Tetaplah Mengucap Syukur
Tetap mengucap syukur pada masa pandemi covid-19 memang tidak mudah. Tapi, tanpa tetap mengucap syukur melewati masa sulit covid-19, kita akan kehilangan kontrol atas diri kita, dan juga dalam menjaga jarak fisik.
Merebaknya cluster cluster baru penyebaran virus corona
tampaknya mengindikasikan kurangnya penguasaan kita untuk menjaga diri agar
tidak terpapar virus corona, dan juga ketidak mampuan kita untuk tetap waspada
untuk tidak menjadi media penyebaran virus corona. Karena itu, tetaplah
mengucap syukur. Video youtube dalam lampiran ini berb icara tentang hal
mengucap syukur senantiasa.
orang-orang Kristen
di Tesalonika bersyukur kepada Allah untuk surat Paulus yang pertama. Tapi,
surat itu tidak segera memecahkan persoalan mereka . Faktanya, penganiayaan
bertambah buruk. Beberapa orang percaya di Tesalonika berpikir bahwa mereka
hidup dalam penganiayaan. Kemudian sebuah surat tiba yang yang mengklaim
berasal dari Paulus, yang menjelaskan hari Tuhan sudah tiba. Jemaat bingung dan
takut dengan kemungkinan kedatangan Tuhan,
Beberapa orang
percaya menyimpulkan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat, memutuskan mereka
harus berhenti bekerja dan menanti kedatangan Tuhan. Ini berarti anggota jemaat
yang lain mesti bekerja keras untuk memelihara mereka yang tidak bekerja dan
hanya menantikan kedatangan Tuhan.
Setan senantiasa
menipu orang percaya (I petrus 5:7-8) serahkanlah segala kekuatiranmu
kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya.
Mengucap Syukur dalam segala hal
Untuk merespon
pergumulan jemaat di Tesalonika Paulus kemudian menulis surat Tesalonika yang
kedua. Paulus memberikan tiga hal
penting untuk mendorong jemaat Tesalonika Tetap tekun dalam penderitaan, salh
satunya adalah mengucap syukur dalam segala sesuatu.
Setelah memberi
salam kepada Jemaat di Tesonika, Paulus memberikan pujian kepada Tuhan untuk
apa yang Tuhan telah selesaikan dalam hidupnya. Paulus mempraktekkan apa yang
menjadi doronganya kepada jemaat di Tesalonika, I Tes 5: 18, Mengucap syukurlah
dalam segala hal…) Paulus mengulangi ucapan syukur itu dalam dua suratnya , I
Tesalonika 1:2, 2;13 3:9;22
Tesonika 1:3; 2;3.
Salah satu alat
setan untuk mengalahkan orang Kristen adalah penderitaan, kasus Ayub
menunjukkan ,Setan bisa menempatkan orang percaya pada kondisi yang sulit.
Satu senjata yang
menakutkan setan adalah pujian. Ayub dalam penderitaan memuji Tuhan.
Bersabarlah dalam penderitaan dan ucaplah syukur kepada Allah.
Orang-orang di
Tesonika memang tidak merasa rohani ketika sedang berada dalm penderitaan,
tetapi Paulus, mengungkapkan Allah sedang bekerja diantara jemaat Tesalonika.
Kita kerap buruk dalam menilai kerohanian kita. Tapi, orang lain dapat melihat
peningkatan kerohanian kita. Dorongan Paulus untuk jemaat Tesalonika mengucap
syukur kepada Allah sesunggguhnya telah memberkati jemaat Tesalonika.
Mengapa kita mengucap syukur kepada Allah dalam penderitaan?
1. Penderitaan membuat
orang Kristen mengalami pertumbuhan iman.
Iman Jemaat Tesalonika sedang bertumbuh, Iman yang
tidak mengalami ujian, adalah iman yang tidak dapat dipercaya. Dengan cara itu
Allah membuktikan apakah iman kita murni atau tidak. Iman ibarat otot yang
perlu dilatih untuk bertumbuh lebih kuat.Penderitaan dan penganiayaan adalah
cara Allah untuk menguatkan iman kita.
Kehidupan yang mudah dapat memimpin kepada iman yang
dangkal. Ibrani 11 melaporkan semua orang beriman menghadapi banyak tantangan
agar iman mereka dapat bertumbuh. Paulus berdoa agar iman Jemaat
Tesalonika menjadi sempurna (ITesalonika
3:10).
2. Penderitaan Membuat
orang Percaya Melimpah dengan Kasih
Penderitaan dapat membuat kita cinta diri. Namun,
dengan anugerah dan iman penderitaan dapat menghasilkan kasih.Iman yang bekerja
oleh kasih. Ketika orang percaya menderita, orang percaya bergantung pada
Allah, dan kasih mereka menjangkau saudara-saudara mereka. Kasihilah satu
dengan yang lain, penderitaan tidak membatasi kita membagikan kasih.
3. Tekun Dalam Tuhan
Kita bisa menjadi sabar dengan penderitaan.
Penderitaan akan mengahasilkan kesabaran dan kematangan hidup. Jika kita tidak
tekun dalam penderitaan yang diijinkan Tuhan, kita akan menolak kesabaran dan
kematangan hidup Kristen.
4. Kesaksian bagi
orang percaya lain
Penderitaan bukan hanya menolong kita bertumbuh dalam
Tuhan, tetapi juga menolong saudara lain. Allah mendorong kita agar kita
mendorong orang percaya lainnya untuk bertumbuh menjadi seperti Kristus.
Kita mengungkapkan iman kita dalam Allah melalui
kesetian kita . Orang-orang percaya di Tesalonika setia kepada Tuhan dan setia
satu dengan yang lain.
Penderitaan akan memurnikan kehidupan kita. Iman, Pengharapan dan kasih merupakan karakteristis orang percaya dari awal (ITesalonika 1:3, Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu, dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan Kita yesus Kristus dihadapan Allah Bapa kita.
Paulus mengatakan, Sehingga dalam jemaat -jemaat Allah
kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan iman mu dalam segala
penganiayaan dan penindasan yang kamu derita.Dalam surat ini Paulus ingin
mendorong jemaat di Tesalonika untuk tetap memiliki pengharapan kepada Tuhan
pada masa penderitaan.
Demikian juga kita yang saat ini sedang menghadapi
pandemi Covid-19, bersyukurlah kepada Allah, karena Tuhan tetap berdaulat,
Tuhan akan mebuat kita bertumbuh dalam Tuhan, dewasa rohani, melimpah dengan
kasih, tekun dalam Tuhan, dan menjadi Kesaksian kepada semua orang.
Dr. Binsar A. Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2022/03/tetaplah-mengucap-syukur.html