Iman, Pengharapan, dan Kasih
Danau Toba.Dokumen pribadi |
Tak ada gereja yang sempurna, sendainya pun anda menemui gereja yang sempurna, janganlah bergabung dengan gereja yang sempurna itu, karena akan membuat gereja itu tidak sempurna dengan kehadiran anda.
Ungkapan itu tidak membuktikan tentang adanya gereja yang sempurna, sebaliknya mengokohkan bahwa sesungguhnya tak ada gereja yang sempurna. Karena Gereja adalah umat pilihan Allah yang terus belajar dan bertumbuh menjadi seperti Kristus.
Dalam Perjanjian baru memang ada kelompok umat Allah, gereja lokal yang bertumbuh menjadi seperti Kristus dengan mengikuti ajaran Firman Tuhan yang disampaikan para Rasul. Salah satunya adalah pertumbuhan rohani jemaat di Tesalonika.
Jemaat di Tesalonika, adalah salah satu gereja lokal yang membuat Rasul Paulus bersyukur kepada Tuhan karena melihat pertumbuhan kehidupan rohani jemaat itu yang merespon pemberitaan Firman Tuhan yang disampaikannya,
Paulus bersyukur atas anugerah Tuhan yang berkarya di dalam Jemaat Tesalonika. Kehidupan Jemaat Tesalonika yang mengalami perubahan hidup ketika menerima pemberitaan Firman Tuhan melalui Paulus adalah karya pemilihan Allah atas Jemaat di Tesalonika.
Kehidupan rohani yang ditampilkan dalam kehidupan jemaat Tesalonika itu semata-mata adalah karena anugerah Allah “Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab, Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai” (2 Tesalonika 2:13).
Paulus mengetahui bahwa kasih Allah telah memilih jemaat di Tesalonika yang terbukti melalui kehidupan jemaat Tesalonika yang mengalami perubahan hidup, utamanya nyata dalam Iman, Pengharapan dan Kasih yang tampak dalam kehidupan Jemaat.
Mereka yang dipilih Allah mengalami perubahan hidup. Meski itu tidak berarti orang pilihan Allah itu telah sempurna, tetapi mereka memiliki kehidupan baru yang tak dapat disembunyikan.
Iman, Pengharapan dan Kasih adalah bukti kebajikan utama Kristen yang menjadi bukti keselamatan. Meski itu bukan dasar untuk menyombongkan diri, sebaliknya adalah dasar untuk mengucap syukur kepada Allah.
Iman.
Sejatinya iman itu harus memimpin pada pekerjaan, Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2: 14-26). Kita tidak diselamatkan oleh iman dan perbuatan. Tapi oleh iman kepada Yesus Kristus yang menghasilkan perbuatan. Tanpa perbuatan, iman bukanlah iman. Yakobus menyebutnya iman yang mati. Orang-orang di Galatia hanya menyembah Allah yang telah memilih mereka untuk diselamatkan.
Kasih.
Kasih adalah bukti keselamatan. “Dan Pengharapan tidak mengecewakan, karena Kasih Allah telah ducurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita” (Roma 5:5). Dan umat Kristen diajar oleh Allah untuk mengasihi satu dengan yang lain.
“Tentang Kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah” ( I Tesalonika 4: 9). Umat Kristen melayani Allah karena mengasihi Allah, dan itu adalah pekerjaan kasih. Yohanes 4:5 menjelaskan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
Pengharapan
Bukti yang ketiga adalah “Pengharapan”, yaitu pengharapan menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali. “Dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari Murkanya yang akan datang” (I Tesalonika 1:10).
Kedatangan Yesus yang kedua kali adalah tema utama dalam kitab satu dan dua Teslonika. Kedatangan Yesus yang kedua kali adalah pengharapan bagi orang percaya untuk hidup selama-lamanya di surga kekal.
Kebaijkan utama Kristen, Iman, Pengharapan dan Kasih adalah batu ujian untuk umat Kristen yang mengklaim diri sebagai orang pilihan Allah. Kualitas-kualitas rohani itu merupakan pemberian Allah. Jika kualitas-kualitas rohani itu ada pada orang percaya, maka kita perlu bersikap seperti Paulus, bersyukur atas anugerah pemilihan Allah itu.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/iman-pengharapan-dan-kasih.html