Thursday, March 17, 2022

Tetaplah Mengucap Syukur

  



Tetaplah Mengucap Syukur

 

Tetap mengucap syukur pada masa pandemi covid-19 memang tidak mudah. Tapi, tanpa tetap mengucap syukur melewati masa sulit covid-19, kita akan kehilangan kontrol atas diri kita, dan juga dalam menjaga jarak fisik. 

Merebaknya cluster cluster baru penyebaran virus corona tampaknya mengindikasikan kurangnya penguasaan kita untuk menjaga diri agar tidak terpapar virus corona, dan juga ketidak mampuan kita untuk tetap waspada untuk tidak menjadi media penyebaran virus corona. Karena itu, tetaplah mengucap syukur. Video youtube dalam lampiran ini berb icara tentang hal mengucap syukur senantiasa.

 

 

orang-orang Kristen di Tesalonika bersyukur kepada Allah untuk surat Paulus yang pertama. Tapi, surat itu tidak segera memecahkan persoalan mereka . Faktanya, penganiayaan bertambah buruk. Beberapa orang percaya di Tesalonika berpikir bahwa mereka hidup dalam penganiayaan. Kemudian sebuah surat tiba yang yang mengklaim berasal dari Paulus, yang menjelaskan hari Tuhan sudah tiba. Jemaat bingung dan takut dengan kemungkinan kedatangan Tuhan,

 

Beberapa orang percaya menyimpulkan bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat, memutuskan mereka harus berhenti bekerja dan menanti kedatangan Tuhan. Ini berarti anggota jemaat yang lain mesti bekerja keras untuk memelihara mereka yang tidak bekerja dan hanya menantikan kedatangan Tuhan.

 

Setan senantiasa menipu orang percaya (I petrus 5:7-8) serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

 

Mengucap Syukur dalam segala hal

 

Untuk merespon pergumulan jemaat di Tesalonika Paulus kemudian menulis surat Tesalonika yang kedua.  Paulus memberikan tiga hal penting untuk mendorong jemaat Tesalonika Tetap tekun dalam penderitaan, salh satunya adalah mengucap syukur dalam segala sesuatu.

 

Setelah memberi salam kepada Jemaat di Tesonika, Paulus memberikan pujian kepada Tuhan untuk apa yang Tuhan telah selesaikan dalam hidupnya. Paulus mempraktekkan apa yang menjadi doronganya kepada jemaat di Tesalonika, I Tes 5: 18, Mengucap syukurlah dalam segala hal…) Paulus mengulangi ucapan syukur itu dalam dua suratnya , I Tesalonika 1:2, 2;13 3:9;22 Tesonika 1:3; 2;3.

 

Salah satu alat setan untuk mengalahkan orang Kristen adalah penderitaan, kasus Ayub menunjukkan ,Setan bisa menempatkan orang percaya pada kondisi yang sulit.

 

Satu senjata yang menakutkan setan adalah pujian. Ayub dalam penderitaan memuji Tuhan. Bersabarlah dalam penderitaan dan ucaplah syukur kepada Allah.

 

Orang-orang di Tesonika memang tidak merasa rohani ketika sedang berada dalm penderitaan, tetapi Paulus, mengungkapkan Allah sedang bekerja diantara jemaat Tesalonika. Kita kerap buruk dalam menilai kerohanian kita. Tapi, orang lain dapat melihat peningkatan kerohanian kita. Dorongan Paulus untuk jemaat Tesalonika mengucap syukur kepada Allah sesunggguhnya telah memberkati jemaat Tesalonika.

 

Mengapa kita mengucap syukur kepada Allah dalam penderitaan?

 

1. Penderitaan membuat orang Kristen mengalami pertumbuhan iman.

Iman Jemaat Tesalonika sedang bertumbuh, Iman yang tidak mengalami ujian, adalah iman yang tidak dapat dipercaya. Dengan cara itu Allah membuktikan apakah iman kita murni atau tidak. Iman ibarat otot yang perlu dilatih untuk bertumbuh lebih kuat.Penderitaan dan penganiayaan adalah cara Allah untuk menguatkan iman kita.

 

Kehidupan yang mudah dapat memimpin kepada iman yang dangkal. Ibrani 11 melaporkan semua orang beriman menghadapi banyak tantangan agar iman mereka dapat bertumbuh. Paulus berdoa agar iman Jemaat Tesalonika  menjadi sempurna (ITesalonika 3:10).

 

2. Penderitaan Membuat orang Percaya Melimpah dengan Kasih

 

Penderitaan dapat membuat kita cinta diri. Namun, dengan anugerah dan iman penderitaan dapat menghasilkan kasih.Iman yang bekerja oleh kasih. Ketika orang percaya menderita, orang percaya bergantung pada Allah, dan kasih mereka menjangkau saudara-saudara mereka. Kasihilah satu dengan yang lain, penderitaan tidak membatasi kita membagikan kasih.

 

3. Tekun Dalam Tuhan

 

Kita bisa menjadi sabar dengan penderitaan. Penderitaan akan mengahasilkan kesabaran dan kematangan hidup. Jika kita tidak tekun dalam penderitaan yang diijinkan Tuhan, kita akan menolak kesabaran dan kematangan hidup Kristen.

 

4. Kesaksian bagi orang percaya lain

 

Penderitaan bukan hanya menolong kita bertumbuh dalam Tuhan, tetapi juga menolong saudara lain. Allah mendorong kita agar kita mendorong orang percaya lainnya untuk bertumbuh menjadi seperti Kristus.

 

Kita mengungkapkan iman kita dalam Allah melalui kesetian kita . Orang-orang percaya di Tesalonika setia kepada Tuhan dan setia satu dengan yang lain.

 

Penderitaan akan memurnikan kehidupan kita. Iman, Pengharapan dan kasih merupakan karakteristis orang percaya dari awal (ITesalonika 1:3, Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu, dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan Kita yesus Kristus dihadapan Allah Bapa kita.

 

Paulus mengatakan, Sehingga dalam jemaat -jemaat Allah kami sendiri bermegah tentang kamu karena ketabahanmu dan iman mu dalam segala penganiayaan dan penindasan yang kamu derita.Dalam surat ini Paulus ingin mendorong jemaat di Tesalonika untuk tetap memiliki pengharapan kepada Tuhan pada masa penderitaan.

 

Demikian juga kita yang saat ini sedang menghadapi pandemi Covid-19, bersyukurlah kepada Allah, karena Tuhan tetap berdaulat, Tuhan akan mebuat kita bertumbuh dalam Tuhan, dewasa rohani, melimpah dengan kasih, tekun dalam Tuhan, dan menjadi Kesaksian kepada semua orang.

 

 

Dr. Binsar A. Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2022/03/tetaplah-mengucap-syukur.html


Sunday, March 13, 2022

Ut Omnes Unum Sint




Ut Omnes Unum Sint 
Supaya mereka semua menjadi satu


 Supaya mereka semua menjadi satu adalah perintah Yesus kepada semua murid-muridNya.

Umat Kristen telah disatukan oleh Kristus dalam kematian Kristus. Dalam kematian Kristus semua orang dibenarkan, di dalam Kristus semua manusia tidak ada perbedaan.

Itualah sebabnya kita  senantiasa perlu berjuan memelihara kesatuan yang telah dianugerahkan Tuhan itu. Yesus yang satu itu mati untuk semua, dan semua kita yang berada dalam kristus perlu bergandengan tangan memuliakan yang satu, yaitu Yesus Kristus.

Persatuan umat Kristen perlu diwujudkan pada dasar yang benar, yaitu oleh karena Kristus yang menyatukan, maka seluruh umat Kristen, umat manusia perlu merawat persatuan sebagai sesama ciptaan Tuhan, dan sebagai anggota tubuh yang satu, yaitu tubuh Kristus.

Pada kenyataannya, umat Kristen menjadi satu bukan melulu karena karya  Roh Kudus, tetapi karena kekerasan, atau penyerangan bertubi-tubi yang diarahkan pada gereja. Apabila itu yang menjadi dasar mengapa umat Kristen menjadi satu, maka itu adalah kesatuan yang semu.

Pada masa gereja mula-mula, orang-orang Kristen enggan menyebar untuk kemudian memberitakan Injil. Berkumpulnya umat Kristen pada satu tempat (Yerusalem) telah mengakibatkan berkat Allah tak menyebar kepada bangsa-bangsa lain. Karena keegoisan umat kristen itulah Tuhan mengijinkan penganiayaan terjadi pada orang –orang Kristen, dengan maksud  agar orang-orang Krisetn menyebar dan memberitakan Injil. 

Ketika umat Kristen berkumpul, bukan berarti mereka menyatu, tidak produktifnya perkumpulan tersebut bisa menjadi pertanda, itu adalah persatuan yang semu. Berdiamnya umat Kristen di Yerusalem adalah persatuan yang semu, yakni berkumpul untuk menghindar dari ancaman dunia yang tak bersahabat.

Pada masa kini, persatuan yang semu diantara orang Kristen terlihat dalam perpindahan anggota gereja (organisasi gereja). Anggota jemaat yang pindah harus rela  menerima pembaptisan ulang. Itu mengindikasikan, cara-cara baptisan yang berbeda lebih utama dibandingkan pada atas nama siapa orang Kristen itu di baptis.

 Disini jelah terlihat meski kita menyatakan bahwa kita adalah satu, pada praktiknya kita tidak disatukan diatas nama kepala gereja, yaitu Yesus Kristus. Sebaliknya, denominasi gereja yang beragam itu  masih lebih mengutamakan institusi gereja (denominasi) dibandingkan Sang Kepala gereja. 

Kiranya kita dapat Kembali pada realitas kesatuan gereja yang sesuangguhnya, yaitu sebagai anggota tubuh kristus. Persatuan gereja ini dapat menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat dunia yang satu, yakni satu sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa.


https://www.binsarhutabarat.com/2022/03/ut-omnes-unum-sint.html



Saturday, March 12, 2022

Asosiasi Program Studi Teologi

 


Asosiasi Program Studi Teologi 

Pertemuan persiapan pembentukan Asosiasi Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen telah berlangsung selama tiga kali, dalam satu bulan terakhir ini, demikian ungkap Dr. Binsar Antoni Hutabarat.

Pada  pertemuan pertama dilakukan diskusi tentang kebutuhan pendirian asosiasi program studi dengan mengundang Dr. Daniel Nuhamara, asesor senior pendidikan tinggi keagamaan Kristen.

Pada pertemuan kedua yang dihadiri perwakilan dosen dari berbagai pendidikan tinggi teologi Sabtu 5 Maret 2022  disepakati perlunya pembentukan pengurus Asosiasi Program Studi.

Pembentukan asosiasi program studi teologi dan pendidikan agama Kristen itu secara khusus merespons terbitnya, Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama tentang Penetapan Kurikulum Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Tanggal 6 April 2021. 

Mengingat penetapan mata kuliah wajib yang mencirikan sebuah program studi perlu ditetapkan oleh asosiasi program studi sejenis, maka pembentukan asosiasi program studi sangat dibutuhkan.

 Asosiasi akan segera Menyusun Penetapan Capaian Pembelajaran Jenjang Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3) yang sangat dibutuhkan dalam penilaian terkait kurikulum mengacu Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesi pada akreditasi program studi.

Sabtu, 12 Maret 2022 telah dilakukan pemilihan pengurus asosiasi Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen sebagai pendiri asosiasi program studi untuk mendapatkan kegalitasnya. 

Ketua pendiri Dr.. Binsar Antoni Hutabarat juga mengungkapkan bahwa panitia pendiri juga telah membuka pendaftaran baik secara individu atau institusi untuk menjadi anggota asosiasi Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang ditetapkan kelahirannya pada 2 Mei mendatang.

Pelantikan pengurus Asosiasi Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen rencananya digelar bersamaan dengan Konferensi Asosiasi Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen yang rencananya berlangsung pada bulan Agustus, sebagai ungkapan harapan terwujudnya Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar pada Program Studi Teologi dan Pendidikan Agama Kristen.


Sumber: B.A. Hutabarat


https://www.binsarhutabarat.com/2022/03/asosiasi-program-studi-teologi.html


Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...