Wednesday, September 18, 2024
Pluralisme agama
Memahami pluralisme agama secara baru
Pluralisme agama menurut saya lebih baik dipahami sebagai pengakuan bahwa agama-agama itu pada realitasnya berbeda, tetapi sama-sama mengakui adanya Tuhan yang satu, untuk Indonesia istilah Pluralisme agama itu dinyatakan dalam pernyataan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Agama-agama yang berbeda itu berjalan bersama di atas dasar niai-nilai agama yang eksklusif dan inklusif, dan terus memperkaya diri dalam perjumpaan-perjumpaan yang saling memperkaya diri dengan berpegang pada nilai-nilai inklusif agama, dan secara bersamaan menguatkan nilai-nilai eksklusif agama yang berbeda itu.
Perjumpaan agama-agama yang jujur menurut saya adalah keterbukaan akan adanya nilai-nilai eksklusif agama, dan secara bersamaan juga dapat bergaul dengan jujur dengan agama-agama yang berbeda karena semua agama-agama itu pada realitasnya memang memiliki nilai-nilai inklusif.
Nilai-nilai eksklusif agama perlu diakui dengan jujur, karena itu adalah perjumpaan khusus individu atau komunitas agama tertentu dengan Tuhan. Namun perlu diakui bahwa nilai-nilai itu absolut untuk diri individu atau komunitas agama itu , dan tidak perlu dipaksakan kepada yang lain.
Nilai-nilai agama itu absolut relative, absolut karena merupakan pengalaman nyata perjumpaan individu ata komunitas agama itu, tapi tak dapat digeneralisasi apalagi dipaksakan untuk semua. Pengalaman subyektif hanya benar untuk mereka yang mengalaminya, namun agama yang berbeda tidak perlu menjadi hakim mana agama yang benar dan mana yang salah.
Biarlah Yang Maha Kuasa itu yang akan menghakimi mana agama yang benar, bukan manusia yang terbatas. Cerita Natan yang bijaksana mungkin perlu diangkat kembali untuk memperkaya perjumpaan agama-agama pada saat ini.
Menurut saya pemahaman terkait pluralism agama menjadi penting untuk menghadirkan perjumpaan agama-agama dalam menghadirkan nilai-nilai bersama yang menjadi pijakan bersama agama-agama yang berbeda itu untuk bergaul dengan saling menghargai sebagai sesama ciptaan Tuhan.
Dr. Binsar Antoni Hutabarat
https://www.binsarinstitute.id/2024/09/pluralisme-agama.html
NATIONAL QUALIFICATIONS FRAMEWORK
SINOPSIS DISERTASI POLICY EVALUATION INDONESIAN NATIONAL QUALIFICATIONS FRAMEWORK FIELD HIGHER EDUCATION EVALUASI KEBIJAKAN KERANGKA KUALIF...
-
Indiferentisme vs Non-Indiferentisme Hari ini saya akan menjawab tuduhan Patris Allegro yang diterbitkan pada t...
-
Penistaan Agama, Belajar dari Kasus Roni Simamora Medsos bisa menampilkan siapa saja jadi pakar, secara khusus Pakar penciptaan ke...
-
Pilkada Jakarta: Nasionalis Vs Islam Politik Pernyataan Suswono, Janda kaya tolong nikahi pemuda yang nganggur, dan lebih lanjut dikat...