Saturday, July 31, 2021

Allah Hakim Yang Adil

 



Allah Hakim Yang Adil


Jadi Bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orng lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa. (Roma 3:9)


Dosa adalah kuasa, manusia melakukan perbuatan-perbuatan dosa karena berada dalam kuasa dosa. Sebaliknya manusia melakukan kebenaran karena kuasa Allah yang memampukan manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan kebenaran, yang telah membebaskannya dari perbudakan dosa.


Gereja tidak boleh jatuh pada kesombongan seperti orang Yahudi yang membanggakan diri sebagai orang pilihan Allah, menerima Taurat, tapi tidak hidup mentaati Taurat.


Semua manusia sama dihadapan Tuhan

Orang Yahudi memiliki keuntungan karena menerima Taurat, melalui Taurat orang Yahudi harusnya menyadari bahwa manusia tidak dapat mentaati Taurat secara sempurna dengan kekuatannya sendiri, karena itu Taurat mempersiapkan orang Yahudi untuk menerima pengorbanan Kristus di kayu salib (lihat Kitab Galatia) .


Melalui menerima pengorbanan Kristus di salib (menerima Injil) orang-orang yahudi diselamatkan karena anugerah Allah, yang memerdekakan mereka untuk hidup melayani Tuhan , melakukan perbuatan-perbutan kebenaran.


Yesu mati menanggung dosa manusia, dan kebangkitan Yesus merupakan proklamasi bahwa maut telah dikalahkan, dan tidak lagi berkuasa atas mereka yang percaya. Orang percaya dibebaskan dari kuasa dosa, untuk melakukan perbuatan-perbuatan kebenaran.


Menerima pengorbanan Kristus di salib, menerima Injil harus hidup dalam ketaatan pada Allah, itulah sebabnya kita perlu berdoa untuk tiap-tiap hari dipimpin oleh Roh Kudus untuk melakukan perbuatan-perbuatan kebenaran.


Berkat-berkat Allah yang dianugerahkan Allah kepada orang Yahudi bukan merupakan kelebihan orang Yahudi, karena itu tak perlu menjadi sombong, sebaliknya dengan rendah hati datang kepada Tuhan, menerima karya Kristus di kayu salib dan hidup dipenuhi Rph Kudus untuk hidup melakukan perbuatan-perbuatan kebenaran.


Surat Roma diberikan juga kepada jemaat di Roma yang sebagian berasal dari bangsa-bangsa bukan Yahudi, bangsa Yunani. Alkitab mengatakan, bahwa semua orang berada dalam kuasa dosa.


Sejak Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, maka didalam Adam semua manusia dalam perbudakan dosa, dan gemar melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Tapi setelah pengorbanan Kristus di salib yang membebaskan manusia dari perbudakan dosa, termasuk orang Yunani, maka mereka yang percaya kepada pengorbanan Kristus di salib, berita Injil, dibebaskan dari perbudakan dosa, masuk dalam kerajaan Allah yang kekal, yang akan dinyatakan pada kedatangan Yesus yang kedua kali untuk menjemput orang-orang yang percaya.


Allah adalah hakim yang adil


Allah menghakimi semua manusia secara adil, Allah menghakimi manusia sesuai standar Allah, yaitu dengan kebenaran. Allah menghakimi manusia berdasarkan perbuatan.


Manusia yang percaya kepada Yesus, dan mengakui sebagai umat pilihan Allah, masuk sebagai anggota gereja tidak boleh sombong, tapi dengan takut dan gentar melayani Allah, dan memohon anugerah Allah untuk dipimpin Roh Kudus melakukan perbuatan-perbuatan kebenaran.


Bukan hanya orang Yahudi yang tidak boleh sombong, orang Yunani yang berada dalam jemaat di Roma juga tidak boleh sombong, tapi mereka semua harus dengan rendah hati memohon kepada Allah untuk dapat hidup dalam kebenaran.


Hidup orang yang dibenarkan adalah hidup dalam ketaatan pada Allah dengan memohon, dan menyediakan diri untuk dipimpin Roh Kudusm hidup melakukan perbuatan-perbuatan kebenaran. 


Hidup menyaksikan Injil, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan hidup yang dipimpin okeh Roh Kudus, Hidup menjadi teladan bagi semua orang, dengan hidup seperti Yesus.



Dr. Binsar Antoni Hutabarat



https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/allah-hakim-yang-adil.html

Thursday, July 29, 2021

Mengasihi Tuhan Lebih Dari Segalanya

 


\




Mengasihi Tuhan Lebih Dari Segalanya


Tiap orang percaya mesti membuat keputusan satu kali dan untuk mengasihi Kristus sepenuhnya, dan , memikul salib dan mengikut Kristus.Matius 10:37 , Barang siapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku , ia tidak layak bagi-Ku; dan barang siapa mengasihi anaknya laki-laki atau anaknya perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.


Kasih dalam Matius 10:37 adalah motivasi bagi salib dalam Matius 10:38, Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu. Membawa salib bukan berarti menempel sticker di motor, mobil atau rumah. Itu berarti mengakui Kristus dan mentaati Kristus meskipun menderita dan malu. Itu berarti mati bagi diri kita tiap-tiap hari. Jika Tuhann pergi ke salib untuk kita, dan setidaknya kita dapat mengerjakan salib itu untuk Kristus. Menerima penderitaan untuk kemuliaan Kristus.


 


Matius 10:39 menegaskan bahwa, saat ini kita memiliki dua alternatif, menyayangkan hidup kita, atau mempersembahkan hidup kita. Tidak ada titik tengah.


Jika kita melindungi keinginan kita (cinta diri), kita akan kehilangan nyawa kita. Kita tidak memiliki keselamatan. Jika kita mati untuk diri, dan hidup untuk menyenangkan Kristus, kita akan menjadi pemenang.


 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2020/11/mengasihi-tuhan-lebih-dari-segalanya.html

Allah Yang Patut Dimuliakan




Allah Yang Patut Dimuliakan Karena Allah adalah Pusat Kehidupan


 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah penuh hikmat, tetapi mereka menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak  fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar.Roma 1:21-23)


Kemerosotan Moral

Kemerosotan moral manusia terus terjadi ketika manusia merasa tidak perlu mengenal Allah Yang Benar. 

Manusia menurunkan Allah pencipta dan menduduki posisi Allah, lebih parah lagi kemudian manusia mendudukkan ciptaan Allah lainnya pada posisi Allah.

 

Manusia kehilangan nilai-nilai moral agung yang hanya ada pada diri Allah dengan cara menyangkali keberadaan Allah Yang Benar. Manusia melawan Allah yang benar secara bersamaan mendirikan kebenarannya sendiri.

 Adakah Kebenaran Manusia?

Memang ada kebenaran yang keluar dari manusia, tapi itu bukan produksi manusia, kebenaran itu hadir tanpa disadari manusia, kebenaran itu adalah wujud kasih Allah yang benar dan panjang sabar yang tak pernah meninggalkan ciptaan-Nya.

 

Kebenaran yang dilakukan manusia itu sesungguhnya terkait penciptaan manusia oleh Allah yang benar. 

Namun, secara keseluruhan segala sesuatu yang dilakukan manusia yang tidak menyembah Allah Yang Benar sama saja sebagai perlawanan kepada Allah Yang Benar.

 

Manusia terus menerus mengalami devolusi, manusia makin tidak bermoral, makin jahat. Jika manusia tidak berbalik pada Allah Yang Benar, dan menjadikan kebenaran Allah itu dasar moral kehidupan manusia maka manusia tetap berada dalam belenggu dosa.

 

Hidup bersama antarmanusia yang menolak kebenaran itu penuh koflik yang tak berkesudahan. Itulah yang disaksikan sejarah kehidupan manusia berdosa.

 

Pengabaian Kebenaran

Pengabaian kebenaran bukanlah hal sederhana, karena pengabaian kebenaran sama saja memproklamasikan perlawanan kepada Allah. 

Kita perlu memikirkan, bagaimana mungkin manusia yang terbatas itu bisa menemukan kebenaran tentang Allah dengan melarikan diri dari Allah Yang benar?

 

Manusia yang terbatas dengan kemampuan rasio yang terbatas tak mungkin mencapai Allah Yang Benar dan Absolut. Manusia yang terbatas tak dapat menghindari kemerosotan moral dengan cara mendirikan kebenaran manusia.

 

Pengabaian kebenaran ternyata membawa manusia pada kebodohan. Manusia menempatkan diri pada posisi Allah, berarti manusia memproklamasikan diri sebagai maha tahu, maha hadir, tahu segala informasi, maha kuasa, bertindak semaunya sendiri, dan mampu mencukupkan dirinya sendiri, itu adalah kebodohan yang lahir dari pengabaian kebenaran.

 

Kemudian ketika manusia memproklamasikan binatang-binatang dan benda-benda ciptaan manusia menempati posisi Allah, usaha itu sama saja menurunkan nilai manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia. Moralitas manusai terus merosot tanpa mengakui keberadaan Allah Yang Benar.

 

Allah Pusat Kehidupan

Allah yang benar, tak terbatas dan sempurna itu adalah pusat kehidupan dan kebenaran. Melarikan diri dari Allah pencipta yang benar hanya akan menghasilkan kemerosotan demi kemerosotan dalam kehidupan manusia.

 

Manusia yang menjauh dari Allah akan terus menerus mengalami devolusi. Pada sisi lain, evolusi adalah penyangkalan terhadap manusia yang terus mengalami devolusi. Itulah sebabnya evolusi Darwin kerap disebut "agama baru,"bukan sains.

 

Menyangkali Allah Yang Benar, apalagi dengan mendasari pada keyakinan evolusi, sama saja dengan menyombongkan keterbatasan dan kebodohan manusia.

 

Evolusi tak pernah terjadi dalam kehidupan manusia, karena pada realitasnya manusia yang menjauh dari Allah akan terus bertambah jahat. Menindas kebenaran dengan kelaliman.

 

Berbalik pada Allah yang benar adalah jalan satu-satunya untuk menekan kemerosotan moral manusia.

Tuhan dimuliakan.

 

Dr. Binsar Antoni Hutabarat

 https://www.binsarhutabarat.com/2021/07/allah-yang-patut-dimuliakan.html

 

 

 

 

 


Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...