5 Pengalaman Pengusiran Kuasa Kegelapan
Kasih Allah
Alkitab utamanya menceritakan tentang Kasih Allah kepada manusia berdosa untuk membawa manusia yang telah meninggalkan Allah, kembali pada Allah. Ungkapan kasih Allah itu secara terang bederang dinyatakan pada peristiwa penyaliban Yesus.”
Meski Alkitab tidak melaporkan semua kejadian yang dilakukan oleh Allah dan tidak mencatat segala sesuatu yang Yesus lakukan ketika di dunia, Alkitab tetap cukup untuk membawa manusia pada Allah dan kehendak-Nya.
Alkitab hanya menceritakan hal-hal penting yang dapat membawa manusia mengetahui berita sukacita tentang kasih Allah.
“Memang masih banyak tanda lain yang di buat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”( Yohanes 20:30-31)
Iblis dan Roh Jahat
Saat membaca Alkitab, kita juga menemukan ada banyak laporan tentang keberadaan iblis dan roh-roh jahat, kelicikan iblis yang menjatuhkan Adam dan Hawa, serta akhir dari nasib iblis yang menyedihkan.
Bahkan kekalahan iblis juga diberitakan secara jelas ketika penyalipan Yesus. Namun, laporan tentang keberadaan iblis tidak secara utuh dijelaskan oleh Alkitab, mengapa ?
Karena Alkitab bukan buku untuk iblis, tetapi untuk manusia, dan data-data tentang iblis yang ada di dalam Alkitab hanya menjelaskan hal-hal yang terkait dengan usaha iblis menyeret manusia dalam kekuasaannya yang dimulai pada pencobaan yang dilakukan oleh iblis di taman Eden.
Kita tentu menghargai ada banyak buku yang berusaha menjelaskan mengenai berbahayanya iblis yang telah menjatuhkan Adam dan Hawa, karena memang Iblis masih berbahaya dan harus dilawan,
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah ia dengan imanmu yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama” (I Petrus 5: 8-9).
Iblis telah menjatuhkan Adam dan Hawa yang tak berwaspada menjadi budak dosa, kegelapan, dan menjadikan dirinya tuan atas Adam dan Hawa. Syukurlah oleh kasihnya Allah menebus manusia. iblis sudah kalah oleh kuasa Salib Yesus
Karena itu, usaha untuk memaparkan tentang masih berbahayanya iblis tidak boleh mengagung-agungkan iblis, sebaliknya harus berpusat pada kemenangan Kristus, karena iblis adalah pecundang.
Dalam buku-buku yang menjelaskan tentang pelayanan terhadap kuasa-kuasa kegelapan, sulit ditemui buku-buku yang secara jelas memaparkan tentang kekalahan Iblis, khususnya dalam buku-buku Kristen berbahasa Indonesia, akibanya mereka yang pernah terjerat dengan kuasa kegelapan, roh-roh jahata tanpa disadari secara bersamaan juga mengagungkan kedasyatan Iblis, dan ini tentu saja akan menimbulkan ketakutan pada mereka yang tidak mengalaminya, apalagi jika dalam konteks masyarakat dimana mereka berada, kuasa kegelapan sangat diagungkan.
Kehadiran film-film yang bertemakan hantu tampak jelas lebih menekankan kedasyatan kuasa-kuasa gelap dan pada porsi yang kecil menempatkan pemaparan mengenai kekalahan iblis. Bahaya ini sepatutnya diwaspadai.
Artikel yang sedang anda baca ini berisi penjelasan tentang bukti-bukti mengenai keberadaan iblis yang sudah kalah, suatu kisah nyata pengalaman pelayanan terhadap mereka yang dikuasai kuasa kegelapan, serta juga menjelaskan pengalaman tersebut dalam terang kebenaran Alkitab.
Artikel ini mengkonfirmasikan kepada kita bahwa iblis sesungguhnya sudah kalah, bahkan jeritan iblis pada waktu Yesus disalib yang sangat mengerikan itu pun merupakan terikan kekalhan iblis.
Realitas itu sebenarnya bukanlah usahanya untuk menakut-nakuti manusia, tetapi itu adalah fakta atas kekalahan iblis, dan fakta betapa takutnya iblis menghadapi hukuman yang akan diterimanya.
Pengalaman Pertama
Sebagai seorang pembina kelompok Tumbuh bersama (sel grup) mengunjungi anggota yang tidak hadir menjadi tugas rutin. Itu juga yang saya lakukan ketika salah seorang dari anggota sel grup saya tidak hadir dalam beberapa minggu, sebut saja namanya “Y”(bukan nama sebenarnya).
Beberapa minggu sebelumnya, “Y” pernah bercerita, ia sering kali mengalami gangguan ketika ingin tekun beribadah. Pada saat ia menggebu-gebu beribadah, ia merasa orang tua perempuannya terganggu, bahkan merasa menderita, dan anehnya ia juga mengalami gangguan karenanya. “Y”juga bercerita tentang kebiasaan ibunya yang menyembah berhala dan mengalami gangguan kejiwaan
Sebagai seorang yang baru terjun dalam pelayanan saya hanya bisa menjadi pendengar yang baik ketika “Y” menceritakan kondisinya itu. Kata-kata “Y”itu masih saya ingat ketika akan mengunjungi rumahnya.
Pada saat saya mengunjunginya, “Y”ada di rumah itu. Seperti juga pada kunjungan lainnya, saya bertanya, mengapa tidak datang ibadah? Dan saya juga menyampaikan undangan untuk beribadah, dan kami pun berdialog tentang hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas pelayanan gereja.
Ketika kami sedang berbincang-bincang, tiba-tiba seorang perempuan tua melintas di ruangan dimana kami berada. Posisi saya yang menghadap kearah ruangan dari mana perempuan itu muncul membuat saya dapat melihat jelas keberadaan perempuan yang sedikit kusut dan membiarkan rambutnya terurai.
Yang mengagetkan adalah mata perempuan itu menatapku, dan ada hawa kemarahan pada mata tersebut. Sebenarnya saya ingin mengalihkan diri dari tatapan mata yang mencorong itu, karena bagaimanpun juga ia adalah penghuni rumah itu.
Ada perasaan takut ketika menghadapi kejadian itu, namun, tiba-tiba saya merasakan aliran rasa hangat disekujur tubuhku yang kemudian mengusir perasaan itu. Saya bisa menatap mata yang mengerikan itu dengan tenang tanpa mengagetkan “Y’yang sedang berdialog dengan saya.
Ada suara berbisik di hati, kemarahan yang terpancar lewat mata perempuan tua itu bukan berasal dari diri perempuan itu, tetapi berasal dari oknum yang menguasai perempuan tua itu, yakni kuasa kegelapan. Dengan cepat perempuan itu pun menghilang masuk ke kamar yang tidak jauh dari tempat kami berada.
Syukurlah Roh Kudus telah memberi saya kekuatan dan ketenangan, dan pengalaman yang mengagetkan itu tidak sempat diketahui oleh anak ibu itu. Karena perbincangan kami sudah cukup lama, saya pun pamit dari rumah itu. Tapi, pengalaman yang mengerikan itu masih saja menggangguku.
Sesampainya di rumah saya pun masuk ke kamar dan berdoa, serta membaca Alkitab. Saya terus bertanya dalam hati mengapa wanita tua yang adalah ibu teman saya itu menatap saya dengan tatapan penuh kemarahan.
Melalui pengalaman itu Saya bisa mengerti mengapa “Y” mengalami gangguan setiap kali ia rajin beribadah, kuasa kegelapan yang menguasai ibunya, tidak senang jika “Y”mengalami pembebasan Tuhan.
Tiga hari lamanya saya terus merenungkan pengalaman itu, setiap hari saya mengambil waktu beberapa jam untuk berdoa dan membaca Alkitab untuk mencari tahu tentang pengalaman itu.
Pada hari ketiga semakin jelas saya memahami bahwa iblis, kegelapan yang menguasai wanita tua itu tidak sudi kehadirannya diganggu dengan berita Injil yang saya ingin sampaikan.
Secara pasti saya menyadari bahwa kemarahan itu bukan berasal dari wanita tua yang tak berdaya dan berada dalam jerat iblis, tetapi justru dari iblis yang sudah kalah.
Iblis yang sudah kalah itu sengaja menampilkan dirinya dengan garang, justru karena ketakutannya akan korban yang sedang dikuasinya itu dibebasakan oleh Allah.
Namun kemarahan yang ditampilkan dengan cara yang amat mengerikan itu sesungguhnya tanda bahwa iblis mengakui kekalahannya. Kejadian itu tak berhasil menipu saya, bahkan melalui kejadian itu saya semakin tertarik untuk mempelajari bagaimana membebaskan orang yang dikuasai oleh roh-roh jahat.
Pengalamam Kedua
Pada suatu malam, kira-kira jam 11 malam, kakak saya mengatakan, adik temannya, yang biasa berkunjung ke rumah kami sedang di rasuk roh-roh jahat, saya diminta untuk menolongnya.
Saya belum pernah memiliki pengalaman melayani orang yang dirasuk setan. Yang terlintas ketika itu adalah mencari teman yang berpengalaman untuk memberikan pelayanan tersebut.
Tapi, malam telah larut, dan saya sudah berusaha mengunjungi seorang teman yang lebih senior dalam pelayanan, tapi keluarganya tak ingin membangunkannya, terpaksalah saya pergi untuk melakukan pelayanan itu dengan didampingi adik dan kakak saya, jadi kami bertiga, dan semuanya belum pernah memiliki pengalamann melayani orang yang dirasuk roh-roh jahat.
Di dorong oleh rasa tanggung jawab untuk melayani, dan bermodalkan pengalaman kehadiran Kristus yang telah membaharui hidup saya, keinginan untuk menolong orang tersebut sangat kuat dan mengatasi masalah tidak adanya pengalaman pelayanan.
Kami bertiga berangkat menuju rumah teman kakakku itu, dengan keyakinan bahwa Tuhan yang telah menebus dosa kami diatas kayu salib itu juga telah menang atas iblis, maka kami pun yang percaya pada-Nya ikut memiliki bagian dalam kemenangan tersebut.
Setibanya disana saya melihat wanita yang diceritakan kakakku itu duduk di kursi dengan tubuh lunglai, tampaknya ia kelelahan karena cukup lama dirasuk setan.
Ada perasaan tenang melihat kondisi wanita itu, karena kami tak harus melayaninya lagi, apalagi kesadaran wanita itu sudah pulih.
Tanpa ada kecurigaan apapun saya menghampiri wanita itu dan menyalamnya. Dengan malas, mungkin karena kelelahan, wanita itu menyalam saya.
Sedikit berbasa-basi saya bertanya, bagaimana kondisi nya sekarang? Tiba-tiba wanita itu menatap saya dengan mata terbelelak (melotot), ia seperti ketakutan berhadapan dengan saya.
Melihat kejadian yang berlangsung cepat itu saya terkejut, tak tahu harus berbuat apa. Salah seorang anggota keluarga yang hadir disitu dengan sigap menangkap wanita yang ketakutan melihat saya.
Melihat ketakutan wanita itu muncullah keberanian, apalagi saat itu saya merasakan kehadiran kuasa Allah yang luar biasa menguasai ku, seperti ada aliran listrik yang kuat pada sekujur tubuhku, terasa hangat dan memberikan keberanian, kusadari itu adalah kekuatan dari Roh Kudus.
Dengan keberanian yang dianugerahkan Tuhan saya mulai mengusir setan yang menguasai wanita itu dengan wibawa dari Tuhan.
Waktu itu saya hanya tahu bahwa setan takut dengan kata “darah Yesus,” sebagaimana biasanya dilakukan banyak teman-teman dari Pentakosta ketika melayani orang yang dikuasai kuasa kegelapan, dan itu saya tahu dari cerita teman-teman pelayanan, dan juga hamba-hamba Tuhan di tempat saya melayani.
Setiap kali saya memerintahkan roh jahat itu melepaskan wanita itu, roh jahat itu berteriak. Teriakanku pun makin kuat dan terasa berwibawa, “darah Yesus, Darah Yesus” Roh jahat itu terus berteriak ketakutan, tapi ia tidak juga melepaskan wanita itu.
Setelah berkali-kali mengusir roh jahat dalam tubuh wanita itu, namun tidak juga keluar, meski roh jahat itu terus berteriak ketakutan, saya mulai berpikir, cara apa yang harus saya lakukan untuk membebaskan wanita itu dari cengkeraman roh jahat.
Tiba-tiba ada suara dalam hati saya yang terdengar jelas, Kamu adalah Anak Allah dan berkuasa atas kuasa kegelapan.
Saya menatap mata wanita itu dengan wibawa ilahi, mata itu sejenak melotot pada saya, namun saya terus menatapnya tanpa takut.
Sebaliknya saya melihat roh jahat itu sangat ketakutan. Tiba-tiba saya digerakkan oleh Roh Allah berkata kepada roh jahat yang menguasai wanita itu, Kamu tahu siapa yang ada dihadapanmu, kamu (roh jahat) tidak berkuasa atas wanita ini, wanita ini anak Allah, pergi dari wanita ini!
Wanita itu terkulai lemas, dan roh jahat itu membebaskannya. Kejadian itu begitu singkat dan mencengangkan banyak orang yang berkumpul melihat peristiwa itu.
Wanita itu kemudian diberikan minum, dan setelah itu saya berdoa agar wanita itu tidak lagi diganggu oleh kuasa gelap.
Kejadian yang dramatis itu mengagetkan orang banyak yang berkumpul, dan mereka mengagungkan kuasa Allah.
Seorang majelis gereja yang hadir disitu meminta saya untuk memimpin ibadah singkat dan menyampaikan firman Tuhan. Disitu saya menjelaskan bahwa kuasa Allah malampaui kuasa apapun.
Setelah selesai melayani saya pun kembali kerumah, malam itu saya dengan adikku tidak langsung tidur, namun kami berdoa bersama.
Pelayanan terhadap orang yang dikuasi oleh kuasa kegelapan ini adalah kali pertama kami melayani, jadi banyak ketidak tahuan dalam diri kami, tapi kuasa Allah, oleh anugerahnya memimpin kami pada pelayanan yang mengagungkan Tuhan itu.
Saat kami sedang berdoa, kakakku masuk ketempat kami berdoa, memberitahukan bahwa ada saudara perempuan kami yang sedang menginap dirumah, tidur di kamar kakakku, dan menderita sakit, ia tidak tahu sakit apa, tapi yang jelas ia merasa terganggu dengan sakitnya itu.
Klinik, rumah sakit jauh dari rumah kami, dan belum dipastikan apakah ada yang buka. Kakakku meminta kami mendoakannya.
Setelah kami mendoakan, saya bertanya kepada si sakit, bagaimana sekarang? Saya sudah sembuh, katanya.
Saya sebenarnya tidak yakin dia sembuh, tapi karena dia mengatakan sudah sembuh saya tentu saja harus mempercayainya. Setelah itu ia dapat tidur kembali, dan kesembuhan dari Tuhan memang suatu fakta.
Dua pengalaman di atas mengkonfirmasikan bahwa Kuasa Allah sungguh nyata, dan kita akan melihat demonstrasi kuasa Allah ketika kita melayani Tuhan.
Meski dengan keterbatasan pengetahuan, kuasa Tuhan tetap nyata, namun pengetahuan akan Tuhan dan firman-Nya tetap saja penting bahkan menjadi hal yang utama.
Pengalaman pelayan itu memperlihatkan bahwa Iblis dan roh-roh jahatnya sudah kalah, karena itu tak ada cara lain untuk bisa dipakai Allah untuk menyatakan kemuliaan Allah dan menyaksikan keberadaan Iblis yang telah takluk itu, kecuali aktif melayani.
Pengalaman ketiga
Kejadian ini terjadi ketika saya sedang berlibur di Bandung, mengunjungi rumah seorang teman kuliah. Di bandung saya diajak beribadah pada satu Gereja, dan setelah ibadah ada tiga orang yang meminta dilayani untuk dibebaskan dari kuasa kegelapan, ketiganya memiliki kekuatan tenaga dalam karena belajar Karate Tenaga dalam (Kateda).
Dua dari tiga orang yang dilayani itu dilayani oleh dua orang hamba Tuhan pelayan gereja tersebut, dan yang seorang saya bersama dengan seorang teman yang di minta melayani.
Pengalaman pelayanan melepaskan orang dari kuasa kegelapan yang pernah saya lakukan membuat saya tidak merasa canggung untuk memberikan pelayanan itu.
Pada waktu saya berdoa mengusir roh jahat dalam diri orang itu yang hadir melalui pelatihan tenaga dalam, orang itu pun mengalami kerasukan.
Dengan berani saya mengusir roh jahat itu, tapi roh jahat itu tidak keluar. Orang itu berteriak ketakutan, tapi roh jahat itu tidak juga pergi dari orang itu. Kejadian itu berlangsung cukup lama, kira-kira satu jam.
Pendeta yang melayani salah seorang yang kerasukan sudah selesai melayani, ia pun membantu kami melayani orang itu. Dengan tenang pendeta itu mengatakan pada orang yang kerasukan, “Tuhan beri ketenangan pada orang ini, dan kembalikan kesadarnnya.” Orang itu pun segera sadar, dan kemudian dibimbing untuk menerima Yesus secara pribadi.
Pelayanan terhadap orang yang dikuasai oleh roh jahat tidak harus sama, ada yang langsung bisa dibebaskan dengan cara mengusirnya, bisa juga dengan cara meminta kepada Tuhan agar orang itu memiliki ketenangan dan tanpa manifestasi kerasukan, kuasa kegelapan dapat di usir dari orang itu.
Pengalaman keempat
“Ada seorang yang cukup lama melayani Tuhan, bahkan memiliki pengetahuan teologi yang cukup lumayan, seorang sarjana teologi, itu berarti jauh di atas rata-rata kaum awam.
Namun, ia bergumul dengan dirinya, karena merasa terus dijajah oleh dosa, dan merasa tak mempunyai kemampuan untuk melawannya. Tampaknya orang itu telah tertipu oleh Iblis yang adalah bapa pendusta dan senantiasa mendakwa manusia.
Ia mengatakan, segala upaya telah diusahakan namun tak pernah berhasil keluar dari genggaman dosa. Menurut penjelasannya, seperti ada kekuatan roh jahat yang menguasanya, dan tak mampu ia lawan.
Suatu malam saya membimbing orang itu, menjelaskan bahwa kuasa Tuhan sanggup mematahkan semua kekuatan itu.
Setelah dengan jujur ia mengakui semua yang diperbuatnya, dan berdoa memohon ampun kepada Allah, saya berdoa untuk nya agar Tuhan memberikan pembebasan untuknya.
Tiba-tiba orang itu mengamuk, roh jahat yang berada dalm dirinya tak ingin keluar dan melepaskannya.
Saya berdoa, dan pikiran saya seperti memberitahukan bahwa ada banyak roh jahat yang menguasainya. Saya berdoa mengusirnya, dan menyebutkan nama-nama yang terlintas dalam pikiran saya. Dengan jeritan keras, dan keterpaksaan akhirnya roh jahat itu keluar dari diri orang itu. Malam itu orang itu dapat ditenangkan.
Keesokan harinya, pagi-pagi saat doa pagi, orang itu kembali bermanifestasi, mengamuk dengan gerakan-gerakan yang menyeramkan.
Bahkan dalam keadaan dirasuk orang itu menuduh saya melakukan dosa yang sama. Saya tahu, itu adalah tipuan iblis. Dengan berwibawa saya berkata, darah Yesus telah menyucikan dosaku, dan engkau iblis tidak berkuasa atas aku, dan juga atas orang itu.
Orang itu masih menatapku sebentar, dan kemudian rebah, lemas, seiring dengan terbebasnya ia dari kuasa iblis.
Mempelajari fakta-fakta dalam Alkitab dapat dilakukan semua orang, namun membawa pesan Alkitab itu untuk kemudian menghidupinya dalam hati adalah persoalan yang berbeda.
Hanya karena anugerah Tuhan manusia dapat membawa pengetahuannya tentang firman Tuhan untuk menjadi bagian dalam kehidupannya. Usaha untuk melakukan hal tersebut merupakan bukti bahwa kita senantiasa mewaspadai ancaman Iblis.
Pengalaman Kelima
Keinginan untuk mengalami kesembuhan sering kali dijadikan alasan seorang pendosa untuk bertobat, padahal pertobatan bukan lahir dari keinginan manusia tetapi karena anugerah Allah.
Pelayanan kesembuhan ilahi adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan, namun pelayanan itu berlaku untuk semua orang yang berharap mengalami kesembuhan, dan tidak selalu membawa orang pada Kristus
Pelayanan kesembuhan ilahi itu perlu namun bukan yang utama, karena kesembuhan bersifat general revelation, sedangkan pemberitaan Injil adalah anugerah khusus Allah, tidak untuk semua orang.
Dalam pelayanan kesembuhan ilahi yang bersifat umum ini, kita tidak boleh terpancing untuk hanya mengarahkan diri pada pelayanan kesembuhan, tanpa membawanya kepada keselamatan Tuhan.
Kejadian tersebut pernah terjadi dalam pelayanan saya, seorang Tua memohon didoakan untuk mendapatkan kesembuhan, awalnya orang tersebut menyembunyikan zimat-zimat yang dimilikinya.
Entah bagaimana saya begitu yakin bahwa orang itu memiliki banyak zimat. Saya katakan kepada orang itu, saya tidak akan berdoa untuk kesembuhan bapak, jika bapak tidak bertobat.
Orang itu mengakui dosa-dosanya dan menyerahkan zimat-zimatnya. Pada waktu saya doakan orang itu kemudian mengelami kesembuhan. Tapi, saya tidak pernah mendengar orang yamg disembuhkan Tuhan itu melayani tuhan.
Meski penderita mengungkapkan keinginannya untuk bertobat jika disembuhkan, seorang pelayan Tuhan juga tidak boleh mudah terjebak, pelayanan untuk membawanya pada Kristus harus menjadi utama, meski kita tetap boleh berdoa untuk kesembuhan yang dimohonkannya.
Setan-setan pun takut pada kami
Tunduklah pada Allah dan Lawanlah Iblis maka ia akan lari
Alkitab menyaksikan bahwa ketika murid-murid di utus oleh Tuhan Yesus, mereka melayani banyak orang yang kerasukan setan, dan setan-setan pun takut pada mereka, murid-murid mengusir banyak setang yang menguasai orang yang mereka layani.
Pengalaman pengusiran setan dari orang yang dirasuk setan atau roh jahat adalah pengalaman biasa, bukan pengalaman luar biasa, karena pengalaman itu terjadi dalam pelayanan orang percaya, dulu, sekarang dan sampai Tuhan Yesus datang kembali.
Pengalaman pelayanan ini akan memperlihatkan dengan jelas, betapa iblis dan setan-setan takut pada orang percaya, karena kuasa Allah yang hidup dalam diri orang percaya, ini terjadi hanya pada orang yang melayani, dan hidup bagi Allah, hidup mempermuliakan Allah.
Tetaplah waspada
Iblis sudah kalah, akhir dari nasibnya akan di buang ke-api yang menyala-nyala, tempat penghukuman kekal yang diganjarkan Allah untuk pemberontakkannya.
Namun, saat ini penghakiman yang sempurna terhadap Iblis belum dijatuhkan oleh Allah, demikian juga penghakiman Allah yang sempurna pun belum dijatuhkan Allah terhadap manusia berdosa.
Bedanya, Iblis memiliki kepastian penghukuman Allah, sebaliknya manusia menerima anugerah Allah memiliki kepastian akan diselamatkan oleh Allah.
Keberadaan iblis ini sama dengan seorang yang terpidana mati, namun belum dieksekusi mati Seperti terpidana Bom Bali, yang belum dieksekusi, masih berbahaya, bahkan masih bisa mengancam untuk melakuakan pemboman.
Jika narapidana bom Bali berada dibawah pengawasan aparat kepolisian, iblis berada dibawah pengendalian Allah. Jika narapidana Bom Bali terpenjara dalam jeruji besi, iblis tida terpenjara pada ruang dan waktu, iblis dapat bergerak bebas, namun ia tak dapat berbuat semaunya, karena iblis sudah dikalahkan oleh Yesus Kristus dan menjadi tawanan. Baru pada penghukuman kekal iblis tidak lagi berbahaya bagi manusia, seperti terpidana mati yang telah dieksekusi.
Kewaspadaan terhadap tipu muslihat iblis hanya bisa dilakukan dengan bersandar pada Allah. Tanpa bersandar pada Allah dan firmanNya manusia tak dapat mengalahkan tipu daya iblis.
Itulah sebabnya kelahiran kembali sebagai anugerah Allah yang tak terbatas itu harus diisi oleh orang percaya dengan pengetahuan akan firman Tuhan.
Pengetahuan firman Tuhan yang semakin mendalam inilah yang akan membawa orang Kristen memiliki kemampuan untuk membedakan roh.
Pentingnya pertambahan pengetahuan akan Allah ini akan tak berdampak maksimal jika tidak disertai dengan kelahiran kembali. Pengetahuan akan firman hanya mungkin berada dalam tataran ientektual, tanpa mendorong manusia untuk mengabdikan dirinya pada Tuhan.
Kondisi ini membuat orang yang memiliki pengetahuan akan firman Tuhan tak mampu berwaspada terhadap tipu daya Iblis, karena sesungguhnya ia masih berada dalam kekuasaan kegelapan. Gambaran ini sangat jelas diuraikan dalam perumpamaan tentang benih yang ditabur.
Tetap setia belajar firman Tuhan.
Kekalahan Iblis akan terlihat jelas ketika orang percaya sungguh-sungguh melawan iblis dan roh-roh jahatnya dengan iman. Pelayanan pembebasan terhadap orang yang dikuasai kuasa kegelapan membuktikan, bahwa Iblis tak mampu bertahan berhadapan dengan orang yang percaya kepada Yesus Kristus.
Pengalaman pertama demonstrasi kuasa Allah oleh kedaulatan Allah yang memakai orang percaya untuk membebaskan orang yang terikat dengan kuasa kegalapan akan membawa orang percaya menyadari bahwa orang-orang yang dikuasai, dirasuk Iblis sesungguhnya adalah orang yang terpedaya oleh Iblis.
Pengalaman dramatis mengenai demonstrasi kuasa Allah yang membebaskan seorang yang terikat dengan kuasa kegelapan, memberikan kesadaran bahwa itu adalah fakta akan adanya orang yang terpedaya oleh iblis membawa saya pada pelayanan-pelayanan lainnya.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2021/01/5-pengalaman-pengusiran-kuasa-kegelapan.html