Monday, July 12, 2021

Hidup Memuliakan Allah

 



  

Hidup Memuliakan Allah

 

“ Adalah seorang keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh dipinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh ditanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian lagi jatuh ditanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah sijahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan….Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batau ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan ditengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia itu dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Matius 13: 3-8; 13:19-23)

 

Manusia yang diciptakan Allah baik adanya telah meninggalkan Allah, dan kemudian mendirikan kebenarannya sendiri. Tapi, Allah yang setia itu tak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya dan terus menjangkau manusia untuk berbalik kepada Allah, hidup memuliakan Allah.

 

 

Manusia mengalami devolusi

Manusia menuruti bujukan iblis untuk menjadi seperti Allah dan melarikan diri dari kebergantungan dengan Allah.

Manusia yang meninggikan dirinya pada posisi Allah secara bersamaan juga merendahkan dirinya, manusia mengalami devolusi di luar Allah.

 

Lebih parah lagi manusia menjadikan  alam, dan ciptaan lain yang diciptakan untuk manusia sebagai pusat penyembahan. Manusia merendahkan dirinya sendiri dengan memosisikan dirinya menjadi sama  dengan binatang, dan ciptaan lainnya, bahkan lebih rendah dari ciptaan lainnya.

 

Allah yang maha kasih tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya. Allah menyapa Adam dan Hawa di taman Eden, dan memberikan pakaian dari kulit binatang, itu adalah sebuah simbol bahwa Allah akan mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa manusia, dan itu digenapi pada pengorbanan Yesus di kayu salib.

 

Pengorbanan  Yesus di salib cukup untuk semua manusia

Berita Injil tentang pengorbanan Yesus di kayu salib itu diberitakan ke seluruh dunia, sayangnya dari empat jenis orang yang menerima berita injil, hanya satu kelompok orang yang memiliki tanah yang subur.

 

Cerita tentang penabur yang menaburkan benih yang jatuh pada empat tempat sesungguhnya menggambarkan respon penerima berita Injil.

 

Injil memang akan diberitakan ke seluruh dunia, tetapi hanya sedikit orang yang dipilih Tuhan, yakni mereka yang hidup mentaati kebenaran firman Tuhan.

 

Hidup memuliakan Allah

Pada masa sulit ini kita patut merendahkan hati, datang ke tahta Allah yang maha kasih, agar anugerahNya dicurahkan pada kita untuk hidup berbuah, hidup memuliakan Tuhan. Kehidupan yang sulit bagaimanapun juga bukan alasan untuk tidak hidup mentaati Tuhan.

 

Allah yang besar akan memampukan kita melewati persoalan-persoalan besar, karena Allah yang besar itu lebih besar dari segala persoalan kita. Tuhan dimuliakan.

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/hidup-memuliakan-allah.html

Friday, July 9, 2021

Doa Untuk Indonesia

 Doa Untuk Indonesia






  

Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi, Allah yang memperkenankan kami menyapa Dikau sebagai Bapa. Patutlah nama-Mu diagungkan di Bumi dan di Sorga. Biarlah segala yang bernafas memuliakan dikau Allah Yang Setia dan tak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya.

Bapa, ampunilah kami rakyat Indonesia yang kerap dipenuhi dosa dan kesalahan, ketidakmampuan kami untuk saling menghargai dalam hidup bersama dan bekerjasama untuk memutus rantai penyebaran virus corona. 

Ampunilah kami yang egois, yang selalu berusaha menyelematkan diri sendiri dan tidak peduli pada kehidupan bersama, sehingga pernah terjadi di negeri ini penolakan pemakaman mereka yang meninggal karena covid-19. Dan pernah terjadi juga kejadian melambungnya harga obat-obatan, vitamin-vitamin sehingga saudara-saudara kami banyak yang kesulitan mendapatkannya.

Hari ini Aku berdoa Bapa, kiranya kasih kemurahan dikau curahkan untuk kami yang tinggal di Indonesia. Dikau melihat betapa menderitanya banyak saudara, dan keluarga-keluarga  yang terinfeksi Covid-19. 

Untuk mereka yang Dikau panggil pulang kedalam Kerajaan-Mu anugerahilah mereka tempat yang baik pada Sorga kekal, dengarkanlah pergumulan mereka ketika menderita sakit dan kemudian menghadap tahta kemuliaan Tuhan.

Kuatkan dan hiburkan juga saudara, keluarga yang mengalami kehilangan orang-orang yang mereka kasihi, secara khusus bagi mereka yang ditinggal oleh anggota keluarga yang menjadi penopang hidup keluarga itu. 

Kemurahan Tuhan kiranya menolong mereka untuk dapat menjalani hidup dengan tetap menerima kehendak dikau Tuhan yang agung.

Untuk mereka yang saat ini sedang menderita sakit karena terinfeksi covid-19, mereka yang isoma, maupun mereka yang dirawat dirumah sakit, bahkan mereka yang terpaksa menerima perawatan dengan fasilitas terbatas, Tuhan, hiburkanlah mereka, biarlah damai Tuhan, kekuatan Tuhan memampukan menjalani kondisi itu dengan berserah kepada kasih dan karunia Tuhan.

Untuk mereka yang terdampak pandemi dengan kehilangan pekerjaan serta mata pencaharian, Tuhan kiranya dikau mencukupkan kebutuhan hidup mereka. 

Bantuan pemerintah untuk mereka yang terdampak kiranya dapat tersalurkan dengan baik. Kiranya tak ada oknum pemerintah, atau eleman bangsa lain yang menggunakan masa sulit ini untuk mencari keuntungan pribadi, memuaskan hidup pribadi dengan mengeruk kekayaan berlimpah ditengah banyak orang yang menderita. Apalagi melakukan korupsi dana bencana.

Aku percaya Tuhan, dikau adalah Allah yang Maha Kuasa, berdaulat di bumi dan disorga. Aku percaya Kasih setia Tuhan cukup untuk menolong semua kami yang ada di negeri yang berada dalam kedukaan ini. 

Lihatlah tangan kami yang terulur kepada dikau Tuhan, tangan yang lunglai yang tak memiliki apa-apa, kecuali sebuah permohonan kepada dikau Tuhan.

 Kiranya kemurahan Tuhan menyucikan Indonesia dari Virus corona. Di dalam nama Yesus yang telah berkorban di salib untuk penebusan dosa, doa syafaat ini aku naikkan kepada dikau Tuhan, Bapa Yang Baik.

Amin.

Binsar Antoni Hutabarat

https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/doa-untuk-indonesia.html

Doa Syafaat Untuk Indonesia




 

Ajakan Menteri Agama untuk berdoa bagi Indonesia yang dikemas dalam momentum Hening Cipta Indonesia yang akan digelar serentak pada Sabtu, 10 Juli 2021 pukul 10.07 WIB selama 60 detik perlu direspon positif oleh semua elemen bangsa.

Mereka yang wafat karena covid 19 di Indonesia terus meningkat, dan jumlah yang terinfeksi covid-19 di Indonesia telah menembus rekor dunia.

Semua orang Indonesia adalah orang yang beragama, berarti percaya bahwa kedaulatan ada pada tangan Tuhan yang Maha Kuasa. 

Karena itu sudah sepatutnyalah ajakan doa bersama itu direspon oleh semua orang yang beragama di indonesia.

Inilah saatnya semua orang di Indonesia bersama, bersehati berdoa memohon kepada Sang Pencipta agar Tuhan Yang Maha Kuasa menyucikan alam Indonesia dan bebas dari covid-19, demikian juga seluruh penjuru dunia.


Berikut ini adalah siaran pers Kementerian Agama terkait Dian dan Hening Cipta.



Siaran Pers

Kementerian Agama


Ribuan Orang Wafat, Menag Ajak Masyarakat Doa dan Hening Cipta


Ribuan masyarakat Indonesia meninggal karena pandemi Covid-19. Mereka berasal dari tenaga kesehatan, para relawan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum lainnya. Data Satgas Penanganan Covid-19, saat ini lebih 62 ribu masyarakat Indonesia yang meninggal dari 2,38 juta kasus Covid-19.


Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak masyarakat untuk mendoakan hal terbaik bagi yang wafat karena pandemi Covid-19. Ajakan ini dikemas dalam momentum Hening Cipta Indonesia yang akan digelar serentak pada Sabtu, 10 Juli 2021 pukul 10.07 WIB selama 60 detik. 


“Pada hari Sabtu, 10 Juli 2021, jam 10.07 WIB, mari kita heningkan cipta selama 60 detik. Hentikan sejenak segala aktivitas, mendoakan yang terbaik untuk para nakes, relawan, masyarakat dan semua yang telah mendahului kita,” ajak Menag di Jakarta, Jumat (9/7/2021).


Mengheningkan cipta dilakukan dengan berdiam diri, merenung, berdoa, mengenang mereka yang telah gugur. Mengheningkan cipta juga menjadi  bentuk penghormatan kepada mereka yang telah wafat.


Menag berharap Hening Cipta Indonesia ini dapat menumbuhkan kekuatan solidaritas bersama untuk bersinergi dan gotong royong dalam menghadapi pandemi. Hening Cipta Indonesia juga diharapkan memberikan kesadaran tentang betapa pentingnya nikmat kesehatan sehingga harus dijaga dengan baik.


Selain mendoakan mereka yang telah meninggal karena pandemi, Menag juga mengajak umat berdoa bagi keselamatan bangsa. 


“Mari seluruh rakyat Indonesia, kita heningkan cipta bersama, melangitkan doa, agar pandemi covid-19 segera sirna. Dan mari kita selalu #PrayFromHome, berdoa dari rumah di tengah kita Work From Home, bekerja dari rumah,” harap pria yang akrab disapa Gus Yaqut


“Sekali lagi saya mengajak seluruh rakyat Indonesia hening cipta selama 60 detik pada Sabtu 10 Juli 2021 jam 10.07. Mari doakan mereka yang sudah wafat dan doakan pandemi segera berakhir. Dari rumah kita semua berdoa untuk Indonesia sehat,” tandasnya.


Humas


https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/doa-syafaat-untuk-indonesia.html

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...