adanya itu, makin lama makin jahat. Hanya karena anugerah Allah manusia dapat diperbaharui oleh Allah dan berubah menjadi seperti Kristus.


Devolusi

Sejak penciptaan, Allah telah menyatakan diri-Nya kepada manusia. Taman Eden tempat Adam dan Hawa ditempatkan Allah adalah saksi kebaikan Allah yang menciptakan manusia. Tapi, secara bersamaan Taman Eden adalah saksi bahwa manusia yang diciptakan Allah baik adanya itu telah menindas kebenaran Allah, bukannya mentaatinya.


Di Taman Eden juga Manusia memproklamasikan dukungannya pada Iblis untuk melawan Allah. Itulah sebabnya manusia mengalami kemerosotan moral. Manusia yang dikeluarkan dari taman Eden itu kerap menebar kejahatan, dan bukannya mentaati Allah yang benar.


Peristiwa pembunuhan Habel oleh Kain adalah bukti bahwa kelaliman manusia menindas kebenaran. Belum lagi peristiwa Air bah yang menggambarkan murka Allah atas kelaliman manusia. Peristiwa Menara Babel saat Allah menceraiberaikan manusia, sampai pada peristiwa Sodom dan Gomora.


Pembuangan umat Allah merupakan bukti bahwa Allah yang benar tidak berkenan dengan kelaliman manusia, tapi manusia terus menerus bertambah jahat, dan mengalami banyak penderitaan


Alkitab jelas mengatakan bahwa manusia terus menerus mengalami devolusi di luar Allah, manusia makin lama makin jahat, dan hanya mungkin mengalami titik bali jika berbalik kepada Allah.


Evolusi menyangkali kebenaran

Manusia yang menolak Allah kemudian mendirikan kebenarannya sendiri. Salah satu pernyataan kebenaran manusia yang menindas kebenaran Allah adalah apa yang dinyatakan oleh evolusi. Menurut Evolusi manusia tidak makin lama makin jahat (devolusi), tetapi makin lama makin baik, makin sempurna (evolusi).


Menerima evolusi sesungguhnya sama saja mengatakan bahwa manusia di dalam dirinya dapat mencukupkan dirinya sendiri, bahkan dapat menjadi sangat hebat. Itulah sebabnya mereka yang menerima evolusi tidak merasa perlu akan Allah, dan terus menerus menindas kebenaran degan kelaliman.


Manusia selalu berusaha mencukupkan diri dengan mengusahakan teknologi mutakhir untuk memproduksi kebutuhan hidupnya, tapi hingga saat ini dunia tetap saja tak pernah luput dari ancaman kelaparan. Entah berapa banyak orang mati karena kelaparan.


Manusia yang merasa diri maha kuasa berusaha menggunakan teknologi untuk menjadikan dirinya berkuasa, dan kekuatan teknologi itu kerap digunakan untuk  membunuh sesamanya, baik itu berupa teknologi senjata apai, sampai pada senjata-senjata kimia.


Bahkan sempat tersiar isu, bahwa Covid-19 pun akibat dari kegagalan manusia mengelola senjata kuman yang mematikan. Kita berharap itu tidak terjadi, apalagi dampak pandemi covid-19 yang melanda seluruh pelosok dunia. Covid menyasar negara-negara maju dan juga negara-negara berkembang.


Berbalik pada Kebenaran


Tak ada manusia yang tak dapat melihat Allah, setidaknya manusia dapat melihat Allah dari penciptaan manusia dan penciptaan Alam semesta. Allah yang besar, lebih besar dari alam semesta, karena itu Allah yang besar itu dapat menciptakan alam semesta.


Jika kita jujur, tak ada seorangpun yang memiliki kendali atas dirinya, maupun atas orang lain, demikian juga atas alam. Karena hanya pencipta alam semesta yang dapat mengendalikan alam semesta.


Peristiwa pandemi covid-19 juga merupakan bukti bahwa manusia tak dapat mengendalikan alam semesta. Pada masa pandemi covid-19 ini sudah sepatutnya kita kembali kepada kebenaran, Allah pencipta dunia ini, untuk bisa berdamai dengan sesama, dan mengelola alam dengan bijak, atau berdamai dengan alam semesta.


Pada mulanya adalah kebenaran, maka kita yang diciptakan oleh kebenaran itu wajib hidup benar, mentaati Allah yang benar, dan dengan jalan itulah kita bisa berdamai dengan sesama dan berdamai dengan Alam.

Tuhan dimuliakan.

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/evolusi-menyangkali-kebenaran.html

Thursday, June 3, 2021

Save Pancasila





 #SavePancasila#

 

 

Sejarah melaporkan kepada kita, Pancasila bukan hanya memersatukan Indonesia, tapi juga kerap digunakan oleh mereka yang berkuasa untuk melatenkan kekuasaannya. 

Tiga puluhan tahun lebih Pancasila dibekukan, meminjam istilah Syafei Maarif, Pancasila sekadar dijadikan Etalase politik.

 

Menafsirkan Pancasila

 

Pancasila adalah nilai-nilai yang diam dalam sanubarinya rakyat Indonesia. Jadi, tepatlah ketika Presiden Soekarno mengatakan, beliau hanya menggali nilai-nilai Pancasila. Pancasila bukan produk pemikiran Soekarno semata, tapi seluruh rakyat Indonesia.

 

Karena nilai-nilai yang tertuang dalam Pancasila itu diam dengan rukun dalam sanubarinya rakyat Indonesia, maka menafsirkan  sila-sila Pancasila sederhananya tidak boleh menegasikan nilai-nilai yang ada pada sila-sila yang lain.

 

Sila ketuhanan yang maha esa menyatakan bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang ber-Tuhan, Tuhan yang dikenal dalam agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan dalam agama-agama suku. Itu berarti, Pancasila tidak boleh menggusur agama atau kepercayaan apapun yang ada di indonesia.

 

Pancasila sejatinya memersatukan semua agama-agama yang ada di Indonesia, yang diwujudkan dalam kesepakatan bahwa semua manusia Indonesia adalah manusia yang bermartabat.

 Manusia adalah ciptaan Tuhan yang mulia, dan wajib hidup saling menghargai. Itulah yang dituangkan dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

 

Manusia Indonesia yang ber-ketuhanan yang maha esa itu juga mengakui bahwa manusia itu terbatas, manusia itu memiliki keunikan masing-masing.

Manusia yang beradab itu wajib hidup dalam persatuan untuk membangun hidup bersama yang baik. Itulah yang dituangkan dalam sila ketiga, Persatuan Indonesia.

 

Manusia Indonesia yang ber-ketuhanan yang maha esa itu bukan hanya mengakui bahwa manusia itu manusia yang beradab, perlu hidup dalam persatuan.

Dalam membangun hidup bersama demi kebahagiaan bersama, manusia Indonesia yang beradab itu juga mengakui keberadaan manusia Indonesia yang tidak sempurna.


Ketidaksempurnaan memungkinkan adanya perbedaan dan konflik. Tetapi itu semua dapat diselesaikan dengan menjunjung persatuan untuk kepentingan bersama.


Perbedaan pendapat, konflik dalam kehidupan bangsa indonesia itu harus diselesaikan dengan jalan musyawarah dan mufakat. Itulah yang dituangkan dalam sila ke empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyahwaratan perwakilan.  

 

Sila pertama. Kedua, ketiga dan keempat jelas telah  menyatukan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka dengan cita-cita kemerdekaan untuk menghadirkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Itulah yang dituangkan dalam sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Pancasila melawan korupsi

 

Korupsi adalah musuh masyarakat Pancasila. Korupsi melemahkan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. 

Korupsi dana bencana makin menyengsarakan masyarakat Indonesia yang berada dalam kesusahan akibat bencana yang banyak melanda masyarakat Indonesia.

 

Salah satu lembaga yang menjadi harapan rakyat Indonesia untuk memberantas korupsi adalah KPK. Tapi, sayangnya orang-orang yang berprestasi di KPK digusur justru dengan alasan tidak lolos test wawasan kebangsaan.

 

Kontroversi TWK yang belum selesai itu kemudian membuat banyak orang bergetar, apa yang terjadi dengan Pancasila, mengapa tanggal 1 Juni yang merupakan hari lahirnya Pancasila itu dijadikan hari proklamasi penggusuran mereka yang berprestasi di KPK dengan alasan tidak lolos TWK.

 

Mungkin benar apa yang dikatakan Syafei Maarif, Pancasila hanya dijadikan etalase politik, bahkan dijadikan alat untuk melatenkan kekuasaan mereka yang berkuasa, termasuk melatenkan koruptor.

 Bagaimana dengan masa depan bangsa ini jika Pancasila terus sekadar dijadikan etalase politik, apalagi jadi instrumen memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa?

Save KPK!

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2021/06/save-pancasila.html

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...