Thursday, February 2, 2023

Soal Kualitas Penelitian PAK

 

Danau Toba, dok,pribadi.

Sebagai seorang tamatan doktor Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, yang juga menyandang dua gelar magister bidang teologi, saya heran melihat perkembangan Penelitian pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen, secara khusus Program studi Pendidikan agama Kristen.

Salah satu contoh judul Tesis yang diajukan seorang dosen pembimbing setelah pembimbingan seperti berikut: " Konsep silih asih, silih asah, silih asuh dalam palsafah Sunda Markus 12:31 sebagai perwujudan toleransi beragama di Indonesia."

Penelitian adalah pengembangan teori atau pengujian teori.  Pengembangan teori atau pembangunan teori adalah ranah Penelitian kualitatif.  Sebaliknya pengujian teori adalah ranah Penelitian kuantitatif. Penelitian R & D bisa menggunakan mix methode, tapi yang dimaksud bukan penggabungan paradigma kualitatif dan kuantitatif. Mix methode atau Penelitian campuran adalah penggunaan metode kualitatif untuk mengembangkan teori, sebagaimana tujuan Kajian teori, kemudian metode kuantitatif untuk menguji teori.

Lucunya, dalam beberapa Penelitian di Program studi PAK untuk memberikan pencirian PAK, atau landasan teologi mereka umumnya menggunakan eksegese. Malangnya banyak karya Penelitian itu tidak mampu membedakan survei kondisi dengan Penelitian survey. Sehingga eksegese digunakan untuk membangun definisi konseptual sebuah variabel Penelitian, itulah yang terjadi pada Tesis yang menggunakan metode Penelitian Kuantitatif.

Lebih memprihatinkan lagi, eksegese disamakan dengan Penelitian kualitatif, itulah sebabnya hasil eksegese dianggap sebagai hasil bangunan teori, bisa dibayangkan bagaimana hasil eksegese seorang lulusan PAK yang minim ilmu Biblikanya, tida-tiba menghasilkan temuan baru dari hanya hasil eksegese satu dua ayat Alkitab.

Rupanya banyak dosen di Pendidikan Teologi Agama Kristen tidak bisa membedakan paradigma Penelitian kualitatif, dan data kualitatif. Paradigma kualitatif adalah induktif, sedang data kualitatif adalah kata-kata. Itulah sebabnya “ konsep silih asih,silih asah,silih asuh dalam falsafah Sunda di baca lewat eksegese Markus 12:31. Kita bisa membayangkan kedalaman dan keluasan eksegese seperti itu. Baca saja hasilnya, kualifikasinya untuk level Sarjana mungkin juga tidak sampai.

Bagaimana memberikan landasan teori dari sebuah eksegese? Mestinya yang menjadi landasannya adalah bidang kajian, misalnya Biblika atau Bidang etika kebudayaan.

Kementerian Agama perlu mengkaji ulang sosialisasi Penelitian pada Pendidikan tinggi teologi. Karena ada yang mengakui bahwa metode itu diusulkan Dirjen Bimas Kristen, Kementerian Agama RI.

Lebih lucu lagi, mahasiswa yang tak pernah belajar statistik ramai-ramai belajar SPSS, karena mereka pikir Penelitian adalah bisa menggunakan aplikasi SPSS, itulah sebabnya banyak Penelitian kuantitatif pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen tidak memenuhi standar Penelitian yang baik.

Mau tahu buktinya? Silahkan telusuri Tesis atau Disertasi Program Studi Pendidikan Agama Kristen pada Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen.


https://www.binsarhutabarat.com/2023/02/blog-post.html

Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik

  Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...